Minggu, 04 Maret 2012

4 Model Alas Kaki yang Dapat Bahayakan Kesehatan Kaki

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: thinkstock)
Jakarta, Bagi seorang wanita, sepatu merupakan salah satu fashion yang penting. Banyak wanita yang memakai sepatu untuk mempercantik diri, tetapi kurang mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan sepatu. Sepatu yang salah dapat menghambat gerak, membuat gemuk, dan dapat membuat cedera.

Para peneliti telah telah melibatkan sejumlah wanita untuk melakukan pengujian pada beberapa jenis sepatu. Kira-kira model sepatu apa saja yang dapat membahayakan kesehatan kaki wanita?

Berikut 4 model sepatu yang dapat membahayakan kesehatan kaki wanita seperti dilansir dari Fitbie, Senin (5/3/2012) antara lain:

1. Sendal jepit

Sendal jepit memang sering dibicarakan sebagai alas kaki yang paling nyaman dan aman, serta menjadi favorit sebagian orang. Namun sebenarnya beberapa model sendal jepit tidak seaman yang telah dibayangkan kebanyakan orang. Berikut alasan mengapa sendal jepit tidak seaman yang dibayangkan:

a. Tali tipis
"Sendal jepit yang hanya didukung tali yang tipis, dapat menyebabkan jari-jari kaki berkumpul dan bekerja ekstra agar sendal jepit tidak terlepas. Tali tipis tersebut tidak dapat menjadi pegangan yang memadai, yang pada gilirannya jari-jari harus bekerja dengan ekstra. Model sendal tersebut juga menyebabkan tubuh bagian atas harus ikut bekerja untuk mendukung saat berjalan. Sehingga dapat melemahnya otot-otot dari waktu ke waktu," kata Katy Bowman, seorang ilmuwan biomekanik.

b. Memperpendek langkah
"Mengenakan sandal jepit dengan model yang kurang baik, dapat memperpendek langkah. Sehingga tidak cenderung membuat lebih cepat lelah," kata Philip J. Vasyli, ahli penyakit kaki.

2. Sepatu dengan hak (heels)

Ada alasan kebanyakan wanita rela melupakan kenyamanan untuk memilih menggunakan stiletto. Mengenakan alas kaki dengan beberapa tambahan inci membuat seseorang terlihat lebih ramping, menonjolkan otot betis, dan bahkan mengangkat bagian pantat.

Tetapi mungkin dapat menybabkan kerusakan permanen jika sering menggunakan sepatu model ini. Sebuah studi tahun 2011 yang dilakukan oleh peneliti Denmark menemukan bahwa, berjalan di tumit sebagai menggunakan heels dapat meningkatkan risiko osteoarthritis sebanyak 6 kali lipat.

Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan, antara lain:

a. Menyebabkan ketegangan pada paha depan
"Jika berada pada daerah yang tidak datar, seperti turunan, maka ntuk mengimbangi posisi tersebut jari-jari akan maju ke depan, menekuk lutut sedikit dan melengkungkan punggung. Akibatnya, paha depan dipaksa untuk bekerja ekstra, sehingga dapat menyebabkan ketegangan dan rentan terhadap cedera. Berjalan dengan lutut sedikit ditekuk juga memberi tekanan 200 persen lebih banyak pada tempurung lutut, dan meningkatkan resiko terkena radang sendi," kata Howard Dananberg, DPM, ahli penyakit kaki di Bedford, NH.

b. Tekanan ekstra pada otot tulang kering
Sepatu dengan hak tinggi (high heels) dapat menempatkan tekanan ekstra pada otot tulang kering, yang mengontrol kaki depan. Sehingga dapat menyebabkan regangan berulang dan dapat menyebabkan rasa sakit.

c. Otot betis lebih pendek
Satu hasil studi dalam Journal of Experimental Biology menemukan bahwa, pemakai sepatu dengan hak biasa memiliki otot betis yang rata-rata 13 persen lebih pendek dibandingkan dengan pemakai sepatu yang tidak memakai hak. Sehingga tidak nyaman bagi mereka untuk berjalan tanpa sepatu hak karena langkah alami cenderung agak jinjit.

3. Sepatu flats

"Sepatu flat juga sering dibicarakan merupakan model yang aman dan sehat untuk kaki. Tetapi kenyataannya adalah bahwa sebuah sepatu flat balet atau kanvas kasual sekalipun dapat menyebabkan masalah pada kaki. Sehingga tidak semua sepatu flats dapat memberikan dukungan yang baik untuk kaki," kata Megan Leahy, DPM, ahli penyakit kaki dan tulang dari Illinois Bone and Joint Institute, Chicago.

Berikut beberapa model sepatu flats yang tidak aman untuk kaki, antara lain:

a. Dukungan internal kurang
"Banyak sepatu flat tidak memiliki dukungan internal. Tanpa dukungan internal yang baik, maka ligamen dan tendon di sepanjang bagian bawah kaki dapat meregang berlebihan. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan plantar fasciitis, yang merupakan kondisi yang terkenal sulit diobati, biasanya disertai dengan rasa terbakar atau nyeri di sepanjang bagian bawah kaki," kata Marlene Reid, DPM, seorang ahli bedah Podiatric di Naperville, IL.

b. Sol kaku
"Model sepatu flat yang kasual banyak bantalan yang nyaman di dalamnya. Sol yang kaku, atau kurang bantalan dapat memicu rasa sakit di tumit atau bola kaki ketika digunakan untuk berjalan, terutama jika memiliki lengkungan kaki yang tinggi," kata Dr Leahy.

4. Rocker

Sepatu rocker tunggal atau sepatu rocker bottom adalah sepatu yang memiliki sol lebih tebal dari normal dengan tumit bulat. Model sepatu seperti ini menyebabkan pemakainya tidak memiliki pijakan datar sepanjang sumbu proksimal bagian luar kaki.

"Sepatu dengan sol "rocker" atau bulat dapat meningkatkan aktivitas otot dan membakar kalori. Namun, sebenarnya model sepatu ini secara medis awalnya direkayasa untuk membantu pasien dengan nyeri pada bola kaki," kata Dr Leahy.

Telapak yang kaku dapat mencegah lengkungan alami yang dapat melenturkan kaki. Akhirnya, hal tersebut dapat meratakan lengkungan. Sehingga menyebabkan kaki kurang menyerap beban, dan lutut akan mengambil tekanan ekstra.


(del/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar