Kamis, 31 Mei 2012

Bersihkan Ingus Sebelum Tidur Bisa Kurangi Ngorok

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: ThinkStock)
Jakarta, Ngorok terjadi karena ada penyumbatan jalan napas, sehingga cara menguranginya adalah dengan menghilangkan sumbatan tersebut. Bagi yang sedang pilek, membiasakan diri buang ingus sebelum tidur akan membuat jalan napas menjadi lancar.

"Kalau pilek itu biasanya akan mendengkur karena tersumbat jalan napasnya. Tapi sifatnya sementara," kata Dr Arie Cahyono, SpTHT dari RS Premier Bintaro dalam media gathering dalam rangka pengenalan layanan baru Sleep Clinic, Rabu (30/5/2012).

Menurut Dr Arie, sumbatan jalan napas saat batuk pilek mudah diatasi dengan obat-obat batuk yang sifatnya melapangkan jalan napas. Selain itu jika ingus atau lendir pernapasannya sedang banyak, maka harus dikeluarkan supaya tidak menyebabkan ngorok.

Ngorok yang terjadi saat pilek biasanya hilang jika ingusnya dikeluarkan, sehingga harus dibiasakan buang ingus saat mau tidur. Dan karena hanya bersifat sementara, ngorok seperti ini tidak berbahaya sebab keluhannya akan hilang setelah pileknya sembuh.

Faktor lain yang bisa menyebabkan ngorok adalah rasa lelah yang berlebihan. Ngorok karena lelah misalnya setelah olahraga juga bersifat temporer atau tidak permanen, sehingga akan hilang begitu rasa lelahnya mereda dan tubuhnya kembali bugar.

Pemilihan bantal yang tepat kadang-kadang bisa membantu mengurangi dengkuran, tetapi pengaruhnya tidak selalu signifikan. Tidak selalu harus memakai bantal khusus yang harganya mahal, yang penting bisa menyangga posisi kepala sedikit lebih tinggi dari badan.

Untuk yang ngoroknya sudah permanen tetapi belum terlalu parah, posisi tidur juga bisa mempengaruhi. Tidur dengan posisi telentang paling rentan memicu dengkuran karena gaya gravitasi akan membuat lidah tertekuk ke bawah menutupi jalan napas.


(up/ir

Pipis Astronot Dijadikan Panduan untuk Deteksi Osteoporosis

Browser anda tidak mendukung iFrame



ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Ketika astronot menjelajah ke ruang angkasa, tulangnya melemah karena menurunnya gaya gavitasi. Untuk mengetahui kondisi kesehatan tulang para astronot, NASA mengembangkan sebuah tes yang menganalisis urin untuk menemukan adanya pengeroposan tulang atau osteoporosis sejak tahap awal.

Teknik ini dikembangkan oleh para ilmuwan di Arizona State University bekerjasama dengan NASA. Caranya adalah dengan melacak kandungan kalsium tulang dalam urin. Tes ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi konsentrasi isotop kalsium yang berbeda dalam urin. Rasio ini menunjukkan perubahan selama terjadinya proses degradasi tulang.

"NASA melakukan penelitian ini karena astronot bekerja di tempat tanpa gravitasi dan menderita pengeroposan tulang. Itu adalah salah satu masalah utama di luar angkasa dan kita perlu menemukan cara yang handal untuk memantau dan mengatasinya," kata ahli gizi NASA, Scott Smith seperti dilansir BBC, Rabu (30/5/2012).

Untuk mengecek kehandalannya, para peneliti meminta 12 orang relawan sehat untuk beristirahat atau bed rest selama 30 hari. Proses ini akan memicu pengeroposan tulang.

Hasilnya, tes urin ini dapat mengidentifikasi tahap awal osteoporosis dalam waktu seminggu setelah mulai terjadinya pengeroposan. Diagnosis ini jauh lebih cepat dibandingkan pemeriksaan konvensional menggunakan dual-energi X-ray absorptiometry (DXA). Saat ini, osteoporosis sulit dideteksi selama bertahun-tahun dan baru diketahui setelah pengeroposan yang terjadi menyebabkan patah tulang.

Meskipun penemuan yang diterbitkan dalam jurnal PNAS ini cukup menggembirakan bagi para astronot dan penderita osteoporosis, para peneliti masih belum puas. Mereka ingin mengembangkan tes ini agar dapat digunakan untuk menganalisis perubahan struktur tulang, tidak hanya mengukur penurunan massa tulang.

Jika berhasil, maka tes ini akan dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit lain yang berhubungan dengan perubahan struktur tulang, misalnya kanker.

"Langkah berikutnya adalah untuk melihat apakah tes ini juga akan berfungsi pada pasien yang mengidap penyakit perubahan tulang sehingga akan membuka pintu untuk aplikasi klinis lainnya," kata peneliti, Prof Ariel Anbar.




(pah/ir

Adakah Pengaruh Penggunaan Tabir Surya Pada Kecerdasan Anak?

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: ThinkStock)
Jakarta, Akhir-akhir ini muncul kekhawatiran tentang penggunaan tabir surya yang mungkin memiliki pengaruh negatif pada perkembangan mental anak-anak, mengingat penelitian sebelumnya yang telah mengaitkan tingkat tinggi vitamin D terhadap penurunan daya pikir orang dewasa.

Karena penelitian sebelumnya telah dinyatakan ada hubungan antara vitamin D tingkat tinggi dengan fungsi kognitif pada orang dewasa. Para peneliti di Inggris kemudian menyelidiki apakah hal tersebut juga berlaku pada anak-anak.

Sumber vitamin D ada dua yaitu, vitamin D3 yang secara alami dibuat dalam tubuh dari paparan sinar matahari dan vitamin D2 yang berasal dari makanan nabati.

Para peneliti menemukan bahwa kadar tinggi vitamin D3 banyak ditemukan pada anak-anak yang dibesarkan oleh keluarga yang serba ada, sedangkan kadar tinggi vitamin D2 lebih banyak ditemukan pada anak-anak dari keluarga yang sederhana.

Para peneliti melakukan pengukuran tingkat vitamin D2 dan D3 terhadap 3000 anak pada usia 9 tahun. Kemudian peneliti melakukan pengujian kognitif ketika anak-anak tersebut berusia antara 13 dan 14 dan lagi pada usia antara 15 dan 16.

Hasil studi menemukan bahwa anak dengan kadar vitamin D3 yang lebih tinggi tidak memiliki prestasi akademik yang baik. Sedangkan anak-anak dengan tingkat vitamin D2 lebih tinggi menunjukkan prestasi akademik yang lebih buruk.

Temuan dari penelitian ini tidak menemukan hubungan antara tingkat vitamin D dan prestasi akademis pada anak. Mungkin manfaat vitamin D pada fungsi kognitif orang dewasa tidak muncul sampai di kemudian hari.

Mungkin juga vitamin ini memiliki dampak yang lebih pada penuaan otak, atau mungkin karena efek kumulatif seumur hidup dari vitamin. Apa pun alasannya, perubahan pedoman kesehatan masyarakat tentang perlindungan terhadap paparan sinar UV telah diusulkan.

Penulis penelitian menyatakan bahwa melindungi anak dari paparan sinar matahari melindungi terhadap kerusakan kulit dan kanker kulit dan tidak mungkin memiliki efek yang merugikan pada kinerja akademik. Penelitian ini dipublikasikan secara online dalam Journal of Epidemiology and Community Health seperti dilansir dari thedoctorwillseeyounow, Rabu (30/5/2012).


(ir/ir

Sakit Dulu Baru Berhenti Merokok

Browser anda tidak mendukung iFrame



ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Bersenang-senang dahulu, bersakit-sakit kemudian. Ungkapan ini terasa pantas buat perokok yang baru sadar berhenti mengebul setelah badannya sakit.

Kebiasaan merokok memang sulit dihentikan, apalagi bagi yang sudah mencandu. Namun pecandu rokok pun bukan mustahil bisa menghentikan kebiasaannya.

Ada banyak kasus di mana pecandu rokok akhirnya bisa benar-benar total menghentikan kebiasaan merokoknya.

Pada banyak kasus, butuh upaya yang besar dan tekad yang bulat untuk membuat orang benar-benar berhenti merokok. Umumnya, orang-orang berhenti merokok setelah mengalami gejala sakit yang mengharuskannya untuk berhenti merokok.

Salah satunya adalah dialami perokok perempuan Ida, karyawati sebuah perusahaan swasta di Banten.

Gadis berusia 26 tahun ini sudah mulai merokok sejak awal-awal kuliah. Dalam sehari dia rata-rata menghabiskan 2-5 batang rokok. Kebiasaan buruknya ini harus berhenti setelah penyakit tubercolusis (TB) yang menyerangnya sekitar setahun yang lalu.

"Gejala awalnya mirip tifus, terus kena demam 3 hari dan batuk-batuk tapi tak sembuh-sembuh. Setelah di-rontgen, ternyata hasilnya positif TB," kata Ida seperti dituturkan kepada detikHealth, Kamis (31/5/2012).

Penyakitnya ini memang bukan diakibatkan karena merokok, tapi karena ditularkan dari adik laki-lakinya yang merupakan perokok berat dan sempat mencandu narkoba. Tapi karena ia perokok, staminanya jadi tidak kuat sehingga jadi gampang tertular. Untuk mengobati penyakitnya ini, Ida harus menjalani pengobatan selama 6 bulan.

"Waktu positif kena TB, aku masih sempet mencoba untuk merokok, tapi malah sakitnya jadi tambah parah. Akhirnya aku jadi benar-benar berhenti demi kesehatanku sendiri. Agar dapat benar-benar berhenti merokok, memang harus disertai niat yang kuat," tuturnya.

Tekadnya ini didukung kuat oleh lingkungan karena menurutnya lingkungan sangat mempengaruhi kebiasaan merokoknya. Bahkan sekarang Ida lebih banyak bergaul dengan komunitas keagamaan karena keyakinannya jelas-jelas melarang tindakan yang dapat 'merusak diri sendiri'.

Hal serupa juga dialami Adit (27 tahun) yang bekerja di perusahaan swasta di Jakarta. Pria yang hobi sepakbola ini sempat kecanduan rokok sejak kuliah. Dalam sehari dia bisa menghabiskan sebungkus rokok. Kebiasaannya ini berhenti setelah mengalami batuk-batuk disertai darah.

"Awalnya aku pikir sinusitis, tapi setelah batuk-batuk kok ternyata ada darahnya. Setelah diperiksakan ke dokter ternyata ada banyak flek di paru-paru," kata Adit.

Mengetahui penyakitnya bisa bertambah serius, Adit yang sebenarnya sudah memiliki keinginan berhenti merokok ini makin membulatkan tekadnya untuk menyudahi kebiasaannya. Saat ini, sudah 6 tahun lamanya ia berhenti merokok.

"Kalau diteruskan merokok, flek di paru-paruku jelas makin bertambah banyak. Sekarang kalau liat orang merokok, aku langsung buru-buru menjauh," pungkasnya.

Dua kasus di atas mungkin hanya contoh ringan dari perokok, contoh beratnya adalah Zainudin (40 tahun) yang kini terpaksa hidup tanpa pita suara sejak tahun 1996. Hanya tersisa lubang kecil di lehernya karena tenggorokannya sudah diangkat setahun setelah didiagnosis menderita kanker pita suara kurang lebih 17 tahun yang lalu akibat kebiasaan merokoknya yang parah.

Kasus parah lainnya adalah Zaeduddin (37 tahun) dan RE Lumbantobing (75 tahun) keduanya adalah survivor, atau mantan penderita kanker esofagus yang telah kehilangan organ-organ di leher termasuk tenggorokan dan pita suara, terkena efek negatif dari kebiasaan merokok.

Keduanya juga lehernya bolong. Ketika keduanya berbicara, bunyi suaranya bukan keluar dari mulut namun bunyi suara dari leher yang ditutupi slayer yang seolah ada speaker di dalamnya. Suaranya juga tidak seperti orang normal pada umumnya, bunyi suara keduanya agak bergetar seperti suara robot atau alien di film-film fiksi ilmiah.



(pah/ir

Indonesia Berhasil Perjuangkan Pemakaian Vaksin Polio Oral

Browser anda tidak mendukung iFrame



(dok: detikFoto)
Jakarta, Sejumlah pihak mengusulkan ke WHO (Badan Kesehatan Dunia) agar vaksin polio digunakan dalam bentuk suntikan bukan oral. Padahal Indonesia adalah salah satu negara pembuat dan pemakai vaksin polio oral terbesar di dunia.

Dalam pertemuan tertinggi negara-negara anggota World Health Organization (WHO) yaitu World Health Assembly (WHA) ke-65 telah usai dilangsungkan di Jenewa, Swiss, Indonesia berhasil memperjuangkan untuk tetap menggunakan vaksin polio secara oral.

"Capaian terbesar adalah dicoretnya IPV (Inactivated Poliovirus Vaccines) sehingga tetap menggunakan yang oral. Itu capaian paling tinggi bagi kita karena efeknya ada yang langsung dan tidak langsung," ujar PLT (Pejabat pelaksana tugas) Menkes RI yang juga Wamenkes Prof Prof Ali Gufron dalam acara temu media di Gedung Kemenkes, Jakarta, Kamis (31/5/2012).

Prof Ali menuturkan dalam sidang pleno diajukan draft resolusi IPV, namun delegasi dari Indonesia berhasil mengantisipasi hal tersebut. Indonesia pun menolak usulan tersebut dan disambut oleh negara berkembang lain termasuk oleh Menkes India. Dengan disahkannya resolusi penggunaan vaksin oral maka sesuai dengan perjuangan nasional.

Saat ini diketahui Indonesia sudah mampu membuat vaksin polio secara oral oleh perusahaan farmasi Biofarma, bahkan vaksin ini sudah diekspor ke 118 negara. Jika resolusi penggunaan IPV disahkan, maka Indonesia tidak lagi bisa mengekspor dan untuk keperluan domestik diperlukan anggaran yang 50 kali lipat lebih besar untuk penggunaan IPV ini.

"Oral tetap pilihan yang baik untuk negara berkembang dan terbukti efektivitasnya, tapi jika menggunakan IPV maka penanganan polio akan jadi lebih sulit," ujar Prof Ali Gufron.

Saat ini vaksin polio dengan cara oral merupakan pilihan yang lebih tepat karena harganya yang terjangkau serta tetap efektif, terbukti dengan tidak adanya laporan mengenai kejadian polio di Indonesia dalam beberapa tahun.

Meski begitu Indonesia tetap berupaya untuk membuat vaksin polio IPV yang saat ini masih diujicobakan. Diharapkan sekitar 4-5 tahun ke depan perusahaan farmasi seperti Biofarma sudah mampu memproduksi IPV dengan harga terhangkau.

Sementara itu Dirjen P2PL (Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan) Prof dr Tjandra Yoga Aditama menuturkan sebenarnya vaksin polio melalui injeksi ditemukan terlebih dahulu pada tahun 1955, sementara vaksin polio oral baru ditemukan pada tahun 1962.

"Meski begitu efektivitas oral tetap baik karena di Indonesia enggak ada kasus dalam beberapa tahun terakhir," ujar Prof Tjandra.

Prof Tjandra menuturkan saat ini meski di Indonesia sudah tidak ada kasus polio namun WHO belum memberikan status eliminasi. Hal ini karena status eliminasi diberikan jika dalam regional tersebut sudah tidak ada negara yang memiliki polio.

"Indonesia masuk South-East Asia Region, sudah tidak ada polio kecuali di India, saat ini sudah 1 tahun 3 atau 4 bulan saya lupa India tidak ada kasus polio, jadi kita tunggu sampai 3 tahun, kalau 3 tahun tidak ada kasus maka bisa eliminasi polio," ujar Prof Tjandra.

(ver/ir

Ilmuwan Temukan Bau Khas Orang Tua

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: Thinkstock)
Jakarta, Mungkin selama ini Anda seringkali mencium bau-bau tertentu yang ada di rumah kakek-nenek Anda atau panti jompo. Bisa jadi itu bau kapur barus plus udara yang pengap, namun mungkin keduanya juga tak sepenuhnya bisa disalahkan.

Baru-baru ini untuk pertama kalinya ilmuwan mengklaim telah menemukan bau badan khusus yang dimiliki orang tua yang dapat dikenali namun tidak bisa dijelaskan sepenuhnya dari penampilan fisik, pola makan atau kebiasaan lingkungan si orang tua.

Faktanya, studi ini menemukan bau khusus orang tua yang cukup berbeda hingga orang dewasa yang lebih muda seringkali lebih bisa mengidentifikasi orang tua hanya dari bau badannya saja.

Sebenarnya hal ini tidaklah begitu mengejutkan. Ilmuwan sendiri telah mengetahui selama bertahun-tahun bahwa beberapa spesies hewan, termasuk tikus, rusa, berang-berang, kelinci dan monyet mengalami perubahan bau badan saat beranjak dewasa untuk membantunya memilih pasangan.

Meski manusia telah menemukan cara yang lebih baik untuk memilih pasangan hidup yang potensial, namun sama halnya dengan hewan, suatu ketika manusia pasti pernah menggunakan sinyal-sinyal yang berkaitan dengan usia seperti bau badan untuk memilih pasangan, menghindari orang sakit atau membedakan kerabat dan bukan kerabat.

Johan Lundström, Ph.D., ketua tim peneliti studi ini yang juga ahli saraf senior di Monell Chemical Senses Center, lembaga penelitian non-profit di Philadelphia mulai penasaran dengan efek usia pada bau badan ketika menyadari bahwa 'bau orang tua' itu tampaknya konsisten di budaya manapun.

Dibesarkan di Swedia, Lundström kecil sering menemani ibunya ke panti jompo tempat sang ibu bekerja dan ia ingat betul bau unik di seluruh penjuru gedung.

"Saya tak pernah mencium bau itu lagi beberapa tahun kemudian, namun ketika saya diminta berbicara di sebuah acara di panti jompo di AS, bau yang sama seperti masa kecil saya pun tercium disitu," katanya.

Lalu ia menceritakan pengalamannya itu pada koleganya di Jepang. Dari situ ia baru tahu bahwa bahkan di Jepang ada istilah tersendiri untuk 'bau orang tua' yang ia maksud yaitu kareishū.

Lundström dan koleganya pun merancang studi yang dipublikasikan di jurnal PLos ONE ini untuk menyelidiki apakah ada dasar biologis terkait 'bau orang tua' ini.

Pertama, peneliti menginstruksikan 41 pria dan wanita yang dibagi ke dalam tiga kelompok umur (20-30, 45-55, dan 75-90) untuk tidur selama lima malam berturut-turut dengan mengenakan t-shirt berisi bantalan ketiak khusus.

Kemudian setelah bantalan itu dipotong kecil-kecil dan ditaruh dalam toples kaca, peneliti meminta 41 orang dewasa muda untuk mencium dua sampel secara bergantian dan diminta menentukan potongan mana yang berasal dari orang yang lebih tua.

Ke-41 orang itu mengalami kesulitan untuk membedakan bau kelompok muda dan paruh baya, tetapi partisipan jauh lebih berhasil mengenali sampel kelompok tertua (75-90 tahun). Selain itu, bertentangan dengan stereotip bau orang tua, umumnya partisipan menilai sampel dari kelompok tertua sebagai bau yang kurang tajam dan kurang menyenangkan daripada bau kelompok yang usianya lebih muda.

Bau itu tidak bisa dikaitkan dengan gaya hidup partisipan atau lingkungannya. Sebelumnya peneliti telah meminta seluruh partisipan yang diberi bantalan ketiak untuk menghindari sabun dan sampo wangi, alkohol, tembakau, makanan tertentu dan rempah-rempah yang dapat mempengaruhi keringat dan bau badan. (Peneliti juga menjauhkan setiap bantalan yang terkontaminasi oleh sabun, asap, parfum atau bau lainnya).

Meskipun beberapa partisipan dalam kelompok yang lebih tua mengonsumsi obat-obatan untuk kondisi kronis seperti kolesterol tinggi dan hipertensi, terbukti tidak satupun dari obat-obatan itu bisa mengubah bau badan.

Sayangnya akar atau asal 'bau orang tua' ini masih menjadi misteri, namun studi mencatat bahwa perubahan jangka panjang pada kelenjar kulit bisa jadi terlibat. Lundström menduga hal ini juga mungkin terkait dengan tingkat percepatan kerusakan sel.

"Karena sel-sel mati lebih cepat, lalu bisa saja mereka mengeluarkan bau berbeda yang unik bagi orang tua," katanya seperti dilansir dari CNN, Kamis (31/5/2012).

Kemungkinan lainnya adalah aroma tersebut menunjukkan suatu penyakit yang tidak atau belum terdiagnosis. Meskipun partisipan diklaim sehat, beberapa partisipan mungkin memiliki penyakit tertentu yang muncul secara alami akibat penuaan.

Namun jika penjelasan terakhir ini relevan maka bau badan bisa bermanfaat untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit tertentu, bahkan mungkin sebelum tes ataupun diagnosis dokter melakukannya, pungkasnya.


(ir/ir

Siapa yang Lebih Cepat Berhenti Merokok, Pria atau Wanita?

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: Thinkstock)
Jakarta, Stereotipe yang beredar selama ini menyatakan bahwa wanita cenderung lebih susah berhenti merokok dibandingkan pria. Benarkah seperti itu? Siapa sebenarnya yang lebih cepat berhenti merokok, pria atau wanita?

Penelitian yang dipublikasikan online di jurnal Tobacco Control menunjukkan bahwa stereotip itu tak lebih dari sekedar gosip.

Kalaupun benar, hal itu akan memperluas implikasi untuk segala macam upaya untuk menghentikan kebiasaan merokok. Mulai dari kampanye kesadaran masyarakat yang lebih banyak menargetkan wanita daripada pria hingga terapi dan dukungan yang berbeda bagi wanita.

Beruntung peneliti studi baru ini jelas-jelas melakukan pekerjaan yang lebih baik dengan memantau lebih dari 100.000 perokok, termasuk data dari US Tobacco Use Supplement to the Current Population Survey, Canadian Tobacco Use Monitoring Survey dan UK General Household Survey.

Hasilnya hampir sama diantara ketiga negara itu karena meskipun Kanada, Inggris dan Amerika Serikat berbagi bahasa yang sama, ketiganya memiliki kultur dan ciri khas yang cukup berbeda.

Studi ini menemukan beberapa fakta diantaranya:
1. Wanita cenderung lebih sukses untuk berhenti merokok daripada pria, terutama pada wanita berusia 20-an dan 30-an tahun.

Sayangnya peneliti tidak memberikan alasan yang spesifik. Mungkin saja karena imej petualang atau macho dari merokok lebih cocok dilekatkan pada pria daripada wanita.

Bisa jadi karena wanita perokok itu tengah memasuki usia subur sehingga cenderung memperhatikan kesehatannya atau berhenti merokok sebelum atau selama masa kehamilan.

2. Pada kelompok usia yang lebih tua, kondisinya berkebalikan. Pria di atas 60 tahun terlihat lebih banyak menyerah pada rokok dibandingkan wanita.

Meskipun peneliti berpendapat bahwa ini mungkin semata karena fakta menyatakan bahwa tingkat kematian akibat merokok lebih banyak terjadi pada pria yang usianya lebih tua.

3. Terkecuali perokok elektrik dan orang-orang yang telah berhenti merokok selama lebih dari setahun, proporsi wanita yang berhenti merokok lebih banyak terjadi di AS dan Kanada.

4. Di Amerika Serikat, orang yang berhasil berhenti merokok pada wanita mencapai lebih dari 50 persen dibandingkan dengan pria yang sebesar 46,5 persen.

Begitu pula dengan di Kanada, 46 persen (wanita) versus 43 persen (pria). Namun sayang tidak didapatkan persentase semacam ini di Inggris.

Peneliti juga menemukan bahwa pria cenderung tidak mencari bantuan formal untuk berhenti merokok dibandingkan wanita.

Para pria yang berhenti merokok dengan sendirinya mungkin tak terekam dalam data. Dengan demikian angka-angka untuk wanita pun mungkin sedikit bias.

Meskipun begitu, penelitian menunjukkan bahwa jauh lebih menguntungkan untuk menggunakan data dari masyarakat umum ketimbang melalui penelitian tertutup.

"Penelitian kami telah menemukan bukti yang meyakinkan bahwa pada umumnya pria pun cenderung tidak lebih berhasil berhenti merokok berhasil dibandingkan dengan wanita. Mitos yang merugikan wanit terkait potensi berhenti merokok tentu saja buruk, terutama bagi wanita itu sendiri," kata peneliti seperti dilansir dari medicalnewstoday, Kamis (31/5/2012).


(ir/ir

Sedikit Saja Disentuh Pria, Suhu Tubuh Wanita Langsung Naik

Browser anda tidak mendukung iFrame



Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Kulit adalah bagian tubuh yang sensitif. Sentuhan pada kulit dapat mempengaruhi emosi dan kondisi tubuh. Penelitian menemukan bahwa sedikit sentuhan saja dari orang asing atau tak dikenal dapat membuat suhu tubuh wanita naik, terutama jika yang menyentuh adalah pria.

Para ilmuwan dari University of St Andrews ini juga menemukan bahwa suhu wajah wanita mengalami kenaikan lebih tinggi saat berinteraksi dengan pria dibandingkan saat berinteraksi dengan wanita.

Peneliti merekrut 16 orang wanita heteroseksual berusia 19 - 24 tahun. Para peneliti secara diam-diam memantau suhu tubuh peserta menggunakan thermal imaging pada wajah sambil berpura-pura menilai rona kulit. Pemantauan dilakukan di 4 area tubuh yang berbeda.

Temuan menunjukkan sentuhan pada wanita menghasilkan perubahan suhu rata-rata sekitar 0,1° C. Kenaikan suhu yang terjadi akan lebih tinggi jika area yang lebih bersifat pribadi disentuh, misalnya pada wajah dan dada. Efek kenaikan ini lebih mencolok jika yang menyentuh adalah pria.

"Kami menemukan bahwa sentuhan dapat meningkatkan suhu wajah, bahkan ketika terjadi secara tidak sengaja seperti yang diamati di laboratorium," kata peneliti, Amanda Hahn, dari University of St Andrews di Skotlandia seperti dilansir Medical Daily, Kamis (31/5/2012).

Dalam laporan yang dimuat jurnal Royal Society Biology Letters, temuan ini mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang menegaskan bahwa terjadinya peningkatan suhu pada wajah dan tubuh berkaitan dengan peningkatan gairah seksual. Contohnya, kulit pria akan naik suhunya ketika terangsang secara seksual.

Tak hanya gairah, ketakutan dan stres juga diketahui dapat menaikkan suhu wajah. Stres bisa disebabkan karena berbohong atau melakukan tugas yang sulit. Kenaikan suhu yang diakibatkan stres ini terjadi pada dahi dan di sekitar mata.

Penelitian terdahulu menemukan bahwa wajah yang kemerahan terbukti membuat orang terlihat lebih menarik. Ketika wajah tidak menunjukkan perubahan warna, perubahan suhu wajah masih dapat dideteksi orang lain melalui sentuhan. Kenaikan suhu tubuh bisa berfungsi sebagai sinyal bagi diri sendiri untuk mengubah perilaku atau bisa juga menjadi isyarat kepada orang lain.

"Sayangnya kami tidak mengetahui apakah perubahan suhu ini dapat dideteksi oleh orang lain atau tidak. Jika perubahan tersebut terdeteksi, maka ini bisa bertindak sebagai isyarat-isyarat sosial," kata Hahn.


(pah/ir

Ini Dia yang Tidak Boleh Dikonsumsi Berlebihan

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: ThinkStock)
Jakarta, Mungkin kedengarannya aneh ketika ada kasus overdosis makanan yang menyebabkan seseorang menderita penyakit bahkan mengalami kematian. Tetapi memang ada beberapa jenis makanan sehat sekalipun yang berbahaya jika dikonsumsi berlebihan.

Berikut 6 jenis makanan sehat yang tidak baik jika dikonsumsi terlalu banyak, seperti dilansir dari myhealthnewsdaily, Kamis (31/5/2012) antara lain:

1. Wortel

Wortel kaya akan vitamin, mineral dan serat yang baik untuk kesehatan Anda. Tapi terlalu banyak makan wortel akan membuat tubuh Anda menerima asupan beta-karoten yang terlalu banyak juga.

Beta-karoten merupakan molekul dalam wortel yang bertanggung jawab terhadap warna oranye cerah pada wortel dan prekursor vitamin A. Jika darah kelebihan beta-karoten dapat membuat warna kulit Anda menghitam.

Kondisi tersebut dikenal sebagai carotenemia yang terjadi karena karoten dapat larut dalam lemak. Jumlah karoten yang berlebihan cenderung menumpuk di lapisan terluar kulit, sehingga kulit akan berwarna kekuningan atau oranye, terutama di telapak tangan, telapak kaki, lutut dan daerah hidung.

Meskipun carotenemia kebanyakan terjadi pada bayi karena sering diberi makan bubur dengan wortel yang terlalu banyak, tetapi dapat terjadi pada orang dewasa juga. Dalam sebuah laporan kasus yang dipublikasikan dalam The Journal of Dermatology pada tahun 2006, kulit wanita yang berusia 66 tahun berubah kekuningan setelah mengonsumsi suplemen karoten terlalu banyak.

Satu cangkir wortel cincang mentah memiliki kandungan karoten sekitar 15 mg, sehingga Anda hanya perlu makan setengah cangkir wortel cincang setiap hari selama berbulan-bulan, agar warna kulit Anda tidak berubah kekuningan. Tetapi carotenemia adalah kondisi yang tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya.

2. Sushi tuna

Orang yang makan ikan tuna mentah terlalu banyak dapat meningkatkan asupan merkuri. Ikan tuna dapat terakumulasi merkuri metil pada ototnya karena mengonsumsi ikan-ikan yang lebih kecil.

Sulit untuk menjabarkan tingkat merkuri dalam potongan sushi, karena sifatnya bervariasi tergantung pada ukuran dan jenis ikan. Sehingga sulit untuk menetapkan batas aman terhadap konsumsi sushi.

Karena merkuri dapat menyebabkan masalah gangguan saraf yang parah, sehingga wanita hamil dan anak-anak disarankan oleh FDA untuk menghindari makan ikan tuna terlalu banyak.

3. Kopi

Meskipun kafein pada kopi dapat membuat Anda lebih berkonsentrasi, mengonsumsi kopi terlalu banyak tidak baik untuk kesehatan Anda. Menurut Mayo Clinic, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 500 sampai 600 mg kafein sehari.

Efek samping yang nyata dapat terjadi jika Anda mengonsumsi lebih dari 600 hingga 900 mg kafein sehari, yang meliputi insomnia, gelisah, mual, denyut jantung tidak teratur, tremor otot, kecemasan dan sakit kepala.

Bahkan, terlalu banyak kafein bisa berakibat fatal. Seorang wanita Swedia berusia 21 tahun mendapatkan serangan jantung sesaat setelah mengonsumsi sekitar 10.000 mg kafein. Wanita tersebut dapat diselamatkan dari kematian setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

4. Belimbing

Kasus keracunan buah belimbing pertama kali terjadi di Malaysia tahun 1980, dimana penderitanya ditemukan mengalami depresi pada sistem saraf pusat. Belimbing menimbulkan risiko yang sangat kecil bagi orang sehat bila dimakan dalam jumlah normal.

Namun, jika orang yang memiliki masalah pada ginjalnya akan mengembangkan reaksi yang buruk setelah makan belimbing. Dalam laporan kasus tahun 2006 yang diterbitkan dalam Journal of Nephrology, konsumsi belimbing terlalu banyak pada orang yang ginjalnya bermasalah dapat menyebabkan kemerosotan dalam fungsi ginjal dan kerusakan ginjal permanen.

Kasus serupa juga dilaporkan dalam Hong Kong Medical Journal tahun 2009, seorang wanita berusia 76 tahun dengan penyakit ginjal kronis dirawat di rumah sakit dalam keadaan mental yang lemah dan denyut jantung yang cepat setelah makan dua buah belimbing.

Gejala umum untuk keracunan belimbing termasuk cegukan, muntah, lemah, insomnia, penurunan kesadaran, kejang dan hipotensi. Orang dengan riwayat penyakit ginjal harus menghindari konsumsi belimbing dalam jumlah besar, terutama saat perut kosong.

5. Air

Anda harus memenuhi kebutuhan air dalam tubuh dengan minum delapan gelas air sehari. Tapi terlalu banyak minum air dapat menimbulkan keracunan air yang terjadi karena air mencairkan konsentrasi sodium dalam darah dan menciptakan ketidakseimbangan elektrolit.

Keracunan air dikenal dengan hiponatremia, sebagian besar merupakan risiko terhadap daya tahan para atlet. Sebuah artikel tahun 2005 di New England Journal of Medicine menyatakan bahwa 13 persen dari 488 pelari maraton di Boston tahun 2002 mengembangkan hiponatremia karena terlalu banyak minum air.

Menurut para peneliti, strategi sederhana untuk mengurangi risiko hiponatremia pada atlet adalah dengan tidak minum terlalu banyak air saat berolahraga.

6. Pala

Pala merupakan rempah-rempah yang memberikan banyak manfaat bagi tubuh sebagai obat-obatan herbal yang murah. Tetapi jika dikonsumsi berlebihan akan menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan.

Efek samping tersebut biasanya muncul 3-8 jam setelah dikonsumsi dan menunjukkan gejala kecemasan, ketakutan, dan perasaan malapetaka yang akan datang. Menurut laporan kasus yang dipublikasikan dalam Emergency Medicine Journal tahun 2005, beberapa orang bisa mengalami gangguan psikotik akut dan halusinasi visual.

Hanya ada dua laporan tentang overdosis pala yang berakibat fatal, yaitu pada tahun 1908, seorang anak yang berumur 8 tahun mengonsumsi pala sekitar 14 gram. Kasus kedua dialami oleh seseorang dengan usia 55 tahun dan dilaporkan dalam jurnal Forensic Science International pada tahun 2001.

Tes toksikologi menemukan jejak miristisin, senyawa yang ditemukan dalam minyak atsiri pala dan flunitrazepam, obat penenang kuat dalam darah keduanya. Kematian tersebut tampaknya berhubungan dengan efek toksik gabungan dari kedua zat itu.


(ir/ir

Orang Gemuk Dinilai Buruk, Bahkan Setelah Jadi Kurus

Browser anda tidak mendukung iFrame



ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Menjadi kurus agaknya tidak berhasil menghapus stigma negatif yang melekat pada orang gemuk. Wanita yang gemuk tetap dicap sebagai orang gemuk, bahkan setelah berhasil mencapai berat badan yang ideal.

Dalam sebuah penelitian, para peserta diberikan cerita mengenai wanita gemuk. Wanita dalam cerita disebutkan berhasil menurunkan berat badannya dan mencapai berat badan yang sehat. Namun para peserta tetap memberikan penilaian negatif terhadap wanita yang dulunya sempat gemuk ini.

"Banyak orang beranggapan bahwa berat badan bisa dikontrol. Tetapi ternyata sains menemukan bahwa fisiologi, gen dan lingkungan memegang peranan penting dalam status dan penurunan berat badan," kata peneliti, Kerry O'Brien, psikolog di Universitas Monash di Melbourne seperti dilansir Myhealthnewsdaily.com, Kamis (31/5/2012).

Penelitian ini dilakukan dengan menceritakan mengenai wanita gemuk kepada para peserta. Beberapa peserta diberitahu bahwa wanita tersebut tetap menjadi gemuk. Beberapa peserta lainya diberitahu bahwa wanita tersebut berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 32 kg.

Setelah membaca cerita, 273 orang peserta dalam penelitian kemudian ditanya mengenai persepsinya terhadap orang yang mengalami kelebihan berat badan dan persepsinya terhadap wanita dalam cerita secara keseluruhan. Misalnya, apakah wanita ini kemudian menjadi lebih menarik?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta cenderung tetap memegang persepsi negatif terhadap wanita gemuk di awal cerita. Pendapat para peserta bahkan menjadi makin negatif setelah membaca cerita mengenai wanita yang berhasil menurunkan berat badan.

Temuan yang dimuat dalam jurnal Obesity ini menunjukkan bahwa persepsi negatif yang menyertai obesitas lebih sulit dihilangkan daripada menurunkan berat badan itu sendiri. Persepsi ini tetap dipertahankan bahkan setelah penderita obesitas berhasil menurunkan berat badannya.

"Penjelasan mengenai program penurunan berat badan seperti yang sering dipromosikan di media juga memperburuk stigma mengenai obesitas. Meyakini bahwa penderita obesitas dapat dengan mudah menurunkan berat badan dapat membuat orang-orang makin tidak menyukai orang gemuk," kata peneliti lainnya, Janet Latner, psikolog di University of Hawaii di Manoa.




(pah/ir

Berharap Hari Ini Tak Ada Asap Rokok

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: thinkstock)
Jakarta, Berharap hari ini tak ada asap rokok, sepertinya adalah sesuatu yang muskil. Meskipun setiap tanggal 31 Mei diperingati dunia sebagai Hari Tanpa Tembakau, tetap saja selama 25 tahun peringatan Hari Tanpa Tembakau tak bisa menggugah kesadaran si perokok.

Seluruh dunia hari ini memperingati Hari Tanpa Tembakau. Gema-gema tentang bahaya rokok pun mulai membahana dan diserukan oleh berbagai kalangan, mulai dari aktivis, dokter hingga orang-orang yang merasa sangat terganggu dengan asap rokok.

Bagi perokok, hari ini mungkin tidak jauh berbeda dengan hari lainnya. Seruan untuk berhenti merokok pun sepertinya hanya numpang lewat di telinga.

Berhenti merokok memang bukan perkara mudah untuk orang yang sudah kecanduan. Efek nikotin membuat perokok tidak mampu menahan godaan untuk kembali menghisap tembakau.

Tapi perlu diingat, kunci untuk dapat menghentikan kebiasaan merokok adalah niat dan tekad yang kuat dari diri sendiri, juga dukungan dari orang-orang sekitar.

Ketika dorongan untuk merokok muncul, perokok akan melakukan segala cara agar tidak kembali menghisap batang tembakau tersebut. Namun setiap kali perokok berhasil menolak satu keinginan, maka ia sudah selangkah lebih dekat untuk berhenti merokok.

"Bagi perokok kadang-kadang yang menjadi patokan dari dampak merokok ini adalah gangguan pernapasan, jadi selama perokok tidak batuk atau sesak napas maka ia masih tetap merokok. Padahal efek samping dari merokok tidak selalu harus berdampak pada saluran pernapasan, karena itu tampaknya perokok ini harus kapok terlebih dahulu sebelum berhenti merokok," jelas DR Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, Ketua Bidang Advokasi PB PAPDI, dalam tulisannya yang diterima detikHealth, Kamis (31/5/2012).

Menurut DR Ari, beberapa pasien menyesali kenapa dirinya merokok justru setelah terkena kanker lidah, kanker kerongkongan, kanker usus besar, kanker paru atau kanker pankreas.

Umumnya kalau penyakit akibat rokok yang dialami tidak terlalu berat, pasien hanya mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi dan akan kembali merokok lagi setelah ia merasa sehat. Tapi jika dampak sakitnya cukup berat maka biasanya ia akan berhenti total.

Maka sebelum Anda menyesal, mulai hari ini belajarlah untuk berhenti merokok. Tepat di Hari Tanpa Tembakau Sedunia, matikan rokok Anda!


(mer/ir

Keranjingan Belanja? Kasih Obat Alzheimer Pasti Sembuh

Browser anda tidak mendukung iFrame



ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Bagi sebagian orang, keranjingan belanja adalah penyakit yang sulit disembuhkan. Orang-orang yang keranjingan belanja atau shopaholics bisa menghabiskan duit dalam jumlah yang besar. Anehnya, barang-barang yang dibeli belum tentu bermanfaat dan dana yang dimiliki pun terbatas sehingga harus berhutang.

Untuk menyembuhkannya, ternyata pil yang dibuat untuk mengobati penyakit Alzheimer bisa membantu para shopaholics mengatasi gangguan perilakunya. Pecandu belanja ini pada dasarnya mengidap gangguan obsesif kompulsif. Nah, obat alzheimer ternyata bisa menekan perilaku obsesif kompulsifnya ini.

Penderita shopaholics ini kebanyakan adalah perempuan. Mereka merasa sulit menolak untuk tidak membeli barang dan sering membeli barang-barang mahal yang sebenarnya tidak begitu diperlukan. Kebanyakan barang yang dibeli adalah pakaian.

Sebuah penelitian kecil mengikutsertakan 9 orang berusia 19 - 59 tahun yang didiagnosis memiliki gangguan perilaku belanja kompulsif. Akibatnya, para peserta sulit berkonsentrasi di tempat kerja maupun lingkungan sosial dan terbelit masalah keuangan. Menurut penelitian, gangguan ini mempengaruhi hingga 5,8 persen orang dewasa.

Peneliti memberi para pecandu belanja obat yang disebut memantine, yaitu obat yang diresepkan untuk mencegah kerusakan otak pada pasien Alzheimer. Setelah 8 minggu, hasil uji klinis menunjukkan bahwa pria dan wanita yang memakai memantine berkurang jumlah waktu dan uang yang dihabiskan untuk berbelanja.

Secara keseluruhan, efeknya dapat mengurangi gejala shopaholics sampai setengahnya. Hal ini terlihat dari berkurangnya dorongan, pikiran dan perilaku berbelanja.

"Waktu yang dihabiskan untuk belanja setiap minggu dan uang yang dikeluarkan untuk berbelanja menurun secara signifikan, tanpa efek samping," kata tim psikiater dari University of Minnesota di Minneapolis seperti dilansir Telegraph, Rabu (30/5/2012).

Peserta penelitian rata-rata mendapat penghasilah hampir £ 40.000 atau sekitar Rp 584,5 juta dalam setahun, tetapi menghabiskan 61% dari pendapatannya untuk membeli barang-barang secara impulsif. Para peserta berburu barang di toko-toko hingga 38 dalam jam seminggu.

Memantine awalnya dirancang untuk mengobati pasien Alzheimer dan telah disetujui untuk digunakan pada pasien yang gagal merespon pengobatan lain. Obat ini bekerja pada glutamat kimia di otak yang diduga berperan menyebabkan demensia. Diyakini, glutamat ini mempengaruhi perilaku obsesif sehingga berperan dalam pengembangan gangguan obsesif kompulsif.




(pah/ir

Rabu, 30 Mei 2012

1 dari 3 Orang Indonesia Merokok

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: Thinkstock)
Jakarta, Indonesia saat ini mempunyai prestasi yang cukup menyedihkan seputar rokok dengan jumlah perokok terbanyak di dunia setelah China dan India. Data yang ada menunjukkan bahwa 1 dari 3 orang Indonesia diketahui merokok.

Prevalensi kelompok umur di atas 15 tahun yang merokok setiap hari diketahui sebesar 28,2 persen sedangkan penduduk yang hanya merokok kadang-kadang sebesar 6,5 persen.

Sebagian besar orang yang merokok di Indonesia adalah penduduk pedesaan, tingkat pendidikan rendah dan umumnya mereka yang pekerja informal dengan status ekonomi rendah.

Sementara itu bagi orang dengan penghasilan tetap dan status ekonomi baik mulai mengurangi rokok karena umumnya bekerja di ruang tertutup dan AC yang membuatnya tidak bisa merokok setiap saat.

Di sisi lain penduduk umur 15-19 tahun merupakan kelompok merokok terbesar dengan angka 43,3 persen. Usia ini adalah anak pada kelas 3 SMP, SMA dan awal kuliah yang umumnya anak ABG yang mulai merokok untuk menunjukkan dirinya sudah dewasa.

Namun ada yang sangat menyedihkan yaitu sekitar 2,2 persen orang mulai merokok pada masa anak-anak yaitu umur 5-9 tahun, bahkan beberapa anak balita diketahui sudah menjadi pecandu rokok.

Para perokok aktif ini tidak hanya merugikan dirinya sendiri, tapi juga membuat orang-orang disekitarnya yang menjadi perokok pasif. Terlebih data Riskesdas menunjukkan kebanyakan perokok di Indonesia melakukannya di rumah.

Dampak buruk rokok bagi kesehatan

Bagi perokok kadang-kadang yang menjadi patokan dari dampak merokok ini adalah gangguan pernapasan, jadi selama perokok tidak batuk atau sesak napas maka ia masih tetap merokok.

Padahal efek samping dari merokok tidak selalu harus berdampak pada saluran pernapasan, karena itu tampaknya perokok ini harus kapok terlebih dahulu sebelum berhenti merokok.

Beberapa pasien menyesali kenapa dirinya mereka merokok justru setelah terkena kanker lidah, kanker kerongkongan, kanker usus besar, kanker paru atau kanker pankreas.

Umumnya kalau penyakit akibat rokok yang dialami tidak terlalu berat, pasien hanya mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi dan akan kembali merokok lagi setelah ia merasa sehat. Tapi jika dampak sakitnya cukup berat maka biasanya ia akan berhenti total.

Dampak buruk lain dari rokok bagi kesehatan adalah serangan stroke ringan yang kadang kala membuat perokok kapok. Kondisi ini terjadi pada ayah saya sendiri yang mana beliau perokok kuat dan berhenti merokok setelah terjatuh di kamar mandi dan mengalami serangan stroke ringan.

Para perokok yang mengalami hipersensitif pada saluran pernapasannya akan merasakan sesak napas saat mulai merokok hingga tak mau lagi mencoba merokok. Efek lain yang cukup bikin jera adalah jika sudah terkena serangan jantung.

Risiko lain yang sebenarnya tidak diketahui oleh para perokok adalah menyebabkan gangguan di saluran pencernaan atas, karenanya ia sering merasa begah, cepat kenyang dan kembung. Rokok juga menyebabkan asam lambung naik kembali ke kerongkongan atau refluks yang bisa mencetuskan penyakit GERD.

Belum lagi rokok dapat merusak gusi serta gigi, tidak nafsu makan karena lambungnya penuh dengan gas hirupan asap rokok serta hipoksia kronis, karena itu perokok berat yang berhenti nafsu makannya bertambah atau meningkat setelah berhenti merokok.

Akhirnya di hari dunia tanpa tembakau yang jatuh pada 31 Mei ini ingin mengingatkan kembali untuk peduli pada dampak buruk dari rokok ini. Rokok merupakan zat yang sangat membahayakan bagi tubuh baik bagi perokok maupun orang yang berada di sekeliling perokok tersebut.

Serta harus mendukung penuh pelaksaan perluasan Daerah Bebas Asap Rokok, serta mendukung penuh peringatan kesehatan berbentuk gambar pada bungkus rokok dan terus menerus membantu pelaksaan kampanye anti rokok.


Penulis
DR Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP
Ketua Bidang Advokasi PB PAPDI (Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia)
Praktisi Kesehatan

(ver/ir

Dusun Bebas Asap Rokok Mulai Dicanangkan di Yogya

Browser anda tidak mendukung iFrame



ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Hampir semua orang tahu akan bahaya rokok, tapi tidak semuanya mau menjaga lingkungan bersih dari asap rokok. Agar memastikan lingkungan bebas asap rokok, perlu dilakukan upaya dari masyarakat tingkat bawah, salah satunya dengan mencanangkan dusun bebas asap rokok seperti yang dilakukan di Yogyakarta.

Merokok tak hanya berakibat buruk bagi perokok saja, melainkan lingkungan sekitarnya juga ikut terkena imbas. Orang-orang yang ketiban sial berada disekitar perokok atau biasa disebut perokok pasif menanggung resiko bahaya asap rokok 3 kali lebih besar.

Perokok aktif hanya menghisap 25% zat beracun yang terkandung dalam asap rokok, sedangkan perokok pasif menghisap 75% sisanya ke dalam paru-paru. Sayangnya, para perokok banyak yang tak mau tahu akan hal ini dan beralasan bahwa merokok adalah haknya.

Permasalahan ini perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Pemerintah memang telah mengeluarkan kebijakan lewat pasal 115 ayat (1) UU Kesehatan yang menghimbau agar tempat kerja, tempat umum dan tempat lainnya menyediakan tempat khusus untuk merokok. Namun tidak semua perusahaan ataupun pengelola gedung dan tempat umum yang menerapkan kebijakan ini.

Maka, upaya yang bisa dilakukan masyarakat untuk mendukung lingkungan yang sehat dan bersih dari asap rokok adalah memberikan pemahaman dan melakukan upaya sosialisasi mengenai bahaya merokok.

Salah satu upaya tersebut dilakukan oleh Rumah Zakat yang mencoba mencanangkan program Dusun Bebas Asap Rokok. Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah binaan Rumah Zakat cabang Yogyakarta. Sebagai permulaan, telah dilaksanakan sarasehan yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh agama, ketua RT, PKK dan para pemuda.

Dalam sarasehan tersebut, ide mengenai rumah bebas asap rokok yang disampaikan oleh salah satu pembicara dari Quit Tobacco Indonesia disambut dengan antusias oleh peserta sarasehan.

"Setiap orang memiliki hak yang sama untuk sehat. Termasuk menghirup udara yang sehat adalah hak," demikian seruan Rumah Zakat dalam rilis yang diterima detikHealth, Rabu (30/5/2012).

Harapannya, upaya-upaya seperti ini akan menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat di Indonesia dan didukung berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, LSM ataupun warga masyarakat itu sendiri. Program ini juga memiliki misi mensinergikan peraturan yang dibuat dan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan bahaya rokok bagi kesehatan.




(pah/ir

Bayi Ini Mau Dikubur Hidup-hidup Cuma Karena Perempuan

1 dari 3 Pengidap Diabetes Depresi Menghadapi Penyakitnya

Perilaku Orang Bisa Berubah Gara-gara Baca Novel

Permintaan Sperma Asal AS Makin Meningkat di Seluruh Dunia

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: ThinkStock)
Jakarta, Permintaan sperma asal Amerika Serikat di seluruh dunia terus meningkat sebanyak 40 persen dalam 5 tahun terakhir. Negara yang paling banyak meminta pasokan adalah Inggris, Kanada, Perancis, Israel, Australia, Chili, Spanyol dan Swedia. Permintaan ini diperkirakan terus meningkat selama beberapa tahun mendatang.

"Dalam 3 tahun terakhir, kami telah mengirim sperma ke sekitar 60 negara dengan total penjualan sebanyak US$ 23 juta atau sekitar Rp 209 miliar tahun lalu," kata Scott Brown, juru bicara California Cyrobank, bank sperma terbesar di dunia seperti dilansir The Daily, Rabu (30/5/2012).

Tingginya permintaan ini didorong oleh perubahan sosial. Wanita lajang dan pasangan lesbian mulai diakui dan berupaya memiliki anak untuk membangun keluarga.

Industri kesuburan AS secara keseluruhan telah naik dari US$ 979 juta atau sekitar Rp 9,235 triliun pada tahun 1988 dan diperkirakan akan mencapai US$ 4,3 atau sekitar Rp 40,5 triliun pada tahun 2013.

Berapa persisnya jumlah orang Amerika yang menyumbangkan sperma setiap tahunnya belum diketahui dengan jelas. Beberapa laporan menemukan bahwa jumlah donor tanpa nama yang menjalani inseminasi buatan sebanyak 30.000 per tahun. Namun survei yang tidak dipublikasikan oleh American Association of Tissue Bank menemukan angka sebanyak 5.000.

Berbeda dengan AS, donor sperma di Kanada, Australia dan sebagian besar Eropa Barat tidak memperbolehkan pria mendonorkan sperma tanpa menyebutkan namanya. Akibatnya, stok sperma lokal seringkali kehabisan dan harus menunggu untuk waktu yang lama.

Di Australia, 90 persen dari sperma yang digunakan dalam perawatan bayi tabung berasal dari impor. Membayar sejumlah uang kepada pendonor sperma merupakan tindakan melanggar hukum di negara ini. Sebaliknya, pendonor sperma di AS mendapat kompensasi sampai US$ 500 atau sekitar Rp 4,7 juta tiap kali mendonor, tergantung pada tingkat pendidikan dan sejarah keluarganya.

Israel merupakan pusat penyedia layanan inseminasi buatan di Timur Tengah, sedangkan untuk daerah Amerika Selatan tempatnya ada di Chile. Di Inggris, Perancis, Swedia dan Australia, ada batasan seberapa banyak seorang wanita boleh diinseminasi dari donor sperma yang sama. Hal ini diduga menyebabkan pasokan sperma di negara-negara ini mengering.

"Kami tidak memiliki catatan berapa banyak anak yang lahir dari setiap donor tertentu. Kami juga tidak tahu apakah orang yang sama menyumbang ke beberapa bank. Negara-negara lain memilih kami karena memiliki pasokan yang banyak dan karena membayar donor dengan baik," kata Naomi Cahn, profesor hukum dari George Washington University dan penulis buku 'Test Tube Families: Why the Fertility Markets Need Legal Regulation'.


(pah/ir

Sering Nyeri dan Kesemutan Bisa Karena Kurang Vitamin B

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: ThinkStock)
Jakarta, Nyeri dan kesemutan bisa jadi adalah gejala yang banyak dialami oleh masyarakat. Tapi jika gejala ini seringkali muncul bisa jadi penyebabnya karena kekurangan vitamin B.

Vitamin B diketahui sebagai makanan saraf yang sangat dibutuhkan untuk melindungi dan meregenerasi saraf. Hal ini membuat saraf sangat tergantung pada suplai vitamin B yang memadai dan sangat sensitif jika mengalami kekurangan.

"Sering nyeri dan kesemutan bisa akibat kekurangan vitamin B, itu juga bisa jadi merupakan tanda awal dari gangguan saraf tepi," ujar dr Manfaluthy Hakim, SpS(K), MS dalam acara Kenali Neuropati dan Perhatikan Gejalanya di Hotel Mulia, Jakarta, seperti ditulis Rabu (30/5/2012).

dr Luthy menuturkan vitamin B merupakan komponen penting untuk regenerasi, setiap asupan vitamin B yang masuk akan dipakai untuk regenerasi.

Masalah terjadi jika makanan yang dikonsumsi sehari-hari kurang vitamin B nya, padahal dari sejumlah vitamin B yang masuk tubuh hanya 2-5 persen yang digunakan ke sistem saraf.

"Jumlah itu kecil sekali, selebihnya harus diolah lagi. Karena itu tubuh butuh vitamin B secara kontinu setiap harinya," ujar dr Luthy yang merupakan kepala divisi gangguan saraf peripheral, Departemen Neurologi FKUI/RSCM.

dr Luthy menjelaskan regenerasi saraf hanya terjadi 1 mm per hari. Untuk itu diperlukan nutrisi yang tepat dalam upaya pencegahan gangguan saraf tepi, menjaga nutrisi supaya regenerasi sel saraf bisa berjalan dengan baik serta menghindari risiko yang bisa mencederai saraf.

Vitamin yang termasuk ke dalam golongan neurotopik ini adalah vitamin B1, B6 dan B12. Jika kekurangan vitamin B1 bisa menyebabkan neuropati yang menyakitkan pada anggota gerak tubuh.

Vitamin B6 diperlukan oleh sistem saraf dan sistem imun agar bisa berfungsi dengan baik, sedangkan vitamin B12 penting untuk pembentukan selubung mielin (selubung yang mengelilingi dan melindungi saraf) dan nukleoprotein.

Mielin ini penting untuk menyampaikan pesan dari otak ke seluruh tubuh. Jika kekurangan vitamin B12 menyebabkan rusaknya selubung meilin sehingga terjadi gangguan pada saraf seperti baal, mati rasa, kesemutan, kram dan kaku-kaku.

"Kekurangan yang mengakibatkan rusaknya meilin ini membuat rangsangan dari luar enggak cepat sampai ke otak sehingga responsnya jadi terlambat," ujar dr Luthy yang lahir 49 tahun silam di Jakarta.


(ver/ir

4 Hal Aneh yang Membunuh Ereksi Pria

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: ThinkStock)
Jakarta, Pria yang iseng mengonsumsi obat disfungsi ereksi justru akan menghancurkan kehidupan seksnya sendiri. Tapi selain obat-obatan, ada 4 hal aneh yang juga bisa membunuh ereksi pria.

Dalam studi yang dipublikasikan di Journal of Sexual Medicine tersebut dikatakan bahwa semakin banyak obat-obatan pereda disfungsi ereksi tanpa resep yang digunakan pria, maka kepuasan seksual yang ia dapatkan pun akan semakin rendah.

Jangan keburu menyalahkan pilnya. Justru jika Anda terpaku menunggu ereksi maka Anda sendiri yang akan kehilangan kemampuan untuk melakukannya.

Penyebabnya? Peneliti menjelaskan bahwa hal itu menyebabkan aktivitas sistem saraf simpatetik bekerja dan membuat Anda sulit terangsang.

Namun itu bukanlah satu-satunya hal yang menyebabkan Anda tak bisa ereksi. Simak juga 4 hal yang menghambat ereksi Anda lainnya seperti dilansir dari menshealth, Rabu (30/5/2012) di bawah ini:

1. Gangguan dan Tekanan

Mencemaskan performa di ranjang akan mencegah ereksi Anda. Hal ini dikatakan sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Behavior Research and Therapy.

Dalam studi ini, peneliti melibatkan 48 pria yang dibagi dalam 2 kelompok, separuh diantaranya bermasalah dalam mempertahankan ereksi dan meminta ke-48 pria ini untuk menyaksikan sebuah video adegan seksual.

Partisipan terhubung ke sebuah alat yang memonitor aktivitas genitalnya dan sepanjang video diputar, partisipan seringkali diinterupsi dengan pernyataan bahwa sebagian besar pria yang menonton video ini sedikitnya mendapatkan 60 persen ereksi.

Hasilnya, kedua kelompok mengalami penurunan ereksi yang signifikan setiap kali diingatkan tentang ekspektasi performa seksualnya. Hal ini berarti interupsi yang dilakukan peneliti lewat interkom tersebut mengganggu sekaligus memberikan tekanan pada kondisi psikologis pria untuk mendapatkan ereksi.

2. Kulit Terlalu Kering

Menurut sebuah studi yang melibatkan hampir 4.000 pria dan dipublikasikan di Journal of Sexual Medicine, pria yang menderita eksim, alergi kulit yang membuat kulit bersisik dan gatal berisiko 60 persen lebih tinggi mengalami disfungsi ereksi daripada pria lainnya.

Alasannya? Peneliti berhipotesis bahwa peradangan yang terjadi pada kulit juga bisa mempengaruhi kondisi pembuluh darah pria. Untuk mengatasinya, konsumsi minyak ikan setiap hari sedikitnya 500 mg DHA dan 500 mg EPA.

Penelitian juga telah menunjukkan bahwa minyak ikan tidak hanya menghilangkan peradangan, namun juga mengurangi trigliserida, mendorong kolestrol 'baik' atau HDL dan menurunkan tekanan darah.

3. Air Mata

Mungkin Anda tipe pria yang tidak bisa melakukan seks setelah bertengkar dengan pasangan karena Anda tidak tahan dengan air matanya. Terlihat sedih di hadapan pasangan dan air mata wanita bisa menurunkan gairah dan mengurangi kadar hormon testosteron pria seperti yang diungkapkan sebuah penelitian di jurnal Science.

Dengan menggunakan pemindai fMRI, peneliti memperlihatkan beberapa gambar wajah emosional wanita yang ambigu kepada 24 pria dan menilai tingkat kesedihan maupun ketertarikan seksual partisipan terhadap setiap gambar.

Hasilnya, terlepas apakah gambar-gambar wajah yang ditampilkan dalam studi menarik atau tidak, paparan air mata mengurangi gairah seksual pria.

Peneliti mengklaim ini ada kaitannya dengan zat chemosignal di dalam air mata yang memberikan dampak pada suasana hati ketika dihirup lewat hidung.

4. Kecemburuan

Ketika kekasih Anda terlalu dekat dengan teman Anda, maka ereksi Anda-lah yang kena getahnya, ungkap sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Sociology.

Peneliti menanyakan kepada 3.005 pria tentang kondisi itu dan hampir seperempat partisipan melaporkan bahwa pasangannya lebih banyak berbicara kepada teman-temannya dibanding kepada partisipan sendiri.

Akibatnya para partisipan 92 persen lebih cenderung dilaporkan kesulitan mendapatkan ereksi daripada partisipan yang menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-temannya.

Mengapa? Para peneliti mengklaim bahwa ketika si dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman Anda daripada Anda maka hal ini bisa menjadi ancaman bagi maskulinitas Anda hingga akhirnya mempengaruhi dorongan seksual Anda. Lebih baik seimbangkan waktu Anda untuk keduanya.



(ir/ir

Amerika Diserang Wabah 'AIDS Baru' yang Ditularkan Serangga

Browser anda tidak mendukung iFrame



Kutu Vinchuca (Foto: NY Times)
Jakarta, Sebuah penyakit mematikan yang disebarkan lewat serangga asal Amerika Latin mulai menginvasi Amerika Serikat. Penyakit ini disebut-sebut sebagai penyakit AIDS jenis baru dari Amerika karena masa inkubasinya yang panjang serta sulit atau bahkan tidak bisa disembuhkan.

Penyakit ini disebut penyakit Chagas dan disebabkan oleh parasit yang disebut Trypanosoma cruzi (T. cruzi). Parasit ini tetap aktif dalam tubuh manusia selama 30 tahun hingga kemudian membunuh secara tiba-tiba dengan cara menghentikan detak jantung atau menghancurkan usus penderitanya.

Penularannya adalah lewat gigitan binatang kecil yang disebut vinchuca atau kissing bug karena menggigit wajah orang ketika sedang tidur. Penyakit mematikan akibat ciuman parasit ini merupakan silent killer karena pasien jarang menunjukkan gejala atau tahu bahwa ia telah terinfeksi.

Dalam sebuah editorial yang dimuat jurnal PLoS Neglected Tropical Diseases, para ahli penyakit tropis dari Baylor College of Medicine di Houston, berpendapat bahwa penyebaran Chagas ini menyerupai penyebaran awal HIV/AIDS.

"Seperti AIDS, penyakit Chagas memiliki waktu inkubasi yang panjang dan sulit atau tidak mungkin disembuhkan. Chagas menginfeksi hingga 8 juta orang di bebagai belahan bumi, sebagian besar di Bolivia, Meksiko, Kolombia dan Amerika Tengah. Tapi lebih dari 300.000 orang yang terinfeksi tinggal di Amerika Serikat, kebanyakan di antaranya adalah para imigran," kata Peter J. Hotez, pakar vaksin dan penyakit tropis Baylor College of Medicine seperti dilansir New York Times, Rabu (30/5/2012).

Penyakit ini dapat ditularkan dari ibu ke anaknya atau lewat transfusi darah. Sekitar seperempat korban akhirnya akan mengalami pembesaran jantung atau usus yang kemudian berhenti berfungsi atau meledak sehingga menyebabkan kematian mendadak.

Penyakit ini diyakini telah membunuh Charles Darwin beberapa puluh tahun setelah digigit oleh serangga di Amerika Selatan. Pasien yang terinfeksi harus meminum obat keras selama 3 bulan dan hanya manjur jika penyakit ini terdeteksi sejak dini.

Obat Chagas ini memang tidak semahal obat AIDS, tetapi di negara miskin pasokannya mengalami kekurangan. Karena penyakit ini identik dengan penyakit kaum miskin, tidak banyak perusahaan yang mau berinfestasi untuk menemukan pengobatan baru.

"Penyakit ini juga sangat berkaitan dengan stigma miskin di masyarakat. Kebanyakan korbannya adalah imigran yang sulit mendapat akses perawatan medis. Hal ini membuat Chagas lebih mudah menyebar," kata Hotez.
 
 

(pah/ir

WHO: Negara Harus Waspada Terhadap Taktik Industri Tembakau

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: thinkstock)
Jakarta, Bersamaan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 31 Mei 2012, WHO meminta negara-negara untuk berhati-hati terhadap pengaruh industri tembakau di dalam program pengendalian tembakau. Taktik industri tembakau kini menyasar kaum muda dengan makin gencar beriklan.

Guna mengatasi upaya pengendalian tembakau termasuk WHO Framework Convention on Tobacco Control (WHO FCTC), industri tembakau semakin agresif memanfaatkan kebijakan-kebijakan yang bertentangan dengan tujuan pengendalian tembakau.

Di negara-negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara, 1 di antara 10 siswa sekolah ditawari sampel gratis produk tembakau. Di beberapa negara, industri tembakau menuntut pemerintah pusat dan lokal terkait gambar peringatan di bungkus rokok, dengan alasan bahwa industri memiliki hak menerakan merek yang secara legal terdaftar, serta atas kebebasan mengemukakan pendapat.

Survei Global Tembakau Pada Orang Dewasa (the Global Adult Tobacco Survey) menunjukkan bahwa peringatan kesehatan berhasil efektif. Sebagian besar konsumen rokok berpikir untuk berhenti merokok setelah melihat gambar-gambar tersebut.

Di sisi lain, tuntutan hukum juga diajukan para pengusaha rokok terhadap peraturan bebas asap rokok yang dikeluarkan oleh Kementerian kesehatan. Pengadilan menolak tuntutan ini dan terus menegakkan peraturan tersebut.

"Pemerintah harus melindungi masyarakat dari penggunaan tembakau serta berhati-hati terhadap adanya campur tangan industri tembakau dalam upaya pengendalian tembakau. WHO akan meningkatkan dukungan terhadap inisiatif pemerintah dalam memerangi industri tembakau," ujar Dr Samlee Plianbangchang, Direktur WHO Regional untuk Asia Tenggara, dalam rilis yang diterima detikHealth, Rabu (30/5/2012).

India dan Indonesia termasuk dalam 10 besar negara penghasil daun tembakau di dunia. Kawasan Asia Tenggara memiliki jumlah produsen terbesar produk daun tembakau.

Dari sisi konsumen, 90 persen konsumen tembakau non-bakar berada di kawasan ini. Di India, penjualan tembakau yang dikonsumsi tidak dengan cara dibakar meningkat sebesar 25 persen antara tahun 2005 dan 2010.

Sepuluh dari sebelas anggota WHO kawasan Asia Tenggara telah menandatangani FCTC dan sembilan negara telah mengadopsi peraturan pengendalian tembakau secara komprehensif.

Banyak negara telah menetapkan kawasan umum bebas dari asap rokok dan melarang iklan rokok. Sebagian besar negara melarang penjualan tembakau kepada anak-anak.

Surveilans global bagi tembakau telah dilaksanakan di 10 negara dan Survei Global Tembakau Pada Orang Dewasa dilaksanakan di Bangladesh, India, Indonesia dan Thailand.

Nepal baru-baru saja menetapkan larangan merokok dan mengunyah tembakau di tempat umum, mengharuskan gambar peringatan gangguan kesehatan, serta menyisihkan dana kesehatan dari pajak tembakau.

Thailand menetapkan pelarangan merokok di seluruh kawasan publik serta melarang pemajangan kemasan rokok di toko-toko. Delapan kota di Indonesia telah menetapkan kawasan bebas rokok alih-alih kuatnya cengkraman industri
rokok.

Daun dan produk tembakau termasuk dalam daftar sensitif (sensitive list) atau tidak berhak atas peringanan pajak, dalam South-Asia Free Trade Area (SAFTA).

Di sisi lain, perjanjian perdagangan bebas ASEAN atau ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) menghapuskan batasan tarif di kawasan ASEAN bagi berbagai produk, sehingga juga memberikan keuntungan bagi pengusaha tembakau. Kesempatan perdagangan bebas melampaui batas negara inilah yang kemudian dimanfaatkan perusahaan tembakau.

WHO mengajak pemerintah untuk melindungi kesehatan masyarakat dari campur tangan industri tembakau. Kelompok masyarakat dan akademisi perlu mendukung pemantauan dan penyampaian informasi kepada publik tentang upaya-upaya industri tembakau untuk memperkuat posisinya. Masyarakat perlu terus waspada.


(mer/ir

Pemerintah Hapus Stigma Orang Miskin Dilarang Sakit Lewat Obat Murah

Ini yang Bikin Kondom Gagal Berfungsi dengan Baik

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: thinkstock)
Jakarta, Meski termasuk alat konstrasepsi yang efektif serta juga dapat mencegah penularan penyakit kelamin, nyatanya masih banyak kondom yang gagal berfungsi karena rusak. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan kondom.

Kondom merupakan alat kontrasepsi yang paling aman. Selain dapat mencegah kehamilan, kondom juga bisa menghindari infeksi menular seksual. Sayangnya, masih banyak kesalahan-kesalahan pemakaian yang dilakukan pria, sehingga dapat merusak fungsi kondom.

Berikut beberapa hal yang dapat merusak kondom, seperti dilansir onlymyhealth, Selasa (29/5/2012):

1. Salah cara pakai
Salah satu alasan utama kegagalan kondom adalah penggunaan yang tidak tepat. Penggunaan kondom yang tidak benar misalnya tidak meninggalkan ruang di ujung kondom, tidak membuka gulungan kondom sampai ujung penis atau tidak memegang tepi kondom saat menariknya setelah digunakan. Penting untuk mengikuti instruksi yang dituliskan di sampul kemasan kondom.

2. Kondom kadaluarsa
Setelah tanggal kedaluwarsanya berakhir, kondom lateks akan mulai mengering sehingga menjadi lebih rapuh. Karena lebih kering, fleksibilitas dan kekuatan kondom terus menjadi lebih buruk.

Semakin tua kondom, semakin besar kemungkinan untuk rusak. Bahkan spermisida yang digunakan dalam beberapa kondom menjadi kurang efektif setelah lewat tanggal kedaluwarsa. Hal ini karena zat yang membunuh sperma kehilangan pelumasan dan kehilangan efektivitasnya.

3. Tidak tepat ukuran
Ukuran kondom yang tidak sesuai dengan ukuran kelamin juga bisa membuat kondom rusak atau gagal fungsi.

4. Penggunaan pelumas yang tidak tepat
Jika Anda menggunakan kondom lateks maka pelumas berbasis minyak seperti minyak sayur, vaselin dan minyak bayi dapat melemahkan karet kondom dan membuatnya rusak.

5. Tempat panas dan benda tajam
Jangan menyimpan kondom lateks di dalam dompet, tempat panas atau lembab. Suhu panas dan kemungkinan tertusuk benda tajam dalam meningkatkan kemungkinan kerusakan kondom.


(mer/ir

Selasa, 29 Mei 2012

Orang dengan Kondisi Kesehatan Ini Dilarang Naik Pesawat

Perempuan yang Merasa Cantik Lebih Puas Kehidupan Seksualnya

Browser anda tidak mendukung iFrame



ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Memahami kepuasan seksual pada wanita adalah hal yang rumit karena dipengaruhi berbagai macam faktor yang kompleks. Salah satu faktor adalah bagaimana wanita menilai penampilannya sendiri.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita akan merasa puas dengan kehidupan seksualnya jika merasa cantik dan menarik.

Penelitian yang dimuat dalam The Journal of Sex Research ini mempelajari sekitar 300 orang wanita heteroseksual selama 10 tahun. Para peserta dalam penelitian berusia 35 - 55 tahun dan berpendidikan hingga perguruan tinggi.

"Penelitian ini menunjukkan bahwa cara wanita memandang tubuhnya merupakan prediktor yang signifikan dari fungsi seksualnya," kata peneliti, Patricia Bartholow Koch, PhD, profesor kesehatan biobehavioral dan wanita di Pennsylvania State University seperti dilansir WebMD, Selasa (29/5/2012).

Para peserta disurvei mengenai kehidupan seksnya selama 10 tahun terakhir, apakah makin menyenangkan, berkurang tingkat kepuasannya atau tetap sama seperti dulu.

Kebanyakan peserta penelitian cenderung mengaku kehidupan seksnya tak semenarik 10 tahun yang lalu. Hal itu bisa dinilai dari aktifitas seks yang lebih jarang dan menurunnya hasrat seksual. Wanita yang mengalami hal ini banyak mempermasalahkan citra tubuhnya sendiri.

Namun beberapa peserta ada yang mengaku kehidupan seksnya sama menariknya seperti 10 tahun lalu. Bahkan beberapa di antaranya mengaku kehidupan seksnya makin memuaskan seiring pertambahan waktu.

Wanita-wanita yang merasa puas ini mengaku pertambahan usia justru membuatnya makin percaya diri dan merasa penampilannya justru makin menarik.

"Wanita beranggapan bahwa penuaan membuat penampilan jadi kurang menarik dan diterjemahkan menjadi kurang menarik secara seksual juga," kata Koch.

Menurut Koch, citra tubuh seorang wanita dapat mempengaruhi kepuasannya dalam berhubungan seksual. Tapi hubungan seksual juga dapat mempengaruhi citra tubuh.

Jika berada dalam sebuah hubungan yang memuaskan dan pasangan memberi umpan balik yang positif, wanita akan merasa lebih percaya diri dan merasa lebih baik tentang dirinya sendiri.



(pah/ir

Dengar Musik Ini Bikin Orang Cepat Ngantuk

Bahasa Positif Lebih Banyak Dipakai Ketika Berkomunikasi Tertulis

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: Thinkstock)
Jakarta, Bahasa tertulis memang kadang tidak segamblang bahasa verbal. Terbukti dari sebuah penelitian, ketika menggunakan komunikasi tertulis orang akan menggunakan bahasa yang lebih positif.

Sebuah studi baru terhadap penggunaan bahasa menemukan bahwa kata-kata yang mengandung emosi positif lebih sering digunakan dalam komunikasi tertulis. Hal ini pun diyakini dapat meningkatkan komunikasi antarmanusia.

Kandungan emosional mempengaruhi frekuensi kata-kata yang digunakan dalam komunikasi tertulis, meskipun keseluruhan kandungan emosional pada kata-kata yang dipelajari tersebut rata-rata bersifat netral.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal EPJ Data Science ini, peneliti memfokuskan pada bagaimana emosi diungkapkan dengan kata-kata dan kaitannya dengan frekuensi serta kandungan informasi.

Peneliti memfokuskan studi pada kata-kata yang sering digunakan sebagai ekspresi emosional dalam tiga bahasa Eropa yang paling populer secara online yaitu Inggris, Jerman dan Spanyol.

Peneliti pun meninjau data dari berbagai perilaku manusia di internet, termasuk dari blog, chat room dan forum diskusi.

Para peneliti pun percaya temuan David Garcia dan koleganya dari Swiss Federal Institute of Technology ini mendukung teori yang sudah ada bahwa ada prasangka positif dalam ekspresi manusia yang digunakan untuk memfasilitasi interaksi sosial seperti halnya dilansir dari psychcentral, Selasa (29/5/2012).

Peneliti juga menemukan bahwa ketika seseorang terfokus pada pilihan kata untuk menyampaikan konteks yang ia maksudkan, maka justru kata-kata positif-lah yang muncul untuk menggambarkan konteksnya, meskipun informasi yang dibawa lebih sedikit daripada kata-kata negatif.

Studi ini mendukung teori bahwa karena prasangka positif tersebut seringkali diamati dalam komunikasi manusia, kata-kata positif cenderung lebih sering digunakan.

Namun ekspresi negatif juga tidak semata diabaikan karena biasanya kata-kata negatif dipakai untuk mengirimkan informasi tentang ancaman mendesak dan berbagai peristiwa berbahaya.


(ir/ir

Kenali Gejala-gejala Kerusakan Saraf Tepi

Maniak Gadget Banyak Kena Carpal Tunnel Syndrome

Penderita Diabetes Anak di Indonesia Meningkat 500 Persen

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: thinkstock)
Jakarta, Diabetes biasanya identik dengan penyakit orang dewasa yang baru menyerang di usia 40 tahun ke atas. Namun tidak banyak orangtua yang tahu bahwa anak-anak pun bisa menderita diabetes. Bahkan dalam 2 tahun saja penderita diabetes anak di Indonesia sudah meningkat hingga 500 persen.

"Di tahun 2009 anak yang menderita diabetes tidak sampai 150 anak. Sekarang data terakhir sudah hampir 800 anak yang menderita diabetes. Tidak ada apa-apa saja tapi dalam 2 sampai 3 tahun tahun kenaikannya sudah 500 persen," jelas Dr. Aman Pulungan, Sp.A (K), Ketua UKK Endorinologi IDAI dalam acara konferensi pers 'Komitmen Bersama Institusi Kesehatan dan Pelaku Industri dalam Mengatasi Penyakit Degeneratif dan Double Burden di Indonesia' di Hotel Shangril-La, Jakarta, Selasa (29/5/2012).

Dari 800 anak tersebut kebanyakan menderita diabetes tipe 1 (karena kerusakan sel pankreas), namun 60 diantaranya adalah penderita diabetes tipe 2 (diabetes karena gaya hidup tidak sehat) dan kesemuanya mengalami kegemukan.

Dr Aman mengatakan hal ini sangat memprihatinkan, karena jika anak-anak saja sudah menderita diabetes maka tentu kualitas hidupnya ke depan sudah sangat berkurang.

Belum lagi anak yang menderita diabetes memiliki peluang besar untuk mengalami penyakit komplikasi seperti hipertensi, penyakit jantung dan stroke lebih dini.

"Kalau generasi sakarang sudah sakit, saya yakin semua dokter nggak bakal mampu menangani, asuransi apa pun tidak cukup lagi," tegas Dr Aman.

Hal ini bisa terjadi karena sejak dalam kandungan sang calon bayi sudah mendapatkan kelebihan kalori dan hiper insulin. Jadi saat ia lahir, sang bayi sudah mengalami hiper insulin. Paradigma yang salah bahwa ibu hamil makan untuk 2 orang adalah penyebabnya.

"Wanita hamil bukan makan untuk 2 orang, tapi makan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh ibu. Kalau kurus sekali yang harus makan banyak tapi kalau ibunya sudah gemuk yang tidak perlu makan untuk 2 orang," jelas DR dr Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A (K), Ketua UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI.

Kondisi diabetes anak makin diperparah karena orangtua yang tidak mengetahui dengan jelas mengenai gizi yang sehat. Banyak orangtua yang menganggap bahwa makanan yang mahal adalah makanan sehat, misalnya seperti western food dan junk food.

"Makanan western itu mahal, tinggi energi (kalori) tapi rendah nilai gizi. Banyak yang menganggap mahal itu baik, padahal belum tentu. Ini karena pengetahuan yang kurang. Sekarang kalau saya tanya makanan apa yang kandungan omega-3 paling tinggi, pasti pada jawab ikan salmon. Padahal ikan kembung justru yang tertinggi. Jadi yang sederhana bisa lebih bergizi," jelas Dr Damayanti.


(mer/ir

Tak Bergizi Tapi Digemari Orang Indonesia

Beda Kesemutan Normal dan Kesemutan Gangguan Saraf

Dokter Jantung di Jakarta Dilarang Keras Merokok

Browser anda tidak mendukung iFrame



ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Sebagai asosiasi medis yang banyak menangani pasien penyakit jantung, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia wilayah DKI Jakarta (PERKI JAYA) mengeluarkan pernyataan yang melarang keras seluruh anggotanya agar tidak merokok. PERKI JAYA melakukan langkah ini sebagai realisasi tindakan nyata perlawanan terhadap tembakau.

Larangan ini termuat dalam butir-butir pernyatan yang dihasilkan dari diskusi pengurus PERKI JAYA pada 25 Mei 2012.

Seperti rilis yang diterima detikHealth, Selasa (29/5/2012), berikut adalah isi dari pernyataan pengurus PERKI JAYA:

1. Kepada seluruh cardiologist anggota PERKI JAYA harus memberi contoh dalam perikehidupan sehari-hari, memberi 'suri tauladan' perilaku tidak merokok. Termasuk sebagai langkah kongkret merealisasikan komitmen ini, kami merekomendasikan kepada calon Anggota Muda Perki Jaya (Calon PPDS SpJP) harus disyaratkan 'bersih' dari perilaku merokok.

2. PERKI JAYA merekomendasikan kepada pemerintah, dalam hal ini Pemda DKI Jakarta, agar bersungguh-sungguh melaksanakan peraturan daerah tentang pengendalian dampak konsumsi rokok seperti Perda Tentang Kawasan Tanpa Rokok agar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan PERDA tersebut, dan menegakkan 'law enforcement' sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Kepada jajaran pemerintah lainnya, baik instansi militer maupun sipil, perusahaan-perusahaan swasta dan kantor-kantor yang berada di kawasan DKI Jakarta agar berpartisipasi aktif dalam upaya pengendalian dampak negatif rokok terhadap kesehatan jantung.

4. Kepada para pemangku kepentingan lainnya, termasuk organisasi profesi lain, LSM, semua institusi pendidikan, universitas, sekolah, lembaga pendidikan nonformal lainnya, agar meningkatkan penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang bahaya rokok bagi kesehatan, khususnya jantung.

Pernyataan ini dikeluarkan karena kekhawatiran melihat makin meningkatnya konsumsi tembakau di Indonesia. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional dan Riset Kesehatan Dasar menunjukkan bahwa jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Sejak tahun 1995 hingga sekarang, terjadi peningkatan dari 34,7 juta perokok menjadi 65 juta perokok.

Rokok merupakan faktor risiko pemicu berbagai jenis penyakit jantung, stroke, kanker dan pembuluh darah. Sayangnya, kebiasaan rokok sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat di Indonesia. Apalagi peraturan yang dengan tegas mengatur penjualan, promosi dan penggunaan produk tembakau ini belum begitu kuat ditegakkan.

Menurut data yang dilansir YLKI baru-baru ini, jumlah perokok aktif di Indonesia sebanyak lebih dari 65 juta. Sedangkan sebanyak 95 juta jiwa lainnya harus berisiko menanggung beban kesehatannya karena menjadi perokok pasif.

Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 juga membuktikan bahwa jenis penyakit yang banyak diderita masyarakat Indonesia 50% didominasi oleh hipertensi, diabetes, stroke dan penyakit jantung.

Yang mengkhawatirkan, penyakit jantung koroner mulai beranjak menempati posisi teratas sebagai penyebab kematian nomor satu.




(pah/ir

Ini Penyebab Utama Pria Alami Impotensi

Browser anda tidak mendukung iFrame



ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Salah satu gangguan seksual yang cukup ditakuti oleh kaum laki-laki adalah mengalami impotensi atau disfungsi ereksi. Ini dia penyebab utama laki-laki mengalami impotensi.

Masalah impotensi bisa mempengaruhi banyak laki-laki dan memiliki dampak yang bervariasi tergantung dari berbagai faktor seperti usia orang tersebut, kondisi fisik serta psikologis.

Awalnya impotensi dicap sebagai penyakit psikis, tapi berbagai penelitian menunjukkan ada pula penyebab organik lain untuk masalah ini. Untuk itu langkah-langkah pengobatan yang efektif juga mulai diperhitungkan.

Ada banyak penyebab seorang laki-laki mengalami impotensi, tapi sekitar 90 persen kondisi ini disebabkan oleh kondisi fisik sementara masalah psikologis terbukti menyebabkan impotensi sebesar 10 persen, seperti dikutip dari Lifemojo, Selasa (29/5/2012).

Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab impotensi yaitu:

1. Penyebab fisik
Ada banyak penyebab fisik untuk impotensi mulai dari yang bisa disembuhkan hingga yang tidak bisa diobati, seperti:
- Gangguan hormonal dan rendahnya tingkat testosteron
- Efek samping dari obat yang mengganggu mekanisme ereksi dan menyebabkan disfungsi
- Gangguan suplai darah yaitu pembuluh darah di penis gagal memperbesar sehingga penis tetap lembek
- Masalah yang berkaitan dengan sistem saraf parasimpatis

2. Kerusakan penis
Segala bentuk kerusakan struktur pada penis bisa menyebabkan disfungsi ereksi, salah satu penyebab utamanya adalah herpes genital yang diikuti oleh sebab lain seperti tumor dan kista di penis, serta pencabutan kulup. Selain itu penis yang melengkung tidak normal atau penyakit peyronie juga bisa menyebabkan impotensi.

3. Penyakit peripheral vascular
Penyakit peripheral vascular secara bertahap menyebabkan impotensi. Pada penyakit ini pembuluh darah perifer, dinding arteri dan vena yang mengarah ke daerah genital terganggu sehingga aliran darah ke penis tersumbat. Gangguan jantung, gagal ginjal, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes bisa membuat dinding kontraktil di pembuluh darah mengeras atau sempit.

4. Masalah psikologis
Penyebab psikologis ini berkisar pada trauma depresi, stres dan kecemasan. Jika akibat depresi maka perlu ditangani dengan hati-hati, karena frustasi dengan kondisi ini bisa menyebabkan depresi lebih lanjut sehingga membentuk lingkaran setan. Kadang gugup atau takut pasangan merasa tidak terpuaskan bisa menyebabkan impotensi.

Selain itu faktor lingkungan seperti terlalu bising, lampu yang terlalu terang, rasa takut dan kelelahan juga bisa menyebabkan impotensi, meskipun tidak ada gejala fisik.
 
 
 

(ver/ir