Selasa, 27 Maret 2012

Tiap Hari 30 Pasien RSCM Tak Tertangani Karena Penuh

Browser anda tidak mendukung iFrame



(dok: RSCM)
Jakarta, Jika sering berkunjung ke RSUP Cipto Mangunkusumo (RSCM), sering dijumpai pasien-pasien yang terlantar dan tidak mendapat tempat untuk perawatan. Bukan karena pihak rumah sakit ogah-ogahan, tapi karena jumlah pasien yang datang melebihi kapasitas pelayanan rumah sakit.

"RSCM memang rujukan nasional, dan semua pasien boleh berobat ke sini. Namun sekitar 30-40 persen pasien yang datang ke rumah sakit seharusnya tidak perlu mendapat perawatan di RSCM, namun cukup dirawat di rumah-sakit daerah. Kami pun tidak dibolehkan menolak pasien yang datang, terutama pasien Jamkesmas," kata Prof Dr dr Akmal Taher SpU (K), Direktur Utama RSCM kepada detikhealth di RSCM, Jakarta, Selasa (27/3/2012).

Masalah ini disebabkan belum jelasnya sistem rujukan yang ada saat ini. Pasien yang seharusnya bisa mendapat penanganan sederhana di rumah sakit daerah tetap harus dilayani. Namun ketika ada pasien kritis yang seharusnya mendapat prioritas penanganan, tempat dan tenaga medisnya sedang sibuk menangani pasien yang kurang kritis.

Dr Taher mengaku merasa senang dengan kepercayaan masyarakat, namun dengan mekanisme rujukan saat ini, pelayanan kesehatan yang diberikan menjadi kurang optimal. Ia menuturkan, pemerintah DKI Jakarta menjanjikan akan membenahi sistem rujukan ini.

Per 1 Juli 2012 nanti, pasien baru boleh dirujuk ke RSCM setelah mendapat rujukan dari rumah sakit daerah. Jadi tidak semua pasien dapat langsung dirujuk ke RSCM.

Saat ini, RSCM memiliki 1.300 buah tempat tidur untuk pasien. Namun dalam waktu dekat, jumlahnya akan ditambah menjadi 1.600 tempat tidur. Hal ini disebabkan jumlah pasien yang terus bertambah, sedangkan tempat dan tenaga medis yang dimiliki kurang dapat mengimbangi.

"Jumlah ini sebenarnya sudah terlalu banyak sebab rumah sakit lain di Indonesia memiliki paling banyak 800 tempat tidur pasien. Sementara itu, tempat inap pasien hampir setiap hari penuh. Dalam sehari saja, ada sekitar 30 pasien yang tidak tertangani dan mereka tetap menunggu untuk mendapat perawatan dari kami," kata Dr Taher.

(pah/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar