Jumat, 30 Desember 2011

Desember: Heboh Immi yang Jadi Korban Diskriminasi HIV

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Jakarta, Bertepatan dengan Hari AIDS Sedunia yang jatuh tiap tanggal 1 Desember, ternyata diskriminasi terhadap orang dengan HIV dan AIDS masih banyak terjadi. Yang cukup menghebohkan adalah kasus Immi, yang ditolak masuk sekolah SD Don Bosco 1 Kelapa Gading Jakarta karena ayahnya HIV positif.

Zipporah Imogen Divine adalah putri dari Fajar Jasmin Sugandhi, seorang penulis yang terinfeksi HIV positif. Immi, panggilan akrabnya, tidak terinfeksi HIV seperti ayahnya, namun ia tetap menerima diskriminasi karena menjadi anak seorang HIV.

Immi yang baru saja diterima di SD Don Bosco Kelapa Gading, tiba-tiba saja ditolak dan penerimaannya dibatalkan hanya melalui pesan singkat (SMS). Pihak sekolah beralasan membatalkan keputusan menerima Immi karena beberapa calon orangtua siswa menolak keberadaan Immi.

Berikut SMS pemecatan Immi dari SD Don Bosco Kelapa Gading:

Yth Bpk/Ibu orangtua Zipporah Imogen Divine. Setelah rapat dengan Team dan Koord Penerimaan Siswa Baru yayasan kami dengan berat hati memutuskan bahwa kami membatalkan keputusan menerima Imi sebagai calon siswa SD Don Bosco 1 Kelapa Gading. Hal ini disebabkan beberapa calon orangtua siswa lain menolak keberadaan Imi. Mohon maaf dan pengertiannya. Hartanto SD DB 1.

Menganggapi hal ini, dukungan terhadap keluarga Immi dan keluarga orang dengan HIV dan AIDS lainnya terus mengalir. Fajar Jasmin Sugandhi, ayah Immi yang terinfeksi HIV positif pun menuliskan lewat akun twitternya @fajarjasmin, bahwa ia mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak, termasuk media, DPR, Ombudsman Indonesia, KPA, 2 agensi PBB dan beberapa pengacara.

Saat pihak keluarga melakukan pertemuan dengan pihak sekolah dan Yayasan Panca Dharma yang membawahi SD Don Bosco 1 Kelapa Gading, pihak yayasan tetap bersikeras keluarga Immi harus menyerahkan hasil tes HIV dan membuktikan hasilnya negatif jika tetap ingin bersekolah di SD Don Bosco 1 Kelapa Gading.

Pihak yayasan menganggap tindakan tersebut bukanlah diskriminatif karena akan diberlakukan kepada orangtua lain yang mengakui anaknya berpenyakit menular.

Bahkan ditambahkan oleh pihak yayasan bahwa calon siswa lain yang mengakui berpenyakit menular lain tidak akan diterima bersekolah di Don Bosco.

Pihak Yayasan Panca Dharma mengakui bahwa tindakan kepala sekolah yang memberitahu orangtua hanya melalui pesan singkat (SMS) adalah tindakan yang salah dan mereka telah meminta maaf untuk tindakan tersebut.

Namun setelah dilakukan mediasi, Yayasan Panca Dharma secara terbuka mengakui khilaf yang berbuntut pada pembatalan penerimaan Immi di SD Don Bosco, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Secara terbuka mereka meminta maaf kepada orang tua Immi atas insiden yang sempat terjadi.

"Penolakan ini, mohon maaf, adalah akibat ketidaktahuan kami tentang HIV," ujar Pembina Yayasan Panca Dharma, Handi Pratama.

Permintaan maaf ini diumumkannya kepada wartawan seusai pertemuan mediasi antara pihak yayasan dengan orang tua Immi. Pertemuan yang difasilitasi oleh Komite Pengawasan AIDS Nasional dan DKI Jakarta itu berlangsung di Kantor Kemenko Kesra, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (5/12/2011).

Orang tua Immi, menyambut baik permintaan maaf tersebut. Pengakuan bahwa dia merupakan pengidap HIV, merupakan bagian dari komitmennya untuk tidak menutupi keadaan dirinya.

Apakah Immi tetap akan bersekolah di SD Don Bosco, Kelapa Gading?

"Sejauh ini masih pertimbangan tetap atau tidak. Immi kelihatannya masih mau di Don Bosco. Kami sudah mendaftar ke sekolah lain sebagai alternatif, tapi belum ada keputusan diterima atau tidak," jawab Fajar.

(Edisi kaleidoskop kesehatan 2011 detikHealth

Penyakit-penyakit yang Masih Mengancam di 2012

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Jakarta, Dalam beberapa jam lagi tahun 2011 akan berakhir dan berganti dengan tahun 2012. Meski tahun sudah berganti, tapi ada beberapa penyakit yang masih menjadi ancaman di tahun 2012. Apa saja itu?

Beberapa penyakit memang sudah ada yang diberantas atau tidak muncul lagi, namun penyakit tertentu masih mengancam manusia di tahun 2012. Berikut ini beberapa penyakit yang masih menjadi ancaman, seperti dikutip dari HuffingtonPost, Sabtu (31/12/2011) yaitu:

1. Penyakit infeksi
Penyakit infeksi merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi ancaman, penyakit ini bisa disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit. Terlebih di tahun 2012 diramalkan akan terjadi beberapa bencana alam yang bisa menjadi faktor risiko meningkatnya penularan penyakit infeksi seperti ISPA (Infeksi saluran pernapasan atas), diare, hepatitis A, difteri dan penyakit infeksi lainnya.

Dibeberapa negara penyakit infeksi sudah tidak menjadi masalah lagi, tapi di beberapa negara terutama negara berkembang penyakit ini masih menjadi momok tersendiri. Salah satu cara pencegahan yang cukup efektif adalah pola hidup sehat termasuk mencuci tangan pakai sabun.

2. Penyakit tidak menular
Saat ini angka kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat, penyakit ini diderita dalam jangka waktu lama dan berkembang secara perlahan. Empat penyakit tidak menular yang utama adalah penyakit kardiovaskular (jantung dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (penyakit paru dan asma) serta diabetes.

3. Penyakit tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman yang serius, karena banyaknya pasien yang mengalami resistensi atau kekebalan kuman TBC terhadap obat yang ada saat ini baik obat lini satu atau kedua. Selain itu penyebab lainnya adalah masih adanya kantong-kantong TBC yang belum terdeteksi.

Salah satu cara untuk mengatasi tuberkulosis adalah mengonsumsi obat secara teratur dan dibutuhkan kepatuhan dari si pasien, karena jika ia berhenti sendiri berisiko mengalami resistensi terhadap obat yang sudah ada.

4. HIV/AIDS
HIV/AIDS masih menjadi penyakit yang mengancam karena tingginya peningkatan kasus baru, serta masih adanya orang yang menutupi kondisi tersebut sehingga tidak mendapatkan pengobatan yang tepat.

5. Flu burung
Meski kasusnya pada manusia memang berkurang, namun penyakit ini masih mengancam karena bisa bermutasi sehingga jadi lebih mudah ditularkan atau justru menjadi lebih ganas. Mutasi flu burung ini ditemukan pada strain baru yang menyebar di China dan Vietnam. Badan Pangan Dunia PBB (FAO) mendesak untuk dilakukannya pengawasan yang lebih besar terhadap kemungkinan penyebaran kembali flu burung.

(ver/ir

Pasien RS Bisa Lebih Bahagia Bila Dijenguk Saat Liburan

Terlalu Sering Masturbasi Bisa Bikin Sperma Encer?

Your browser does not support iframes.




Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Secara medis, masturbasi dianggap cara paling sehat untuk dapat menyalurkan dorongan seksual seorang pria yang belum memiliki pasangan resmi. Namun banyak pria yang percaya bahwa terlalu sering masturbasi bisa menyebabkan sperma encer. Benarkah demikian?

"Tidak ada kaitan antara masturbasi dan sperma encer. Secara kasat mata sperma encer tidak bisa jadi petunjuk jumlah spermatozoa (sel jantan), yang diperlukan untuk membuahi sel betina (ovum) agar terjadi kehamilan," jelas Dr. Andri Wanananda MS, seksolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta, dalam konsultasi kesehatan detikHealth, Jumat (30/12/2011).

Menurut Dr Andri, pada dasarnya sperma encer tidak dapat ditentukan secara kasat mata. Harus dipastikan dengan analisa laboratorium untuk menentukan:

1. Densitasnya (lebih dari 20.000/ml)
2. Motilitasnya (lebih dari 50 persen sel jantan masih gerak dalam 4 jam)
3. Sel jantan abnormal harus kurang dari 40 persen dan voluma cairan sperma lebih dari 2 ml tiap ejakulasi.

"Faktor-faktor tersebut adalah tolok ukur untuk menentukan kesuburan pria," tegas Dr. Andri.

Dr. Y Soni, Sp.U, spesialis bedah urologi dari RS PURI INDAH juga menjelaskan bahwa sperma encer hanya istilah awam. Pengertian dalam analisa sperma meliputi jumlah atau konsentrasi, gerakan dan bentuk. Kemungkinan yang dimaksud sperma encer adalah jumlah atau konsentrasi sperma dalam semen.

"Konsentrasi sperma dapat dipengaruhi oleh suhu testis, seperti celana ketat, bekerja di ruang panas atau mengalami kelainan varises skrotum (varikokel). Untuk itu hindari hal-hal di atas dan periksakan dengan ahli urologi untuk mengetahui penyebab pastinya," jelas Dr. Y Soni, Sp.U.

Sedangkan densitas sperma dapat dipengaruhi oleh:

1. Kadar hormon pria (testosteron),
2. Asupan makanan dan minuman yang bergizi seimbang
3. Kebugaran fisik dan adakah penyakit kronis seperti 'kencing manis'.

"Upaya pencegahan untuk terhindar dari ketidaksuburan antara lain jangan merokok, hindari asap rokok, latihan atau olahraga teratur, makanan yang bergizi seimbang, hindari stres dan bila mengalami stres kelola stres dengan cerdas," tutup Dr. Andri.


(mer/up

Hilangnya Memori Bisa Disebabkan oleh Silent Stroke

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Jakarta, Gejala stroke yang dikenal adalah muka perot dan tidak bisa menggerakkan anggota tubuh. Tapi jika seseorang jenis silent stroke, maka gejala yang muncul adalah pelupa karena ia kehilangan memori.

Sebuah studi yang dilaporkan dalam jurnal Neurology diketahui bahwa kehilangan memori pada orang dewasa kemungkinan disebabkan oleh silent stroke akibat adanya bintik-bintik kecil yang disebabkan matinya sel-sel dalam otak.

Silent stroke adalah salah satu jenis stroke iskemik yang ditandai dengan bekuan darah di pembuluh yang memasok darah ke otak sehingga menyebabkan kerusakan bagian otak yang dalam jangka panjang memicu kehilangan memori.

"Biasanya orang berpikir penurunan memori sebagai indikator awal penyakit Alzheimer, padahal bisa jadi itu tanda silent stroke," ujar Adam Brickman, neuropsikologi dari Columbia University's Taub Institute for Research on Alzheimer's Disease and the Aging, seperti dikutip ABCNews, Jumat 30/12/2011).

Brickman menuturkan pada orang yang mengalami kehilangan memori akibat silent stroke ini tidak selalu menunjukkan penurunan ukuran hippocampus. Namun jika akibat Alzheimer disebabkan oleh perubahan ukuran hippocampus dan pembuluh darah di otak.

Studi ini melibatkan 658 peserta dengan usia rata-rata 79 tahun yang tidak memiliki riwayat demensia (kepikunan). Peserta diberikan tes untuk mengukur memori, kemampuan bahasa dan kemampuan berpikir serta mengukur hippocampus.

Saat ini diketahui faktor risiko untuk silent stroke termasuk kondisi tekanan darah tinggi, obesitas dan juga kolesterol tinggi. Hal ini hampir sama dengan jenis stroke lainnya.

"Sekarang banyak orang yang menderita stroke di usia muda. Selama waktu itu stroke akan menyebabkan banyak kerusakan, sayangnya masalah akibat stroke ini bersifat irreversibel," ujar Dr Shazam Hussain, direktur program stroke di Clevelend Clinic.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah stroke adalah dengan mengontrol gejala atau faktor risiko yang ada. Metode skrining dengan MRI juga bisa memantau kondisi otak pada orang yang berisiko tinggi.

(ver/up

Sakit Kepala Setelah Naik Tangga Bisa Jadi Tanda Anemia

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Jakarta, Naik tangga merupakan aktivitas yang mungkin dilakukan sehari-hari, tapi bagi beberapa orang ada yang merasa pusing setelahnya. Ternyata pusing atau sakit kepala setelah naik tangga bisa menjadi tanda anemia.

Dalam kebanyakan kasus, sakit kepala setelah naik tangga biasanya tidak membutuhkan perhatian yang serius. Namun jika kejadian ini terus berulang, kemungkinan menjadi sinyal dari suatu kondisi medis yang mendasari salah satunya adalah anemia.

Anemia merupakan kondisi yang ditandai dengan jumlah sel darah merah yang menurun dalam darah atau bisa juga disebabkan oleh jumlah sel darah merah yang melebihi normal.

Sel darah merah ini befungsi membawa oksigen ke otak dan juga organ tubuh lainnya, jika jumlahnya berkurang maka ada bagian tubuh termasuk otak yang tidak mendapat oksigen dengan cukup.

Ketika menaiki anak tangga tubuh termasuk otak membutuhkan lebih banyak oksigen. Tapi jika seseorang mengalami anemia asupan oksigen akan lebih sedikit, jika terus dipaksakan akan membuat seseorang merasa pusing atau sakit di bagian kepala, seperti dikutip dari Livestrong, Jumat (30/12/2011).

Selain anemia, rasa sakit di kepala ini juga bisa disebabkan oleh tekanan darah rendah karena detak jantung di bawah normal. Ketika seseorang berdiri atau menaiki tangga, tekanan darah akan meningkat untuk memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh.

Namun jika seseorang punya penyakit darah rendah maka tubuh tidak bisa memompa darah untuk mencukupi kebutuhan yang berakibat munculnya sakit kepala saat naik tangga atau setelahnya.

Kondisi lain yang bisa menjadi penyebab adalah kadar gula darah rendah (hipoglikemia), karena tubuh kekurangan gula yang menjadi sumber utama bahan bakar terutama otak. Jika disebabkan oleh kadar gula darah rendah, ras asakit di kepala kadang disertai dengan pelinghatan yang kabur.

Sedangkan kondisi lain yang bisa menjadi penyebab munculnya sakit kepala setelah naik tangga adalah sirkulasi udara yang buruk serta dehidrasi.

(ver/ir

Rahang Patah Saat Berkelahi, Giginya Pindah ke Kaki

Your browser does not support iframes.




Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Menang maupun kalah, berkelahi sama-sama akan menyisakan penderitaan di kedua kubu. Seperti yang dialami laki-laki asal Kroasia, usai mematahkan rahang lawan patahan giginya malah bersarang di telapak kaki dan memicu infeksi serius.

Laki-laki berusia 29 tahun yang tidak disebutkan namanya ini datang ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan kaki membengkak dan terasa sangat nyeri. Kepada dokter, ia mengaku pernah menginjak beling atau pecahan kaca saat sedang tamasya ke pantai.

Dokter yang menanganinya kemudian menemukan bekas luka di telapak kaki, di sela-sela antara jari manis dan jari tengah kaki kanannya. Luka itu menunjukkan, kemungkinan besar memang ada benda asing masuk ke dalamnya dan memicu bengkak karena infeksi.

Namun ketika dipindai dengan sinar-X, tidak ditemukan adanya pecahan kaca di lokasi tersebut. Dokter justru menemukan benda agak lonjong yang bentuknya diyakini sangat mirip dengan gigi manusia, namun saat itu tidak ada yang menyangka bagaimana bisa ada gigi di tempat itu.

Akhirnya pasien itu mengaku, 2 minggu sebelumnya ia berkelahi dengan seseorang yang ditemuinya di pantai. Hanya dengan memakai sandal jepit, ia melayangkan tendangan ke bagian wajah lawan sehingga tulang rahangnya retak dan beberapa giginya tanggal.

Laki-laki tersebut sama sekali tidak mengira ada patahan gigi yang masuk ke kakinya. Bahkan 10 hari kemudian ketika luka di kakinya bernanah, ia datang ke dokter dan luka di telapak kakinya hanya dibersihkan serta diberi antibiotik agar tidak terjadi infeksi.

Baru ketika benar-benar terjadi infeksi dan pembengkakan, laki-laki ini datang ke Unit Gawat Darurat dan saat itu barulah dokter menemukan ada gigi di telapak kakinya. Setelah dikeluarkan, dipastikan gigi tersebut adalah gigi seri yang berasal dari bagian depan rahang lawannya.

"Kami selalu menganggap semua benda asing yang menusuk tubuh adalah kotor," kata Zenon Pogorelic, MD, ahli bedah dari University Hospital Split yang melaporkan kasus itu di Journal of Foot and Ankle Surgery seperti dikutip dari MSNBC, Jumat (30/12/2011).

Dr Pogorelic menambahkan, gigi sangat mungkin memicu infeksi ketika menembus permukaan kulit karena selalu bersinggungan dengan air liur. Menurutnya, air liur mengandung lebih dari 200 jenis mikroba yang sangat mungkin memicu infeksi jika masuk ke dalam jaringan yang terluka.


(up/ver

Vitamin D Dapat Sembuhkan Migrain

Your browser does not support iframes.




Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Ketika sedang mengalami migrain, cahaya terang matahari dapat menyiksa. Tetapi bersembunyi dari sinar matahari juga dapat memperlama serangan migrain, sebab vitamin D yang dibentuk dengan bantuan sinar matahari bisa mengobati migrain.

Rendahnya kadar vitamin D yang dihasilkan tubuh dan paparan sinar matahari yang rendah telah dikaitkan dengan migrain dan sakit kepala jenis lain. Pada suatu waktu, rendahnya kadar vitamin D yang diduga menyebabkan lemahnya tulang atau penyakit rakhitis.

Saat ini semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang rendah dapat mempengaruhi hampir setiap sistem tubuh, termasuk otak. Hasil penelitian baru juga telah membuktikan bahwa kadar vitamin D yang rendah dapat menyebabkan migrain.

Sebuah laporan yang disajikan pada pertemuan American Headache Society menemukan bahwa, 40 persen orang dengan migrain memiliki kadar vitamin D yang rendah. Orang-orang yang memiliki kadar vitamin D yang rendah juga telah memiliki riwayat telah mengembangkan migrain sebelumnya.

Studi lain, dalam Journal of Headache Pain, migrain menunjukkan lebih umum pada orang yang tinggal di daerah dengan garis lintang tinggi. Fakta tersebut menunjukkan bahwa, pola nyeri migrain dapat dipengaruhi oleh musim. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa, migrain lebih banyak menyerang di mana paparan sinar matahari berkurang dan kadar vitamin D berkurang.

Para ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa, daerah di otak termasuk beberapa hipotalamus, telah terlibat dalam beberapa jenis gangguan sakit kepala. Beberapa daerah di otak memiliki reseptor untuk vitamin D, serta enzim yang membantu mengubahnya menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh. Hal tersebut dapat membantu menjelaskan mengapa kehabisan nutrisi vital ini dapat memberikan kontribusi untuk migrain atau jenis sakit kepala yang lain.

Jika hubungan tersebut terbukti menjadi hubungan penyebab dan efek, maka suplemen vitamin D dapat menjadi pilihan lain pengobatan untuk orang dengan migrain. Bahkan, salah satu peneliti telah berhasil mengobati dua wanita postmenopause yang mengalami migrain kronis dengan vitamin D dan suplemen kalsium.

Jika menderita migrain kronis, maka segera berkonsultasilah dengan dokter mengenai kadar vitamin D. Dokter mungkin akan merekomendasikan tes darah untuk menentukan kadar vitamin D dalam tubuh. Jika seseorang memiliki kadar vitamin D kurang dari 20 ng/ml, maka termasuk kekurangan vitamin D. Kadar vitamin D antara 20-30 ng/ml termasuk sedikit rendah, dan 30-74 ng/ml adalah kisaran normal.

Karena banyak orang yang berusaha untuk melindungi kulit dari sinar matahari dengan tinggal di dalam rumah dan mengenakan pakaian pelindung atau tabir surya, akan sulit bagi tubuh untuk memproduksi cukup vitamin D. Kadar vitamin D yang direkomendasikan saat ini adalah 600 IU setiap hari untuk remaja dan orang dewasa sampai usia 70 tahun.

Sumber makanan yang baik termasuk susu yang diperkaya, jamur, dan ikan berlemak seperti salmon dan tuna. Jika telah mengonsumsi makanan yang kaya vitamin D, namun kadar vitamin D masih rendah, maka berkonsultasilah dengan dokter. Mungkin dokter dapat merekomendasikan suplemen vitamin D.
(up/up

Daging dari Feses Diklaim Lebih Sehat Ketimbang Daging Asli

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Jakarta, Umat ​​manusia telah berusaha mencari segala cara untuk menemukan sumber daging yang baru, mulai kloning hewan hingga mengunyah serangga. Seorang ilmuwan Jepang memiliki gagasan yang lain daripada yang lain, yaitu membuat daging dari feses manusia.

Sistem pembuangan di Tokyo melayani lebih dari 13 juta orang untuk area sekitar 2.200 kilometer persegi. Besarnya populasi yang harus ditangani memunculkan masalah yang tak biasa yaitu terlalu banyak lumpur di selokan yang sebenarnya merupakan feses manusia.

Permasalahan ini mengusik Mitsuyuki Ikeda, peneliti di Laboratorium Okayama untuk mencari cara bagaimana memanfatkan limbah ini. Ia kemudian membuat ide untuk membuat limbah agar dapat dimakan. Gagasan ini jelas akan membuyarkan nafsu makan, namun tetap muncul pertanyaan: apakah 'daging' ini aman dimakan?

Daging asli terbuat dari 63 persen protein, 25 persen karbohidrat, 3 persen lemak dan 9 persen mineral. Karena feses adalah tempat berkembang biak bakteri, maka Ikeda harus membunuh bakteri dan mengekstrak protein.

Protein kedelai ditambahkan dalam campuran ini untuk meningkatkan rasa dan pewarna makanan digunakan untuk membuat 'daging' tampak merah. Beberapa bahan kimia juga ditambahkan agar 'daging' lebih bertekstur.

Ikeda mengatakan bahwa pada pengujian awal, steak dari 'daging' ini memiliki rasa yang agak menyaru daging sapi. Meskipun demikian, ia masih mengkhawatirkan hambatan utama dalam pemasaran 'daging' ini, yaitu hambatan yang bersifat psikologis.

"Saya mengakui bahwa tidak banyak orang yang akan tertarik untuk memakannya jika mengetahui itu terbuat dari feses manusia," imbuhnya seperti dilansir DailyTech.com, Jum'at (30/12/2011).

Hal ini patut menjadi kekhawatiran, pasalnya daging sintetis saja masih sulit diterima oleh banyak kalangan. Untuk masalah harganya, Ikeda mengatakan bahwa harganya mungkin tak jauh berbeda dengan harga daging asli.

"Pada saat penelitian, daging buatan kami 10-20 kali lebih mahal daripada daging biasa. Tapi setelah penelitian selesai dan akan dipasarkan, kami mungkin dapat memberikan harga yang sama dengan daging biasa," tuturnya.

'Daging' baru ini diklaim lebih sehat daripada daging asli karena merupakan campuran ideal dari protein, karbohidrat, lemak dan mineral. Kandungan lemaknya yang kecil membuat 'daging' ini lebih sehat daripada daging hewan. Tak hanya itu, karya Ikeda ini juga dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh hewan ternak.

"Dalam dunia makanan, kita akan mengatakan bahwa kita tidak akan memakan kotoran ('don't eat poop'). Tapi jikalau pun akan memakannya, pastikan itu sudah dimasak,'" kata Douglas Powell, profesor makanan di Kansas State University.

(ver/up

Alasan Perempuan Lebih Banyak Mengeluh Tentang Kesehatannya

Your browser does not support iframes.




Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Barcelona, Ketika diminta untuk menilai kesehatannya sendiri, rata-rata perempuan mengaku memiliki kondisi kesehatan yang lebih buruk daripada laki-laki. Banyak anggapan bahwa perempuan seringkali melebih-lebihkan kondisi kesehatannya. Nyatanya, penelitian menemukan bahwa perempuan memang memiliki tingkat penyakit kronis yang lebih tinggi.

"Ada anggapan bahwa perempuan lebih banyak melaporkan masalah kesehatan, lebih mungkin mengatakan bahwa mereka sakit, atau mengkhawatirkan gejala penyakitnya daripada laki-laki," kata penulis pertama studi Davide Malmusi, dari Badan Kesehatan Masyarakat di Barcelona, Spanyol.

Malmusi dan rekannya mengumpulkan data wawancara tatap muka dengan lebih dari 29.000 orang mengenai kesehatannya lewat Survei Kesehatan Nasional Spanyol tahun 2006. Sekitar setengah dari peserta penelitian berusia 16-44 tahun, sedangkan separuh sisanya berusia lebih tua.

Dari seluruh perempuan yang diwawancarai, 38,8 persen menilai kesehatannya dalam taraf rendah atau sangat rendah dan 25,7 persen melaporkan bahwa aktifitasnya terbatasi akibat kondisi kesehatannya itu. Pada laki-laki, hanya 27 persen saja yang menilai kesehatnnya buruk dan 19,3 persen melaporkan bahwa aktifitasnya terbatasi karena kondisi kesehatannya.

Tetapi ketika para peneliti mencocokkan pengakuan setiap orang dengan dengan tingkat kesehatannya, perbedaan gender menghilang. Memiliki sejumlah penyakit kronis yang tinggi berkorelasi dengan buruknya kesehatan yang dirasakan dalam tingkat yang sama pada kedua jenis kelamin. Artinya, baik pada laki-laki maupun perempuan dengan kondisi kesehatan yang sama, perempuan tidak lebih banyak mengklaim kondisi kesehatannya yang buruk.

"Telah lama ada perdebatan apakah kondisi kesehatan yang dilaporan perempuan dipengaruhi bias atau tidak. Beberapa peneliti berpendapat bahwa perempuan mungkin suka melebih-lebihkan masalah kesehatannya, dan laki-laki enggan mengakui penyakitnya. Temuan menjelaskan bahwa perempuan yang melaporkan buruknya kondisi kesehatan mencerminkan gangguan kesehatan yang mendasari penyakitnya," kata sosiolog Ellen Annandale dari University of Leicester di Inggris.

Sayangnya, penelitian ini tidak menjelaskan mengapa perempuan lebih banyak memiliki masalah kesehatan. Data mengungkapkan bahwa gangguan kesehatan pada perempuan paling banyak dikaitkan dengan lima gangguan kronis: arthritis, gangguan mental, sakit leher, sakit kepala, dan nyeri punggung. Penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk menjelaskan mengapa hal ini dapat terjadi.

"Perempuan umumnya hidup lebih lama daripada laki-laki. Tetapi kesenjangan harapan hidup itu telah menurun dari waktu ke waktu di banyak negara. Salah satu alasannya adalah karena kesehatan laki-laki dianggap mengalami peningkatan, sedangkan perempuan tidak," kata Annandale seperti dilansir myhealthnewsdaily.com, Jumat (30/12/2011).

Penelitian yang dimuat European Journal of Public Health ini menggaris bawahi fakta bahwa perempuan umumnya merasakan kondisi kesehatan yang lebih buruk daripada laki-laki disebabkan oleh gangguan kesehatan yang lebih parah, bukan hanya karena mengeluh tentang kesehatannya atau mengkhawatirkan gejala penyakitnya.


(up/up

Produk Wewangian Bisa Sebabkan Kanker?

Your browser does not support iframes.




Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Berbagai bahan produk rumah tangga seperti penyegar udara, sabun wangi, pembersih tangan, deterjen, dan bahan-bahan pembersih memancarkan aroma harum atau wewangian. Sayangnya, beberapa bahan pewangi tersebut sebenarnya diklasifikasikan sebagai bahan beracun atau berbahaya dan beberapa bahan dibatasi pemakaiannya agar dapat dianggap aman.

"Produk ini dapat menyebabkan berbagai efek yang merugikan kesehatan seperti sakit kepala, kesulitan bernapas, serangan asma, ruam, dan bahkan hilangnya kesadaran. Saya ingin mengetahui bahan apa yang bisa menyebabkan efek ini," kata Dr. Anne Steinemann dari University of Washington.

Untuk menghasilkan bau harum, produk-produk ini ditambahkan bahan kimia yang disebut volatile organic compounds (VOC) atau bahan organik yang mudah menguap. Bersama rekan-rekannya, Dr. Steinemann menganalisis 25 produk beraroma seperti; penyegar udara, pewangi binatu, pembersih, dan produk perawatan pribadi. Mereka menemukan bahwa 25 produk tersebut semuanya memancarkan total 133 bahan kimia (VOC) yang berbeda dengan rata-rata 17 VOC untuk setiap produk.

Dari 133 bahan kimia tersebut, 24 di antaranya diklasifikasikan sebagai bahan beracun atau berbahaya berdasarkan undang-undang federal AS, dan setiap produk mengeluarkan satu hingga delapan dari senyawa ini.

Sekitar setengah produk yang diteliti mengklaim dirinya sebagai produk yang "hijau" dengan embel-embel "organik", "alami", atau "minyak esensial" namun sebenarnya juga merupakan senyawa beracun dan berbahaya yang banyak digunakan produk lain pada umumnya.

"Kami juga menemukan beberapa hasil mengejutkan lainnya. Hampir setengah dari produk beraroma memancarkan satu atau lebih karsinogen polutan udara berbahaya," imbuh Dr. Steinemann seperti dilansir TheStar.com, Jumat (30/12/2011).

Karsinogen atau pemicu kanker yang dimaskud adalah 1,4-dioksan, asetaldehida, formaldehida, dan metilen klorida yang tidak memiliki tingkat paparan yang aman menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau Environmental Protection Agency.

Bahkan jikalaupun produk tersebut tidak mengandung bahan kimia berbahaya, bahan-bahan dalam produk dapat menghasilkannya. Misalnya, bahan kimia yang paling umum dihasilkan adalah limonen yang bereaksi dengan ozon di udara sekitarnya dan menciptakan polutan yang berpotensi bahaya seperti formalin, asetaldehida, dan ultrafine particles5.

Oleh karena itu, Dr. Steinemann menghimbau agar konsumen beralih ke produk dengan bahan dasar seperti baking soda, cuka, dan menggunakan produk tanpa pewangi. Untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, akan lebih baik jika membuka jendela atau menyalakan kipas angin daripada menggunakan penyegar udara atau pengharum yang tidak membersihkan udara, tetapi hanya menutupi masalah dan memperburuk kualitas udara.

Seorang toksikologi, Dr. Tod Bania, mengatakan bahwa ia pernah mendapat pasien yang melaporkan gejala penyakit dari produk beraroma. Namun ia mengatakan agar tidak perlu panik karena karsinogen dalam produk pengharum tersebut relatif rendah. Meskipun demikian, paparan produk ini untuk jangka panjang bisa membahayakan, terutama jika memiliki penyakit paru-paru dan asma.

Hubungan antara produk-produk wewangian dengan risiko kanker memang sudah sering diteliti dan terbukti keduanya saling berhubungan. Seperti diberitakan detikHealth sebelumnya, 20 persen perempuan yang rutin memakai pengharum ruangan cenderung lebih rentan kanker payudara.
(up/up

Bakteri yang Menyerang Ibu Ani Yudhoyono

Your browser does not support iframes.




Ani SBY (dok: detiknews)
Jakarta, Ibu Negara Kristiani Herawati Yudhoyono atau dikenal dengan Ani Yudhoyono sudah tiga malam menginap di Ruang Rawat Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto lantaran terserang tifus. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang pencernaan.

"Ibu negara dirawat dengan diagnosa demam tifoid," kata Ketua Tim Dokter Kepresidenan, Brigjen Aris Wibudi kepada pers di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat baru-baru ini, seperti ditulis Jumat (30/12/2011).

Awalnya dr Aris tidak mau menjelaskan apa itu demam tifoid berikut nama awam penyakit itu. "Ya orang awam juga pasti tahu demam tifoid," elak dokter humoris ini sambil tersenyum.

Namun, setelah dihujani pertanyaan oleh wartawan, dr Aris akhirnya menjelaskan nama awam penyakit itu. "Tahu penyakit tifus? Iya itu," kata dr Aris yang sedikit memuaskan wartawan.

Namun namanya wartawan, pertanyaan tidak cukup di situ. Saat ditemui wartawan di lobi ruang VVIP, tempat Bu Ani dirawat, dokter bintang satu itu kembali irit bicara.

Berarti kalau tifus penyebabnya makanan ya dok? "Nanti saya jelasin nggak ngerti lagi," canda dr Aris menduga tidak ada wartawan yang berlatar belakang ilmu kedokteran.

Makanya jelasin dong dok? "Baca dulu, di wikipedia juga ada. Abis itu baru diskusi," kata dr Aris kembali sambil bercanda.

Penelusuran detikcom dari berbagai sumber, demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi. Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh tinja.

Bakteri ini diketahui menyerang bagian saluran pencernaan. Penyakit infeksi akut itu selalu ada di masyarakat (endemik) di Indonesia, yang menyerang mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa.

Saat bersiap menyambut kedatangan istri Wapres, Herawati Boediono, di RSPAD Gatot Soebroto hari ini, dr Aris membenarkan penjelasan tersebut.

"Disebabkan oleh bakteri yang disebarluaskan melalui tinja," jelas dr Aris.

Soal Bu Ani yang terserang bakteri ini, Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengatakan, hal itu adalah persoalan biasa.

"Ibu Ani kan manusia biasa, tidak kebal terhadap virus bakteria, jadi ini hal biasa-biasa saja," ujar Dipo saat jumpa wartawan kemarin.

Informasi yang beredar, Ibu Ani akan pulang pada hari ini dari RSPAD. Namun hingga kini belum ada penjelasan lanjutan dari dr Aris yang bisa memuaskan rasa penasaran para wartawan soal bakteri yang menyerang Ibu Ani itu.

Rasa penasaran itu wajar muncul. Sebab, jika Ibu Negara bisa terserang tifus, bagaimana dengan orang-orang miskin yang hidup di bantaran kali, yang jelas jauh dari sanitasi yang baik. Semoga lekas sembuh Ibu Ani dan kembali mendampingi presiden bekerja menyehatkan negeri.

(lrn/up

Kamis, 29 Desember 2011

November: dr Boyke Terkena Dugaan Kasus Malpraktik

Your browser does not support iframes.




dr Boyke (dok: detikHealth)
Jakarta, dr Boyke Dian Nugraha, SpOG terkena dugaan malpraktik terhadap seorang perempuan berinisial S. Dalam kasus ini, MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia) merekomendasikan untuk mencabut surat tanda registrasi (STR) dr Boyke selama 6 bulan.

dr Boyke mengungkapkan peristiwa ini terjadi tahun 2008 ketika seorang pasien Ny S datang ke tempat praktiknya di Klinik Pasutri di Tebet Jakarta. Si pasien mengaku sudah mencari dr Boyke kemana-mana termasuk ke Dharmais hingga akhirnya ketemu di klinik pasutri ini. Pasien ini datang dengan rasa sakit dan sudah 2 kali operasi di Cikini tapi dokternya sudah meninggal.

Karena tempat tersebut hanya klinik, maka dr Boyke merujuk ibu S ke rumah sakit di sebuah kawasan Gandaria Jakarta Selatan, yang mana ada adik ipar dr Boyke di rumah sakit tersebut, sehingga diharapkan bisa ikut menemani si ibu di operasi.

dr Boyke pun mendampingi selama operasi, ia pakai baju (baju operasi) dan tim dokter operasi juga sudah ada. Pada waktu itu ketika dibuka kondisinya memang sulit, sebab ada kista, myom dan perlengketan karena sudah 2 kali operasi, tapi karena ada dokter bedah digestif maka bisa ditolong.

Namun 1,5 tahun kemudian saat si ibu sudah kembali sehat, sang anak mengadukan dr Boyke ke MKDKI dengan alasan ingin membuat dr Boyke jera sehingga nantinya ia menjadi lebih peduli dengan pasiennya.

Ia pun bingung kenapa bisa sampai dilaporkan karena saat itu posisi dr Boyke hanya merujuk dan menemani si Ibu serta tidak ikut terlibat dalam operasi yang dilakukan.

Setelah kasus ini bergulir selama 3,5 tahun akhirnya keputusan yang ada adalah dr Boyke direkomendasikan akan dibekukan STR nya. Hal yang memperberat rekomendasi sanksi ini dikarenakan dr Boyke tidak mengurus kembali atau memperpanjang surat izin praktik yang dimilikinya.

dr Boyke pun mengaku pasrah dan ikhlas dalam menjalani kasus ini, ia berpikir mungkin nantinya harus lebih hati-hati, karena sejak tahun 1982 ia menjadi dokter sampai saat ini, baru sekarang ada kasus ini. Ia pun berpikir pasti ada hikmah dibalik semua masalah ini.

Prof Dr Ali Baziad, SpOG(K) selaku Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) menuturkan sidang untuk kasus ini sudah dilakukan hampir setahun dengan mengkaji dan mendatangkan para ahli. Hasilnya MKDKI hanya memberikan rekomendasi sanksi dan nantinya KKI (Konsil Kedokteran Indonesia) yang akan memutuskan.

Jika rekomendasi tersebut disetujui oleh KKI dengan mencabut STR, maka dr Boyke tidak boleh melakukan praktik karena akan menjalani pembinaan dan dibimbing oleh para ahli yang tergabung dalam tim pembinaan mengenai bagaimana seharusnya yang benar dan jangan mengulangi kesalahan lagi.

Saat ini dr Boyke mengaku tetap berpraktik seperi biasa karena sedang menunggu keputusan dari KKI. Ia mengungkapkan kegiatannya masih seperti biasa dan tidak ada yang berkurang, tetap praktik, melakukan konsultasi dan mengisi beberapa seminar.

(Edisi kaleidoskop kesehatan 2011 detikHealth

Ibu yang Rela Donorkan Ginjal untuk Orang Asing

Your browser does not support iframes.




Buttigieg & Viravong (dok: Telegraph)
London, Kebanyakan orang menjadi donor organ untuk orang yang dikenalnya. Tapi ibu dari 2 orang anak ini mendonorkan ginjalnya pada orang asing yang dikenalnya setelah pesta karena tersentuh dengan kondisi orang tersebut.

Veronica Buttigieg menawarkan diri untuk menyumbangkan ginjalnya hanya beberapa menit setelah bertemu dengan Manoly Viravong (45 tahun) di sebuah acara. Viravong sendiri sudah menunggu selama 5 tahun untuk mendapatkan donor ginjal.

Awalnya Viravong hanya mengobrol biasa dengan Buttigie dan suaminya Mario, hingga ia menceritakan kondisinya yang sudah menunggu donor selama 5 tahun meski sebelumnya adik dari Viravong telah setuju menjadi donor namun membatalkannya dimenit-menit terakhir.

"Saya merasa ia sudah putus asa, lalu tiba-tiba saya berpikir kenapa bukan saya yang menolongnya. Dan saya merasa itu seperti sebuah takdir," ujar Buttigieg, seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (30/12/2011).

Buttigieg pun harus menjalani serangakain tes hingga akhirnya dokter memberikan hasil bahwa ia bisa menjadi donor hidup untuk Viravong. Prosedur donor ginjal dari Buttigieg ke Viravong ini berlangsung pada bulan Juli 2011 di Royal London Hospital dan berjalan lancar.

Setelah operasi, Buttigieg menghabiskan waktu beberapa minggu di rumah untuk memulihkan kondisinya dan kini ia sudah kembali sehat dan bisa bekerja seperti semula di Basildon Hospital.

"Hidup saya tidak berubah atau menjadi lebih buruk dari sebelumnya, tapi yang pasti hidup Viravong kini telah berubah menjadi lebih baik," ujarnya.

Buttigieg menuturkan ia merasa senang bisa melakukan hal tersebut, karena ia berpikir Viravong adalah seorang ibu dan bagaimana jika hal itu terjadi pada dirinya atau saudaranya.

Viravong didiagnosis memiliki penyakit ginjal kronis ketika ia melahirkan anak pertamanya 18 tahun lalu. Awalnya ginjal yang dimiliki masih bisa berfungsi sekitar 50 persen, tapi secara bertahap semakin memburuk hingga ia mulai melakukan dialisis (cuci darah) dan masuk dalam daftar transplantasi ginjal.

"Sekarang saya tidak perlu lagi melakukan dialisis dan ginjal baru ini juga bereaksi dengan baik di tubuh saya. Kini untuk pertama kalinya saya bisa melakukan perjalanan jauh untuk kembali ke rumah di Leigh," ujar Viravong.

(ver/up

Sudah Bercinta Sejak Remaja Bisa Bikin Susah Orgasme

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
New York City, Orang-orang yang sudah mulai berhubungan seks saat usia belia tampaknya memiliki risiko yang lebih besar terkena gangguan seksual di kemudian hari, seperti disfungsi ereksi, susah orgasme dan penyakit menular seksual.

Menggunakan data survei pada tahun 1996 dengan peserta lebih dari 8.000 orang dewasa di AS, para peneliti menemukan bahwa orang yang mulai berhubungan seks pada usia yang relatif muda lebih mungkin memiliki faktor risiko penyakit menular seksual (PMS) karena memiliki banyak pasangan seksual dan melakukan hubungan seks di bawah pengaruh alkohol.

Di sisi lain, orang yang sejak dini maupun yang terlambat dalam memulai berhubungan seks juga berisiko mengalami gangguan seksual. Gangguan seksual yang paling banyak dialami adalah kesulitan mempertahankan ereksi dan mencapai orgasme.

Namun penelitian ini tidak dapat digunakan untuk menentukan hubungan sebab akibat. Dalam laporan yang dimuat American Journal of Public Health, peneliti tidak menjelaskan mengapa orang yang mulai berhubungan seks lebih dini maupun lebih lambat cenderung rentan mengalami gangguan seksual.

"Menunda aktivitas seksual nampaknya meningkatkan risiko kesehatan dengan cara menghambat perkembangan keterampilan emosional, kognitif, dan interpersonal yang penting untuk fungsi seksual yang memuaskan dan kesejahteraan secara umum," kata Dr. Theo GM Sandfort, peneliti dari Columbia University di New York City, seperti dilansir Reuters, Kamis (29/12/2011).

Rata-rata responden mengatakan bahwa mereka berhubungan seks untuk pertama kalinya pada usia 17 atau 18 tahun.

Dalam penelitian ini, responden yang memiliki pengalaman seksual pertama pada usia rata-rata 14 tahun dianggap terlalu dini dan yang memulainya pada usia 22 tahun dianggap terlalu lambat. Temuan ini menepis beberapa keraguan mengenai manfaat mengenalkan pendidikan seksual di sekolah-sekolah Amerika Serikat.

(mer/mer

Penggemar Daging Merah Lebih Rentan Kena Kanker Ginjal

Your browser does not support iframes.




Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Daging merah memiliki kandungan protein dan zat besi yang penting bagi pertumbuhan. Namun sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan, sebab dalam takaran tertentu makanan ini terbukti bisa meningkatkan risiko kanker ginjal hingga 19 persen.

Kesimpulan ini ditarik dari hasil pengamatan terhadap 500.000 warga Amerika Serikat berusia 50 tahun ke atas, yang mengisi kuesioner tentang diet dan riwayat kesehatannya. Dari jumlah tersebut, 1.800 atau kurang dari 0,5 persen menderita kanker ginjal.

Menurut survei yang dimuat di jurnal Clinical Nutrition ini, responden laki-laki rata-rata mengonsumsi daging merah 2-3 ons/hari sedangkan perempuan rata-rata 1-2 ons/hari. Konsumsi daging merah tertinggi adalah 4 ons/hari, sedangkan yang paling rendah adalah 1 ons/hari.

Ketika dibandingkan, risiko kanker ginjal cenderung meningkat ketika konsumsi daging merahnya makin tinggi. Responden yang mengonsumsi daging merah 4 ons/hari memiliki risiko 19 persen lebih tinggi untuk kena kanker ginjal dibanding responden yang hanya mengonsumsi 1 ons/hari.

Selain daging merahnya itu sendiri, cara memasaknya juga memberikan pengaruh terhadap risiko kanker ginjal meski tidak terlalu besar. Daging merah yang dibakar atau dimasak terlalu matang memberikan risiko lebih tinggi dibandingkan jika matangnya sedang.

Meski demikian, pakar nutrisi tidak menyarankan jika daging merah dihindari sama sekali. Mengingat banyak kandungan nutrisi penting di dalamnya, daging merah tetap bagus untuk dikonsumsi asal porsinya tidak berlebihan dan dimasak dengan cara yang tepat.

"Bagaimanapun, daging merah adalah sumber zat besi dan protein. Anda tidak harus berhenti mengonsumsinya hanya karena ada peningkatan risiko kanker," kara Dr Moh El-Faramawi dari University of North Texas yang tidak terlibat dalam penelitian itu seperti dikutip dari Reuters, Kamis (29/12/2011).


(up/ver

Gigi yang Sehat Dapat Kurangi Risiko Radang Paru-paru

Your browser does not support iframes.




Ilustrasi (dok: Thinkstock)
London, Banyak orang mengira malas gosok gigi hanya menyebabkan gusi berdarah atau gigi berlubang. Padahal tak cuma itu, gigi yang tidak terawat dengan baik juga bisa memberikan dampak buruk pada organ lain antara lain memicu radang paru-paru.

Dilihat dari letaknya, posisi gigi memang agak jauh dengan paru-paru sehingga orang awam mungkin agak sulit memahami jika keduanya saling berhubungan. Masih lebih dekat jika kesehatan gigi dan mulut dihubungkan dengan risiko migrain dan sakit kepala.

Namun sebuah penelitian di Yale University menunjukkan, risiko pneumonia atau radang paru-paru cenderung meningkat ketika kesehatan gigi dan mulut tidak terjaga dengan baik. Hal ini menunjukkan, kesehatan gigi dan mulut bisa memberikan efek sistemik bagi organ lain.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap 37 pasien rumah sakit di Inggris, populasi bakteri di gigi lebih banyak ditemukan pada pasien yang menderita pneumonia. Artinya risiko pneumonia berbanding lurus dengan banyaknya bakteri yang menunjukkan tingkat kebersihan gigi pasien.

"Temuan kami ini bisa membantu upaya pencegahan pneumonia di masa yang akan datang, yakni dengan selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut," kata Dr Samit Joshi yang memimpin penelitian itu seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (29/12/2011).

Temuan ini dibenarkan oleh sebuah yayasan peduli kesehatan gigi di Inggris, British Dental Health Foundation. Menurut yayasan ini, penelitian ini bukanlah yang pertama kali membuktikan hubungan antara kebersihan gigi dengan kesehatan organ lain khususnya paru-paru.

Dr Nigel Carter, salah seorang pimpinan yayasan mengatakan bahwa bakteri di gigi bisa terhirup masuk ke paru-paru bersama dengan droplet atau bercak-bercak dahak. Dr Carter merekomendasikan, idealnya orang menggosok gigi setidaknya 2 kali sehari masing-masing selama 2 menit.
(up/ver

Nyamuk Lebih Suka Menggigit Kaki yang Banyak Bakterinya

Your browser does not support iframes.




Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Bau keringat manusia merupakan salah satu daya tarik bagi nyamuk untuk hinggap dan menghisap darahnya. Namun bukan sembarang bau, nyamuk lebih tertarik pada bau keringat di kaki yang banyak bakterinya daripada cuma bau keringat alami.

Bau keringat alami dipicu oleh amonia, yakni salah satu komponen yang dihasilkan kelenjar keringat dan berbau tajam atau menyengat. Bagi nyamuk, bau ini kurang menarik seperti halnya orang lain yang juga tidak tertarik dengan keringat berbau amonia.

Lain halnya ketika keringat itu bercampur dengan bakteri, yang membuat bau amonia tersebut makin tajam dan menyengat. Spesies nyamuk yang menularkan penyakit malaria yakni Anopheles paling suka bau keringat yang mengandung bakteri seperti pada orang yang jarang mandi.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE menunjukkan, nyamuk lebih menyukai sampel keringat yang diambil dari kaki kiri 48 relawan. Meski sama-sama berbau tidak sedap, nyamuk lebih tertarik pada sampel keringat daripada sampel amonia murni.

Setelah diteliti di laboratorium, terungkap bahwa sampel-sampel keringat itu mengandung mikroba termasuk bakteri dan jamur. Makin banyak mikroba yang terkandung dalam sampel keringat tersebut, makin banyak nyamuk yang tertarik untuk mendekati sampel keringat.

Jenis mikroba yang ditemukan dalam sampel keringat para relawan antara lain meliputi Leptotrichia, Delftia, Actinobacteria Gp3, and Staphylococcus. Namun khusus mikroba berjenis Pseudomonas dan Variovorax diduga malah dijauhi oleh nyamuk Anopheles.

"Kami menduga bahwa ketertarikan nyamuk pada manusia dipengaruhi oleh mikroba di kulit, yang menghasilkan senyawa tertentu dan turut menentukan bau keringat," kata Niels Verhulst dari Wageningen University yang memimpin penelitian itu seperti dikutip dari Live Science, Kamis (29/12/2011).


(up/ver

Pelihara Kucing Sejak Kecil Bisa Mencegah Alergi

Your browser does not support iframes.




Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Banyak orang yang senang memelihara hewan, namun memiliki alergi terhadap hewan peliharaannya. Penelitian menemukan bahwa memelihara kucing sejak anak-anak dapat melindungi diri dari alergi di kemudian hari. Sayangnya, memeliharanya ketika dewasa justru hampir menggandakan kemungkinan terkena alergi.

Dalam penelitian ini, peneliti mensurvei lebih dari 6.000 orang dewasa di Eropa selama dua kali dalam sembilan tahun dan mengambil sampel darahnya. Tak satu pun dari peserta penelitian yang memiliki antibodi terhadap kucing dalam darahnya yang berarti mereka tidak sensitif terhadap bulu hewan dan tidak memiliki alergi terhadap hewan.

Sensitivitas juga dapat diukur dalam tes tusuk kulit untuk mengetahui pertanda alergi. Sekitar 3 persen orang yang tidak memelihara kucing ketika disurvei kemudian menjadi sensitif selama penelitian, dibandingkan dengan 5 persen dari peserta penelitian yang telah memelihara kucing selama sembilan tahun.

Dalam penelitian yang dimuat Journal of Allergy and Clinical Immunology, 4 dari 10 orang yang kemudian menjadi sensitif juga mengaku mengalami gejala alergi hewan. Perubahan tersebut terlihat empat kali lipat pada orang-orang yang tidak memiliki antibodi terhadap kucing.

Temuan Dr Mario Olivieri dari Rumah Sakit Universitas Verona di Italia dan rekan ini menegaskan bahwa orang yang memelihara kucing di masa kecilnya memiliki risiko jauh lebih kecil menjadi sensitif terhadap bulu-bulu kucing daripada orang yang baru memelihara kucing ketika dewasa.

"Kami pikir bahwa memelihara kucing sejak usia dini dapat melindungi terjadinya alergi terhadap kucing, tapi penelitian ini nampaknya mengindikasikan bahwa perlindungan ini membentang sampai dewasa," kata Dr Andy Nish dari Pusat Perawatan Alergi dan Asma di Gainesville, Georgia.

Temuan ini juga menjelaskan bahwa hanya orang yang membiarkan hewan peliharaan masuk ke kamar tidurnya yang kemudian menjadi sensitif. Maka, untuk orang yang memelihara kucing dan telah mengalami alergi, sebaiknya hewan peliharaan dibuatkan rumah baru.

"Orang dewasa yang mengidap asma atau alergi harus berpikir dua kali jika ingin memelihara kucing. Terutama jika membiarkannya masuk ke kamar," kata Dr Nish seperti dilansir Newsmaxhealth.com, kamis (29/12/2011).


(up/up

Perbanyak Vitamin dan Omega 3 Agar Otak Tak Menyusut

Your browser does not support iframes.




Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Makanan yang kaya vitamin dan ikan dapat melindungi otak dari penuaan, sementara junk food atau makanan cepat saji justru sebaliknya. Orang yang banyak mendapat asupan vitamin dan asam lemak omega 3 lebih jarang mengalami penyusutan otak dan memiliki kinerja mental yang lebih baik.

Sebuah lembaga nirlaba di Inggris bernama Alzheimer's Research UK merasa terpanggil untuk meneliti maknan yang berisiko menyebabkan demensia atau kepikunan. Menurut hasil di lapangan, lemak trans yang ditemukan dalam makanan cepat saji berkaitan dengan rendahnya nilai tes mental dan penyusutan otak yang khas ditemui pada penyakit Alzheimer.

"Ada kebutuhan yang nyata atas bukti tentang pengaruh makanan terhadap risiko Alzheimer dalam skala besar lewat penelitian jangka panjang. Penelitian ini melihat nutrisi dalam darah dan tidak mengandalkan kuesioner untuk menilai makanan seseorang," ucap Dr. Simon Ridley dari Alzheimer's Research UK.

Sampel darah dari 104 orang sehat dengan usia rata-rata 87 tahun yang telah memiliki beberapa faktor risiko Alzheimer dianalisis. Peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki lebih banyak vitamin B, C, D dan E dalam darahnya mendapat nilai yang tinggi dalam tes memori dan kemampuan berpikir.

Orang yang dalam darahnya banyak terkandung asam lemak omega 3 yang umum ditemukan dalam ikan juga memiliki skor tinggi. Nilai terendah ditemukan pada orang yang lebih banyak terkandung lemak trans dalam darahnya. Lemak trans banyak ditemukan dalam makanan olahan seperti kue, biskuit, dan gorengan.

Para peneliti gabungan dari Oregon Health and Science University, Portland VA Medical Center, dan Oregon State University ini kemudian melakukan scan otak pada ke-42 peserta. Peneliti menemukan bahwa orang dengan kandungan tinggi vitamin dan omega 3 dalam darahnya cenderung memiliki volume otak yang lebih besar. Sedangkan orang yang darahnya banyak terkandungan lemak trans memiliki volume otak yang lebih kecil.

"Temuan ini masih perlu dikonfirmasi. Tapi jelas sangat menarik untuk melihat bahwa orang bisa menghentikan penyusutan otaknya dengan cara dan menjaga asupan makanan," kata peneliti, Gene Bowman dari Oregon Health and Science University seperti dilansir BBCnews, Kamis (29/12/2011).

"Vitamin dan nutrisi yang didapatkan dari makan buah-buahan, sayuran, dan ikan dapat diukur dalam darah. Saya sangat yakin bahwa nutrisi berpotensi kuat melindungi otak dan membuatnya bekerja lebih baik," kata rekan peneliti, Traber Maret dari Linus Pauling Institute di Oregon State University.


(up/up

Awas, Dengar Musik Pakai Headset Bisa Merusak Telinga

Your browser does not support iframes.




Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Musik yang keras telah diketahui dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada remaja di tahun 1960 dan 1970-an. Namun saat ini, pemutar MP3 juga dapat memperburuk gangguan tersebut pada generasi sesudahnya.

Perangkat yang melantunkan musik langsung melalui saluran telinga ini memungkinkan pemakainya mendengarkan lagu tanpa harus terganggu oleh gemuruh suara kereta atau dengungan mesin pesawat. Karena ribuan lagu bisa diputar selama berjam-jam, pemakainya cenderung mendengarkan terus menerus selama berjam-jam pada suatu waktu.

Kerusakan pada pendengaran disebabkan oleh volume tinggi secara terus menerus lewat pemutar MP3. Bahkan pada taraf yang tampaknya wajar, pemakaian headset dapat merusak sel-sel rambut halus di telinga bagian dalam yang berfungsi mengirimkan impuls suara ke otak.

"Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang terkena suara sampai 85 desibel selama delapan jam cenderung mengalami gangguan pendengaran. Sedangkan semua pemutar musik yang kami teliti menghasilkan tingkat suara lebih dari 85 desibel," kata Brian Fligor, ScD dari Rumah Sakit Anak di Boston.

"Suara mesin pemotong rumput menghasilkan sekitar 80-85 desibel. Jika iPod menghasilkan suara 20 desibel di atasnya, maka kisarannya adalah 100-105 desibel. Pada tingkat ini, seharusnya perangkat tidak digunakan lebih dari 8-15 menit," imbuh Fligor.

Tapi seperti jutaan pemilik iPod lainnya, penguna headset mendengarkan lagu selama beberapa jam sehari dan secara tidak disadari membahayakan pendengarannya. Maka, membatasi volume MP3 player mungkin tampak seperti sebuah solusi yang nyata.

Perancis dan negara-negara Eropa lainnya telah membuat aturan yang membatasi volume iPod dan perangkat lain agar tidak menghasilkan suara lebih dari 100 desibel. Sayangnya, lama pemakaian yang juga ikut mempengaruhi tidak diatur. Selain itu, segera setelah negara-negara Eropa membatasi volume iPod, situs web mulai menyediakan petunjuk rinci tentang cara untuk mengakali ketentuan itu.

Maria Florentine, pakar audiolog di Northeastern University menduga bahwa beberapa anak muda memiliki apa yang ia sebut dengan gangguan ketergantungan terhadap musik keras.

"Saya menanyai beberapa remaja mengapa mereka terus mendengarkan musik yang keras meskipun tahu hal itu merusak pendengaran. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak bisa berhenti mendengarkannya," kata Florentine seperti dilansir cbsnews.com, Kamis (29/12/2011).

Banyak orang yang tetap menyangkal bahaya dari mendengarkan musik keras-keras sebab gejala awalnya cenderung muncul secara bertahap. Gangguan pendengaran ini meningkat sebelum disadari bahwa gangguan telah berubah menjadi lebih serius. Gangguan pendengaran ini juga lebih sering terjadi seiring pertambahan usia.

Sebuah artikel dalam jurnal Pediatrics memperkirakan bahwa 12,5 persen anak berusia 6 - 19 tahun di Amerika Serikat atau sekitar 5,2 juta orang telah mengalami gangguan pendengaran.

"Penelitian kami menunjukan bahwa 16 persen anak berusia 6 - 19 tahun telah mengalami tanda-tanda awal gangguan pendengaran yang diakibatkan oleh suara keras," kata William Martin, PhD, dari Oregon Health and Science University di Portland, Amerika Serikat.
(up/up

Tisu Toilet yang Belum Dipakai Juga Bisa Ditumbuhi Bakteri

Your browser does not support iframes.




Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Sehabis cuci tangan, banyak orang memakai tisu baru untuk mengeringkan karena dianggap lebih bersih dibandingkan dengan semprotan udara panas. Namun tisu juga bisa ditumbuhi bakteri, bahkan saat kondisinya masih baru atau belum dipakai.

Beberapa jenis bakteri yang ditemukan pada tisu bisa menyebabkan sakit. Menurut penelitian, bakteri tersebut dapat ditransfer ke tangan setelah mencuci tangan sekalipun. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam American Journal of Infection Control.

"Tetapi penelitian tersebut tidak menemukan hubungan penyakit dengan penggunaan tisu toilet. Hasil penelitian tersebut sangat penting bagi orang-orang yang sedang berada di unit isolasi rumah sakit dan orang-orang dengan fungsi kekebalan tubuh yang lemah. Karena orang-orang tersebut harus lebih berhati-hati mengenai kontak dengan kuman," kata para peneliti seperti dilansir dari WebMD, Kamis (29/12/2011).

Para peneliti di Laval University di Kanada menguji enam merek tisu toilet komersial. Para peneliti membagi-bagikan tisu tersebut di beberapa toilet umum. Kemudian para peneliti menemukan bakteri dalam semua tisu toilet tersebut. Tetapi tissue yang terbuat dari serat daur ulang adalah jenis tisu yang paling terkontaminasi bakteri.

"Dalam penelitian tersebut, konsentrasi bakteri di dalam kertas daur ulang adalah sekitar 100-1.000 kali lipat lebih tinggi," kata para peneliti.

Sebagian besar bakteri yang ditemukan di tisu toilet adalah bakteri Bacillus. Banyak strain Bacillus dapat menghasilkan racun yang menyebabkan keracunan makanan. Satu merek tisu toilet mengandung bakteri Bacillus cereus. Selain keracunan makanan, B. cereus telah dikaitkan dengan infeksi mata, paru-paru, darah, dan sistem saraf pusat.

Meskipun jumlah yang ditemukan B. cereus mungkin tidak akan membahayakan orang sehat, namun para peneliti mencatat mungkin lebih berbahaya bagi orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah. Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi dan orang tua, serta beberapa orang yang mengonsumsi obat yang menekan fungsi kekebalan tubuh.

"Temuan ini menarik karena kita tidak berpikir tentang tisu toilet yang ternyata banyak terkontaminasi bakteri. Itu membuat saya bertanya-tanya tentang tisu dapur. Tisu tersebut biasa ditempatkan untuk semua jenis kegunaan dalam kontak langsung dengan makanan, misalnya untuk pembungkus makanan. Serta tisu wajah, yang seringkali kontak dengan daerah dekat dengan mata dan hidung," kata Elizabeth Scott, PhD, seorang ko-direktur Center for Hygiene and Health in Home and Community di Simmons College, Boston.

"Orang tidak harus berpikir bahwa lebih baik untuk tidak mencuci tangan, jika hanya memiliki tisu toilet yang tersedia untuk mengeringkan tangan setelah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun selama 20 detik masih aturan yang paling ideal. Terutama setelah melakukan kegiatan yang secara signifikan dapat meningkatkan paparan kuman. Jika terdapat alternatif pengering udara untuk mengeringkan tangan di toilet umum, mungkin hal tersebut merupakan pilihan yang paling sehat," kata Angela Golden, DNP dari American Academy of Nurse Practitioners.


(up/up

Orang Gemuk Rentan Terjatuh Tapi Jarang Cedera

Your browser does not support iframes.




Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Penderita obesitas atau kelebihan berat badan lebih mungkin terjatuh dan berisiko cedera atau cacat daripada orang yang lebih kurus. Untungnya, kelebihan berat badan tersebut mampu melindungi tubuhnya dari cedera.

Penelitian yang dimuat dalam Journal of American Geriatrics Society menganalisis data dari 10.755 orang berusia 65 tahun ke atas. Peneliti menemukan bahwa lansia dengan obesitas sebanyak 12 hingga 50 persen lebih mungkin mengalami jatuh selama lebih dari dua tahun daripada teman sebayanya dengan berat normal.

Kenaikan tersebut seiring dengan kenaikan tingkat obesitas. Lansia dengan 50 persen risiko yang lebih tinggi adalah lansia dengan indeks massa tubuh (IMT) 40 ke atas, atau memiliki kelebihan berat badan sekitar 45 kg untuk pria dan 36 kg untuk wanita.

Para peserta penelitian disurvei setiap dua tahun antara tahun 1998 hingga 2006. Mereka melaporkan telah mengalami total 9.621 kali jatuh dan mengakibatkan lebih dari 3.100 cedera yang cukup serius sehingga memerlukan perhatian medis. Di antara lansia yang mengalami jatuh, 23 persen di antaranya mengalami obesitas. Sedangkan lansia yang tidak jatuh selama masa penelitian hanya kurang dari 20 persen.

"Terjatuh seringkali dilihat sebagai masalah lansia yang rapuh karena tulangnya sangat rentan patah tulang. Namun obesitas memiliki risiko sendiri. Orang yang mengalami obesitas memiliki kesulitan mempertahankan keseimbangan. Dan ketika lansia obesitas kehilangan keseimbangannya, mereka mungkin kurang mampu bereaksi dengan cepat dan menahan jatuh," kata peneliti, Christine Himes, dari Syracuse University di New York.

Untuk risiko cedera karena terjatuh, lansia yang sangat gemuk dengan IMT 40 ke atas memiliki kemungkinan terluka satu sepertiga lebih kecil dibandingkan dengan lansia dengan berat badan normal.

Namun lansia yang memiliki obesitas ringan tidak memiliki efek perlindungan tersebut. Bahkan, lansia yang mengidap obesitas dalam taraf menengah memiliki resiko yang lebih besar mengalami cacat untuk jangka panjang setelah jatuh dibandingkan lansia dengan berat badan normal.

Lansia dengan IMT 30-34,9 memiliki kemungkinan 17 persen lebih besar dibandingkan lansia dengan berat badan normal untuk mengalami cacat setelah jatuh. Dan lansia dengan IMT antara 35-39,9 memiliki kemungkinan 39 persen lebih besar mengalam cacat.

Penelitian yang dilansir Reuters, Kamis (29/12/2011) ini menegaskan bahwa orang gemuk lebih rentan terjatuh daripada orang kurus. Dan ketika jatuh, orang yang paling gemuk mungkin terlindungi dari cedera karena bantalan ekstra dan tulang yang lebih padat. Tetapi ketika orang gemuk yang cedera, kemungkinannya untuk pulih lebih kecil.


(up/ir

Tetap Hidup Meski Jantungnya Berhenti 22 Kali Selama 4 Jam

Your browser does not support iframes.




Mandy Hague (dok. thesun)
Barrington, Cambridgeshire, Mandy Hague tampak seperti memiliki banyak nyawa, karena kini ia masih hidup setelah mengalami serangan jantung fatal yang membuatnya berhenti bernapas 22 kali selama 4 jam.

Mandy Hague (44 tahun) seperti hidup kembali setelah 10 tahun yang lalu ia mengalami pertarungan hebat dan keajaiban yang membuatnya tetap hidup meski sudah 'mati' 22 kali.

8 November 2001, Mandy merasakan sakit yang mengerikan di dadanya, setelah selama 6 bulan sebelumnya ia sudah merasa sangat lelah dan sakit konstan di lengannya.

"Rasa sakit itu luar biasa dan aku berkeringat dingin. Saat Ian (suami Mandy) menyalakan lampu, ia berkata 'Mandy wajahnya pusat sekali'. Aku menyuruhnya menghubungi 999," kenang Mandy Hague yang berasal dari Barrington, Cambridgeshire, seperti dilansir Thesun, Kamis (29/12/2011).

Paramedis tiba dalam hitungan menit, langsung memberi Mandy aspirin dan membantunya berjalan ke ambulans. Pandangannya mulai kabur dan ia sadar bahwa ia mengalami serangan jantung.

Setelah tiba di Addenbrooke Hospital, Cambridge, selama 4 jam Mandy mengalami cardiac arrest (henti jantung) sebanyak 22 kali. Beruntungnya, dokter berhasil membawanya kembali bernapas.

Setiap kali tanda-tanda vital di monitor jantung menghilang, dokter dan perawat di crash unit tidak pernah menyerah. Mereka terus menggunakan mesin defibrillator (alat kejut jantung) untuk membuat jantung Mandy kembali berdetak.

"Aku pernah mendengar tentang pengalaman menjelang kematian dan pada satu titik aku menyadari berada di sebuah ruangan dengan banyak orang yang berada di sekelilingku dan aku melihat pengasuhku dulu (yang sudah meninggal) duduk di kursi dekat pintu. Ia berkata 'Kamu belum bisa ikut denganku, tetapi aku akan menunggumu'. Lalu ia menghilang begitu saja," jelasnya.

Setelah jantung Mandy kembali berdetak, ia langsung dipindahkan ke Papworth Hospital, Cambridge, untuk melakukan operasi jantung. Tiga pembuluh darah utama di sekitar jantungnya diblokir, sehingga dokter bedah bisa memasukkan stent jantung.

"Hal berikutnya yang aku tahu aku terbangun pada hari berikutnya di ruang perawatan intensif. Aku merasa lebih baik, tetapi ketika melihat ke bagian dada, aku melihat ada tanda terbakar. Itulah tanda di mana mereka menggunakan defibrillator. Aku senang karena masih hidup dan aku tidak berpikir untuk bertanya apa yang telah terjadi," kenang ibu dua anak ini.

Enam hari berikutnya Mandy sudah diizinkan pulang. Ia masih sangat lemah, namun dalam beberapa minggu setelah serangan jantung, ia mulai merasa sehat lagi.


(mer/up

Rabu, 28 Desember 2011

Gadis yang Bisa Muntah 40 Kali Sehari Akibat Sindrom Langka

Your browser does not support iframes.




Alisha dan Maggie (dok: Dailymail)
Wakefield, Inggris, Sering mual dan muntah biasanya dialami oleh ibu hamil diawal kehamilannya. Tapi tidak bagi Alisha Atkinson, selama 6 tahun ia memiliki sindrom langka yang membuatnya bisa muntah 40 kali dalam sehari.

Alisha Atkinson (12 tahun) menderita cyclic vomiting syndrome, yaitu suatu kondisi yang tidak diketahui penyebabnya tapi bisa membuat orang tersebut sakit karena muntah-muntah selama beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu.

Sang ibu, Maggie Atkinson memuji ketabahan putrinya yang tetap bisa menjalani hidupnya meski kondisi yang dimilikinya bisa membuat ia muntah hingga 40 kali dalam sehari.

Bahkan salah satu kondisi terburuk yang pernah dialami Alisha adalah ia muntah hingga 100 kali dalam waktu 24 jam. Kondisi ini bisa diperburuk jika ia mengalami stres atau gugup.

"Saya tidak tahu berapa banyak orang yang menderita penyakit ini, dokter pun pada awalnya tidak bisa mendiagnosa penyakit Alisha selama berbulan-bulan," ujar Maggie (45 tahun) dari Wakefield, seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (29/12/2011).

Maggie mengungkapkan saat itu Alisha baru berumur 6 tahun ketika ia mulai mengalami muntah-muntah, namun tak ada satu pun staf medis yang bisa mengetahui penyebabnya.

Para dokter awalnya mengira Alisha memiliki usus buntu karena rasa sakit di perutnya, kemudian didiagnosis memiliki irritable bowel syndrome. Ia pun harus melakukan berkali-kali tes darah dan scan hingga akhirnya dokter mendiagnosis Alisha dengan cyclic vomiting syndrome.

"Kami belum pernah mendengar kondisi aneh seperti itu, dan rasanya semakin sulit bagi kami ketika dokter mengatakan untuk saat ini tidak ada obat untuk menyembuhkannya," ujar Maggie.

Ketika sedang sakit (mengalami muntah-muntah) ia tidak bisa makan dan hanya bisa minum. Ketika ia mengalami dehidrasi maka Alisha pun harus segera dibawa ke rumah sakit. Kejadian ini tidak bisa terduga, bisa saja Alisha pergi sekolah dalam kondisi baik lalu tiba-tiba ia harus pulang karena sakit.

Alisha mungkin akan merasa baik-baik saja selama 3-4 hari setelah kekambuhan, tapi setelahnya ia bisa kambuh kembali. Alisha sudah mencoba berbagai obat untuk meredakan gejala yang muncul, tapi dokter belum menemukan obat yang pas untuk kondisi tersebut.

Cyclic vomiting syndrome menyebabkan seseorang mual dan muntah yang parah dan bisa berlangsung selama berhari-hari tanpa diketahui penyebabnya. Penyakit ini biasanya dimulai saat berusia 3-7 tahun.

Gejala yang muncul termasuk mual dan muntah berat, hilangnya nafsu makan, kelelahan dan kadang disertai dengan migrain. Umumnya tidak ada tes diagnostik untuk kondisi ini, tapi dokter akan mendiagnosisnya melalui gejala-gejala yang muncul.

"Orang-orang biasanya melihat Alisha sebagai gadis yang bahagia tanpa ada masalah dalam hidunya, tapi ketika penyakitnya kambuh maka ia bisa menajdi anak yang tidak berdaya," ujar Maggie.

(ver/up

Oktober: Saat Dunia Sambut Bayi ke-7 Miliar

Your browser does not support iframes.




Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Laju pertumbuhan penduduk dunia menorehkan sejarah baru dengan terlewatinya angka 7 miliar, tepat pada tanggal 31 Oktober 2011. Secara simbolis, seorang bayi asal Filipina yang lahir pada tanggal itu dinobatkan sebagai bayi ke-7 miliar.

Bayi perempuan bernama Danica May Camacho tersebut merupakan bayi pertama di dunia yang dilahirkan pada tanggal tersebut. Ia dianggap mewakili kelahiran penduduk dunia yang ke-7 miliar, sekaligus menjadi peringatan bahwa bumi ini makin penuh sesak.

Karena sifatnya hanya simbolis, tiap negara juga boleh memilih bayi ke-7 miliar versi masing-masing. Indonesia bahkan memilih 2 bayi sebagai penduduk ke-7 miliar, yakni bayi laki-laki asal Situbondo, Ahmad Saptaji Adibuwono dan bayi perempuan asal Padang, Saptarina Heriaty Andipertiwi.

Kedua bayi asal Indonesia yang juga lahir tanggal 31 Oktober 2011 itu dipilih oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berdasarkan metode penghitungan tertentu sehingga dianggap mewakili kelahiran bayi ke-7 miliar. Pemberian nama dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, meski pelaksanaannya hanya diwakili oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono.

Peringatan lahirnya bayi ke-7 miliar mengandung makna bahwa penduduk dunia makin penuh dan akan semakin sesak jika pertumbuhannya tidak dikendalikan. Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan, tahun 2100 jumlah penduduk dunia sudah akan menembus angka 15 miliar.

Perkiraan itu bukan tidak berdasar, sebab dalam 13 tahun terakhir saja tercatat telah terjadi pertambahan jumlah penduduk sebanyak 1 miliar. Padahal beberapa abad yang lalu, pertumbuhan sebanyak 1 miliar hanya bisa dicapai dalam waktu 130 tahun.

Secara khusus, Indonesia menjadi penyumbang pertambahan jumlah penduduk terbesar ke-5 setelah India, China, Nigeria dan Pakistan. Namun dengan laju pertumbuhan penduduk yang begitu pesar, diperkirakan Indonesia bisa menyaingi China dalam beberapa tahun mendatang.

Laju pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini memang mengkhawatirkan, karena masih mencapai 1,49 persen atau 4-5 juta jiwa/tahun. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan penduduk Indonesia akan mencapai 1 miliar dalam waktu kurang dari 100 tahun yang akan datang.

Namun jika program KB berjalan tanpa ada penolakan atau penyulit lainnya, diperkirakan laju pertumbuhan penduduk Indonesia bisa ditekan hingga 1,1 persen pada tahun 2015. Pada tahun 2020, jika program KB terus mendapat dukungan, laju pertumbuhan penduduk bisa di bawah 1 persen.

(Edisi kaleidoskop kesehatan 2011 detikHealth