Senin, 26 Maret 2012

Pekerja Kesehatan Punya Risiko Tertinggi Terkena Flu

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: Thinkstock)
Jakarta, Semua pekerjaan tentunya memiliki risiko tertentu. Sebagian pekerjaan juga memiliki beberapa risiko kesehatan. Para pekerja di beberapa industri tampak lebih rentan terkena flu daripada pekerja di industri lain.

Hal tersebut merupakan hasil laporan baru dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

"Hasil laporan tersebut diperlukan untuk mengenali dan menanggapi risiko yang meningkat untuk terkena infeksi di antara kelompok pekerjaan utama, misalnya petugas kesehatan, guru dan pekerja layanan makanan," kata para peneliti.

Para peneliti telah menganalisis data kesehatan yang dikumpulkan dari 3.365 orang dewasa yang terkena flu dan telah melakukan perawatan ke rumah sakit.

Petugas kesehatan menduduki daftar teratas pekerjaan yang memiliki risiko tinggi untuk terkena flu. Berikutnya adalah pekerja layanan akomodasi dan makanan, serta guru.

Para peneliti juga ingin mengetahui industri yang memiliki proporsi tertinggi dari karyawan yang terkena flu cukup parah dan memerlukan rawat inap di rumah sakit.

Peneliti menemukan bahwa pekerja di industri transportasi dan pergudangan lebih dari 1,5 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit karena flu dibandingkan dengan pekerja lainnya.

"Sulit untuk menentukan mengapa pekerja di beberapa industri lebih berisiko terkena flu daripada yang lain, meskipun juga terdapat beberapa penjelasan yang cukup potensial. Sebagian pekerjaan dan lingkungan kerja dapat menempatkan pekerja pada peningkatan risiko untuk tertular influenza dan untuk dirawat di rumah sakit karena influenza," kata para peneliti seperti dilansir dari WebMD, Senin (26/3/2012).

Sebagai contoh, lebih banyak pekerja dalam layanan akomodasi dan makanan yang cenderung merokok dibandingkan pekerja di industri lainnya. Sebagian pekerjaan juga memiliki pendapatan terendah, sehingga memungkinkan pekerja untuk tidak berobat ke dokter ketika baru mulai terkena flu.

Pekerja dengan tingkat ekonomi rendah cenderung akan berobat ke dokter jika penyakit telah parah.

"Namun faktor tersebut tidak dapat menjelaskan dengan rinci mengenai pasien flu yang melakukan rawat inap. Sehingga penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk dapat mengkonfirmasi hasil studi tersebut. Secara bersamaan, setiap intervensi yang berfokus pada kelompok-kelompok pekerja harus dievaluasi untuk efektivitas dan efisiensi," kata para peneliti.



(del/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar