Jumat, 23 Maret 2012

Seks Itu Lebih Bagus Spontan atau Terjadwal?

Browser anda tidak mendukung iFrame



(foto: Thinkstock)
Jakarta, Untuk pasangan yang terlalu sibuk, berhubungan intim pun kadang-kadang tak punya waktu sehingga ada yang membuat jadwal khusus. Tapi baikkah hubungan seks yang dijadwalkan? Benarkah seks yang baik itu adalah yang dilakukan spontan?

"Membuat jadwal adalah solusi standar yang banyak dilakukan oleh pasangan yang sibuk sejak dulu sampai sekarang. Sebagian orang menolak ide ini. Alasannya, seks seharusnya dilakukan dengan spontan dan tidak seharusnya dijadwalkan. Memang anggapan ini ada benarnya. Menjadwalkan seks akan membuat aktivitas ini layaknya makan, kerja, dan tidur yang monoton," kata Paulus Joannides peneliti psikoanalis sekaligus penulis buku 'Guide to Getting It On'.

Nyatanya, menjadwalkan hubungan seks bukan hal yang aneh lagi. Pasangan yang sedang berusaha punya anak menjadwalkan hubungan seks sesuai siklus ovulasi yang paling memungkinkan terjadinya kehamilan. Pasangan yang menempuh hubungan jarak jauh juga biasanya merencanakan seks selama saat keduanya bisa bertemu.

Menurut National Opinion Research Center di University of Chicago, rata-rata orang dewasa melakukan hubungan seks sekitar 61 kali per tahun. Dari responden yang aktif secara seksual, sebuah jajak pendapat dari Consumer Reports melaporkan bahwa 45% pasangan merencanakan waktu untuk berhubungan seks.

Sesuatu yang dianggap romantis idealnya terjadi dengan cara yang spontan. Kenyataannya, pasangan yang menunggu spontanitas saja akan menyadari sulit mencari saat di mana kedua pasangan sama-sama bersedia dan merasa siap. Maka, penjadwalan untuk melakukan waktu bersama pasangan mulai menjadi sangat penting untuk mempertahankan hubungan.

"Saat awal sebuah hubungan, kebanyakan orang merasa bahwa kebersamaan adalah prioritas dan seks dilakukan secara spontan. Namun ketika orang mulai menyadari hilangnya keintiman, penjadwalan dan membuat prioritas dalam berhubungan seks dapat merevitalisasi hubungan," kata Dr Eli Coleman, profesor dan direktur Program in Human Sexuality di University of Minnesota Medical School seperti dilansir ABC News.com, Jumat (23/3/2012).

Jamye Waxman, kolumnis majalah Playgirl, percaya bahwa membuat janji untuk bercinta bisa menjadi bagian dari foreplay. Dengan menjadwalkan seks, akan ada kesempatan untuk merencakan hubungan seks yang lebih intim dan berkualitas.

Para ahli menegaskan bahwa sangat penting untuk membedakan antara seks yang terjadi secara spontan dengan spontanitas selama berhubungan seks. Sebaiknya jangan terlalu menuntut banyak dengan penjadwalan seks, namun berikan waktu agar spontanitas bisa terjadi.

Alasannya, sebanyak apapun upaya yang dilakukan pasangan untuk berkompromi dan membuat jadwal, berhubungan seks ketika salah satu pasangan tidak mood dapat menyebabkan masalah serius. Melakukan hubungan seksual dengan terpaksa tidak sehat secara psikologis dan menyebabkan tekanan.


(pah/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar