Jumat, 23 Maret 2012

Dengar Musik Klasik Perkuat Jantung Hasil Transplantasi

Browser anda tidak mendukung iFrame



(foto: Thinkstock)
Jakarta, Musik klasik diklaim bagi baik perkembangan otak bayi. Berbagai jenis terapi musik juga banyak digunakan untuk mengatasi kecemasan atau depresi karena membuat orang merasa tenang. Seorang peneliti di Jepang menemukan bahwa mendengarkan musik klasik dapat meningkatkan keberhasilan transplantasi jantung.

Masateru Uchiyama dari Juntendo University Hospital di Tokyo, Jepang, melihat bahwa tikus yang telah menjalani cangkok jantung hidup 2 kali lebih lama jika mendengarkan musik klasik setelah dioperasi. Uchiyama melakukan cangkok jantung kepada tikus dari donor yang tidak cocok dengan harapan jantungnya akan ditolak oleh tikus penerima.

Selama seminggu setelah operasi, beberapa ekor tikus tersebut terus diperdengarkan musik klasik berjudul La Traviata karya Verdi, musik klasik dari Mozart, lagu karangan Enya, dan satu lagu monoton yang diputar berulang-ulang.

Tikus yang diperdengarkan musik opera bisa bertahan hidup selama rata-rata 26 hari. Tikus yang mendengarkan Mozart bertahan hingga 20 hari. Tikus yang mendengarkan Enya bertahan selama 11 hari dan tikus yang mendengar lagu monoton hanya bertahan 7 hari.

Peneliti juga menguji efek La Traviata ini pada tikus tuli, tapi hasilnya nihil sebab tikus hanya bertahan selama 7 hari. Temuan ini memperkuat kemungkinan bahwa mendengar musik bisa mempengaruhi fungsi jantung.

Sampel darah dari tikus menunjukkan bahwa musik klasik dapat memperlambat penolakan organ dengan cara menenangkan sistem kekebalan tubuh. Tikus yang mendengarkan musik klasik memiliki konsentrasi interleukin-2 dan interferon gamma lebih rendah. Kedua zat tersebut diketahui bisa meningkatkan peradangan. Darah dari tikus yang mendengar musik klasik juga lebih banyak mengandung zat interleukin 4 dan 10 yang bisa mengurangi peradangan.

"Kami tidak tahu bagaimana mekanismenya secara tepat, tetapi mendengarkan Verdi dan Mozart mungkin memiliki pengaruh yang penting," kata Uchiyama seperti dilansir Newscientist.com, Jumat (23/3/2012).

Uchiyama ingin melihat apakah fenomena ini dapat digunakan untuk membantu meningkatkan keberhasilan cangkok jantung pada manusia. Penelitian tahun 2003 menemukan bahwa terapi musik yang dikombinasikan dengan relaksasi dapat mengurangi rasa sakit dan mual pada pasien setelah menjalani transplantasi sumsum tulang. sayangnya, tidak semua ahli menanggapi temuan ini dengan serius.

"Saya pikir berbahaya untuk mengklaim efek lagu opera atau Mozart ini. Efeknya mungkin disebabkan karena potongan lagu atau rekamannya dimainkan dengan volume tertentu, sehingga kita tidak tahu karakteristik apa dari potongan-potongan lagu ini yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh," kata John Sloboda, profesor psikologi di University of Keele.


(pah/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar