(Foto: thinkstock)
Peserta yang mengonsumsi 10 atau lebih obat adalah 1,6 kali lebih mungkin untuk mengalami disfungsi ereksi dibandingkan dengan yang mengonsumsi kurang dari 2 obat. Para peneliti juga telah mengambil faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko ED, termasuk usia tua, indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi, diabetes dan sejarah merokok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dokter harus meninjau riwayat penggunaan obat saat pasien datang dengan keluhan ED dan mengurangi penggunaan obat bila mungkin.
"Dalam beberapa situasi, perubahan gaya hidup, seperti peningkatan olahraga dan perubahan dalam diet, bisa menggantikan obat-obatan. Modifikasi tersebut juga dapat menurunkan risiko ED," kata para peneliti seperti dilansir dari MSNHealth, Selasa (6/3/2012).
"Kadang-kadang pasien dapat mengonsumsi banyak obat lebih dari yang diperlukan. Sebagai dokter atau pasien, selalu dapat mencoba untuk mengurangi jumlah obat yang diambil pada setiap kunjungan dokter. Setelah menyadari fenomena tersebut, maka kemungkinan untuk dapat membantu pasien ED lebih besar. Mengurangi jumlah obat pasien yang dikonsumsi juga baik untuk kesehatan secara keseluruhan," kata Dr Diana C. Londono, seorang ahli urologi dari Kaiser Permanente Los Angeles Medical Center.
Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan secara online dalam British Journal of Urology International. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2002 dan 2003, melibatkan lebih dari 37.700 orang dari California Selatan berusia antara 46-69 tahun.
Obat yang sering digunakan adalah untuk mengobati depresi dan kecemasan, seperti selective serotonin reuptake inhibitors, dan obat lain yang diketahui mengganggu kadar testosteron. Hampir 60 persen dari peserta mengonsumsi lebih dari 3 obat, dan 25 persen mengambil setidaknya 10 obat.
"Dokter harus mempertimbangkan penggunaan obat multipel sebagai faktor yang mungkin dapat menyebabkan ED bila penyebab lain telah dikesampingkan," kata para peneliti.
(del/ir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar