Rabu, 21 Maret 2012

TBC 9 Kali Lebih Mudah Menular Jika Ada yang Merokok di Rumah

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: thinkstock)
Singapura, Asap rokok bukan hanya meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti kanker dan penyakit jantung. Penyakit menular yang menyerang sistem pernapasan seperti Tuberculosis (TBC atau TB) juga 9 kali lebih mudah menyebar jika di dalam satu keluarga ada yang merokok di dalam rumah.

Pakar kesehatan dari University State of San Diego Amerika Serikat, Prof Thomas E Novotny mengatakan hal itu dalam salah satu diskusi panel di Suntec Convention Center, Singapura. Diskusi tersebut digelar dalam rangkaian 15th World Conference on Tobacco or Health yang diikuti oleh sekitar 2.600 perwakilan dari berbagai negara.

"Oleh karena itu pengendalian tembakau merupakan elemen yang sangat kritis dalam pengendalian TB dan kesehatan paru-paru secara keseluruhan," kata Prof Novotny dalam presentasinya di Singapura, Rabu (21/3/2012.

Prof Novotny menambahkan, asap rokok dapat meningkatkan risiko TB laten sebesar 2 kali lipat. TB laten merupakan infeksi TB yang tidak menyebabkan penyakit pada pasien, namun kuman TB akan tinggal di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala dan sewaktu-waktu bisa berkembang menjadi TB aktif saat daya tahan tubuhnya melemah.

Bagi yang sudah memiliki TB laten, asap rokok juga meningkatkan risiko kematian karena infeksinya berkembang menjadi TB aktif. Menurut Prof Novotny, 30 persen kasus TB dan kematian akibat TB bisa dikaitkan dengan paparan asap rokok baik sebagai perokok aktif maupun perokok pasif.

Sementara itu, Dongbo Fu dari World Health Organization (WHO) Swiss mengatakan bahwa asap rokok lebih berbahaya dibanding polusi udara di dalam ruangan dalam kaitannya dengan risiko penularan TB. Asap rokok meningkatkan risiko 2,6 kali lipat, sedangkan polusi udara di dalam ruangan hanya 1,5 kali lipat.

"Perokok aktif maupun pasif sangat berkaitan dengan infeksi TB dan penyakit TB (aktif). Perokok aktif khususnya, punya kaitan yang sangat signifikan dengan tingkat kekambuhan dan kematian akibat TB," kata Fu.

Di banyak negara, program pengendalian TB tidak pernah berjalan sendirian. Berbagai penelitian membuktikan, pengendalian TB jauh lebih efektif jika pusat-pusat layanan kesehatan juga menyediakan program- program untuk berhenti merokok.

(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar