Rabu, 21 Maret 2012

Jangan Paksa Hentikan Kejang Penyandang Epilepsi

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: thinkstock)
Jakarta, Saat penyandang epilepsi mengalami serangan seperti kejang-kejang, maka orang yang ada disekitarnya wajib menolong. Namun jangan paksa menghentikan kejang atau memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya, karena justru akan membahayakannya.

"Jangan paksa menghilangkan kejang (pada penyandang epilepsi), itu akan hilang dengan sendirinya. Tapi pasien yang kejang tetap harus ditolong," tegas dr Endang Kustiowati, SpS (K), MSi, Med, dokter neurologi dari RS Karyadi Semarang, dalam acara media edukasi 'Patuh Pada Pengobatan Agar Epilepsi Terkontrol', di Hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu (21/3/2012).

Kejang pada penyandang epilepsi terjadi karena otak kelebihan muatan listrik, sehingga memicu gerak yang tidak terkontrol. Bila kambuh, kejang tersebut tidak bisa dihentikan dan jangan mencoba untuk menghentikannya.

Memaksa menghentikan kejang pada penyandang epilepsi bisa menyebabnya patah tulang atau justru membahayakan orang yang berusaha menolongnya. Selain itu, jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut pasien, seperti tangan atau sendok.

"Tuhan itu Maha Adil. Saat kejang, mulut pasien akan tertutup dan lidah akan memendek, jadi kecil kemungkinan lidah akan tergigit. Kalau Anda paksa masukkan sendok, malah nanti bisa menyebabkan rahang atau giginya patah," tutur dr Anna Marita Gelgel, SpS (K), Ketua Perhimpunan Penanggulangan Epilepsi di Indonesia (Perpei).

Lalu bagaimana menolong pasien epilepsi?

dr Endang mengatakan serangan kejang pada pasien epilepsi bisa hilang dengan sendirinya. Keluarga atau orang-orang yang ada disekitarnya bisa menolong dengan beberapa cara berikut:
  1. Pengamankan lingkungan sekitarnya dengan menjauhkan benda tajam atau berbahaya bagi pasien
  2. Longgarkan pakaian atau topi untuk melancarkan sirkulasi udara
  3. Miringkan tubuh pasien agar air liur keluar
  4. Bila ada, segera berikan obat penghilang epilepsi cepat yang dimasukkan lewat dubur.

"Air liur penyandang epilepsi tidaklah menular dan itu harus dikeluarkan agar tidak masuk lagi ke saluran napas yang bisa membuatnya tersedak. Kalau terlentang malah pasien bisa meninggal karena tertutup napasnya," jelas dr Anna.

Air liur pada pasien epilepsi terjadi karena adanya kontraksi otot-otot rahang yang terus-menerus muncul saat kejang.

"Karena otot-otot menghentak jadi mulutnya seperti dikocok-kocok. Itu sebabnya sampai ada yang berbusa. Bila kandung kencingnya terisi, maka akan tertekan dan pasien bisa mengompol saat kejang," tutup dr Anna.




(mer/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar