Rabu, 07 Maret 2012

Hiperseks Termasuk dalam 7 Kondisi Gangguan Psikologis Baru

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: ThinkStock)
Jakarta, Revisi kelima dan terbaru dari buku pegangan psikologi Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, atau DSM 5, disertai dengan kondisi gangguan psikologis yang mungkin banyak orang yang belum pernah mendengar sebelumnya.

Para ahli sekarang meninjau versi baru dari buku tersebut dan menentukan beberapa diagnosa baru untuk disertakan. Buku tersebut dijadwalkan akan diterbitkan pada bulan Mei 2013.

"Suatu kondisi harus memiliki satu set unik dari gejala dan penyebab medis yang diverifikasi," kata Dr Theodore Stern, direktur konsultasi kejiwaan di Massachusetts General Hospital dan profesor psikiatri di Harvard Medical School.

Berikut adalah 7 kondisi yang sedang dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam edisi baru buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) seperti dikutip dari MyHealthNewsDaily, Rabu (7/3/2012) antara lain:

1. Hoarding disorder

Hoarding disorder telah dikaitkan dengan kedua gangguan kepribadian obsesif kompulsif dan obsesif kompulsif (OCD), dan termasuk diagnosa yang terdaftar dalam DSM saat ini. Tapi para ahli mempelajari kondisi ini menunjukkan bahwa Hoarding disorder tampaknya terlepas dari gangguan lain.

"Hoarding disorder juga dapat disebut sebagai gangguan penimbunan. Banyak orang yang mengumpulkan banyak hal, dan kadang-kadang berlebihan. Namun, kondisi tersebut bukan merupakan Hoarding disorder. Gangguan Penimbunan diidentifikasi pada orang yang memiliki dorongan kuat untuk menumpuk sejumlah besar barang, melampaui segala kebutuhan yang wajar, biasanya sampai-sampai ruang yang tersedia di rumah tidak cukup menampung," kata Staab dari Mayo Clinic.

2. Cannabis withdrawal

Ada beberapa gangguan dalam DSM saat ini yang melibatkan penggunaan atau penyalahgunaan ganja, tetapi penarikan bukan merupakan salah satunya. Penarikan dari zat-zat lain, termasuk alkohol dan kokain, sudah termasuk dalam DSM. Para ahli mengkaji penelitian di bidang ini untuk menentukan apakah penarikan dari penggunaan ganja berat adalah termasuk sindrom penarikan.

"Pertanyaan tentang apa yang dimaksud dengan penarikan adalah inti dari perdebatan tentang gangguan ini. Penarikan dapat didefinisikan sebagai perubahan fisik yang disebabkan oleh penghapusan substansi dari tubuh, atau bisa meliputi gejala psikologis, seperti keinginan dan suasana hati," kata Dr Stern.

Setelah mengakhiri penggunaan berat dan berkepanjangan dari ganja, orang dengan gangguan ini memiliki setidaknya 3 gejala seperti mudah marah atau agresi, kegelisahan atau kecemasan, insomnia, penurunan nafsu makan atau penurunan berat badan, serta gelisah.

3. Learning disorder

Saat ini, tidak ada kategori dalam DSM untuk gangguan belajar umum. Para ahli mengatakan orang dengan gangguan ini memiliki kesulitan dalam belajar keterampilan akademik dasar yang tidak konsisten dengan usia, kesempatan pendidikan, atau kemampuan intelektual.

Gangguan ini mengganggu belajar bahasa lisan anak-anak, membaca, menulis bahasa atau matematika. Gangguan ini mempengaruhi orang-orang yang memiliki setidaknya kemampuan rata-rata untuk berpikir atau penalaran, tetapi berbeda dari cacat intelektual, seperti keterbelakangan mental.

4. Post traumatic stress disorder pada anak prasekolah

Post traumatic stress disorder (PTSD) pertama kali dimasukkan dalam DSM pada tahun 1980, dan pada tahun 1987. Para ahli yang mengerjakan DSM 5 mencari untuk menekankan bagaimana gangguan yang berbeda dapat tergantung pada usia pasien.

"Anak di bawah usia 6 tahun yang terancam kematian, cedera serius atau terancam pelecehan seksual dapat memiliki kondisi ini. Seorang anak bisa saja mengalami suatu trauma sendiri atau menyaksikan trauma yang terjadi pada orang lain, seperti orangtua," kata para ahli.

Gejala-gejala tersebut termasuk kenangan menyedihkan atau mengganggu, mimpi menyedihkan berulang dan reaksi disosiasi di mana anak merasa atau bertindak seolah-olah peristiwa traumatik terjadi berulang.

Anak-anak dengan gangguan ini mungkin menghindari situasi yang mengingatkan pada trauma, menjadi asosial, memiliki masalah dengan konsentrasi, atau menunjukkan amarah yang ekstrim.

5. Binge eating disorder

Para peneliti yang bekerja pada DSM 5 meninjau cara kecanduan perilaku dan kecanduan zat yang didefinisikan dan dikelompokkan, juga termasuk Binge Eating Disorder.
Para ahli mendefinisikan gangguan ini dengan makan setiap jumlah makanan yang lebih besar dari apa yang kebanyakan orang dapatn makan dalam jangka waktu tertentu dalam kondisi yang sama.

Selanjutnya, seseorang dengan kondisi ini merasa tidak memiliki kendali saat makan. Kondisi ini berbeda dari bulimia dan anoreksia karena tidak terkait dengan memuntahkan makanan.

"Hal itu mungkin juga dikaitkan dengan obesitas, namun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk dapat menentukan hal tersebut. Perilaku gangguan makan, secara umum telah banyak diteliti, dan termasuk di antara kondisi yang memiliki gejala diskrit yang dapat dengan mudah diidentifikasi," kata Stern.

6. Premenstrual dysphoric disorder

Banyak wanita yang akrab dengan sindrom pramenstruasi atau PMS, yang dapat terjadi beberapa hari sebelum timbulnya periode menstruasi dan memiliki berbagai gejala, termasuk perubahan suasana hati, payudara kencang, mengidam makanan, kelelahan, lekas marah dan depresi.

"Premenstrual Dysphoric Disorder atau PMDD, dianggap sebagai kondisi yang lebih serius, dan dapat mempengaruhi hingga 2 juta wanita Amerika. PMDD dapat membawa perasaan lekas marah atau kemarahan, perubahan suasana hati yang nyata, depresi, perasaan putus asa, kecemasan, atau ketegangan," kata para ahli.

7. Hypersexual disorder

"Hypersexual Disorder (gangguan hiperseksual) melibatkan fantasi seksual berulang dan intens, dorongan seksual dan perilaku seksual yang berlangsung setidaknya 6 bulan," menurut para ahli yang mempertimbangkan gangguan ini dimasukkan dalam DSM.

"Perilaku menyimpang, seperti pedofilia dan fetisisme, sudah termasuk dalam DSM. Kebanyakan orang akan mendukung bahwa beberapa orang memiliki gejala yang dianggap hiperseksual, tetapi penelitian sedang berlangsung untuk menentukan apakah perilaku tersebut dapat dikategorikan dalam gangguan," kata Dr Stern.

Gejala lain dari gangguan hiperseksual termasuk menghabiskan waktu yang berlebihan untuk melakukan fantasi atau perilaku seksual. Serta mengalami perilaku seksual yang berlebihan atau pikiran dalam menanggapi peristiwa kehidupan yang penuh stres.



(del/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar