Selasa, 20 Maret 2012

Prof Hazbullah: Indonesia Sudah Biasa Disindir Soal Tembakau

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: thinkstock)
Singapura, Dalam pembukaan 15th World Conference on Tobacco or Health (WCOTH) di Singapura, Indonesia disindir oleh Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan. Pakar kesehatan masyarakat dari Indonesia, Prof Hazbullah Thabrani menilai hal itu sudah biasa dan bahkan kurang tegas.

"Saya pikir malah kurang tegas. Kita yang suka ikut-ikutan kaya begini (konferensi internasional tentang tembakau) malu, sering kok disindir begini. Paling malu pokoknya," kata Prof Hazbullah saat ditemui usai pembukaan konferensi di Suntec Convention Center, Singapura, Selasa (20/3/2012).

Sindiran kali ini datang dari sekjen ASEAN, Surin Pitsuwan yang berpidato dalam pembukaan 15th WCOTH. Dalam pidatonya, Surin menyinggung satu-satunya negara anggota ASEAN yang tidak meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) dan disambut gelak tawa para hadirin.

Surin memang tidak terang-terangan menyebut nama Indonesia dalam sindiran tersebut. Namun dipastikan semua hadirin yang mendengarkannya tahu bahwa negara yang dimaksud adalah Indonesia.

"Seluruh negara ASEAN saya kira sidah sepakat soal pengendalian tembakau, kecuali.. Ah, saya tidak mau menyebut namanya," kata Surin.

Menurut Prof Hazbullah, sindiran-sindiran semacam itu sudah sering didengar oleh perwakilan Indonesia di acara-acara internasional tentang tembakau. Pemerintah pastinya juga sudah mendengar, sebab para praktisi kesehatan melalui Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sudah sering menyampaikan rekomendasi untuk meratifikasi FCTC.

Keragu-raguan pemerintah untuk segera melakukan pengaturan yang tegas terrhadap produk tembakau dinilainya tidak beralasan. Jika dianggap akan mematikan perekonomian rakyat kecil, Prof Hazbullah menyatakan tidak sependapat karena yang menikmati keuntungan besar dari industri rokok sebenarnya hanya segelintir orang.

Pendapat senada juga disampaikan oleh Veronica Schoj, peneliti dari InterAmerica Heart Foundation Argentina yang juga hadir dalam konferrensi tersebut. Menurutnya, beberapa negara di Amerika Latin telah membuktikan bahwa pengaturan produk tembakau tidak mematikan ekonomi.

"Santa Fe di Argentina sudah menerapkan larangan merokok di tempat umum sejak 2006. Terbukti bahwa bar, hotel dan tempat-tempat hiburan malam di kota ini tidak berkurang pendapatannya," tutur Veronica.

(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar