Senin, 19 Maret 2012

Pekerja Seks Asia Berisiko Lebih Tinggi Tertular HIV

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: thinkstock)
Jakarta, Perempuan yang berprofesi sebagai pekerja seks memang rentan terinfeksi HIV. Tapi studi terbaru menemukan pekerja seks dari Asia memiliki risiko 14 kali lebih tinggi terinfeksi HIV.

Analisis yang dilakukan peneliti dari Johns Hopkins mengungkapkan bahwa pekerja seks perempuan di negara dengan pendapatan rendah dan menengah hampir 14 kali lebih mungkin terinfeksi HIV. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk meningkatkan akses terhadap pencegahan dan program HIV.

"Meskipun pekerja seks perempuan telah lama dipahami sebagai populasi yang rentan terinfeksi, tapi hal ini belum didokumentasikan secara sistematis," ujar Stefan Baral, MD, MPH, MBS, direktur Johns Hopkins Bloomberg School's Centre for Public Health and Human Rights, seperti dikutip dari MedIndia, Senin (19/3/2012).

Untuk studi ini, peneliti John Hopkins melakukan meta-analisis terhadap 102 penelitian yang sudah diterbitkan sebelumnya dan melibatkan 100.000 pekerja seks perempuan di 50 negara.

Secara keseluruhan, prevalensi HIV pada pekerja seks di negara berpendapatan rendah dan menengah ditemukan sekitar 12 persen, dan risikonya meningkat 14 kali lipat dibanding perempuan lain di negara tersebut.

Peneliti mendapatkan sebesar 29 persen pekerja seks di Asia mengalami peningkatakn risiko infeksi HIV. Sedangkan pekerja seks di Afrika dan Amerika latin hanya memiliki peningkatan risiko 12 kali dibanding perempuan di negara tersebut. Hal ini menimbulkan perbedaan yang besar diantara negara-negara lain yang diteliti.

Sekitar 26 negara yang memiliki latar belakang tingkat HIV yang tinggi, diketahui 31 persen dari pekerja seks perempuannya ditemukan memiliki HIV. Hasil studi ini sudah dipublikasikan secara online dalam The Lancet Infectious Diseases.

"Selain pengobatan antiretroviral (ARV) dan pencegahan HIV yang berkelanjutan untuk pekerja seks seperti pertimbangan hukum dan kebijakan bagi pekerja seks dalam beroperasi menjadi hal penting," ujar Baral.

Selain itu Baral menuturkan pentingnya menghilangkan stigma, diskriminasi dan kekerasan dengan target pekerja seks perempuan untuk mengurangi proporsi beban penyakit pada perempuan.

(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar