(Foto: thinkstock)
Tetapi sebuah penelitian baru-baru menunjukkan bahwa sperma dari pejantan yang memiliki banyak pasangan (poligami) lebih kuat dalam bersaing untuk membuahi sel telur.
Penelitian yang dilakukan oleh dr Renee Firman dari University of Western Australia ini menggunakan tikus rumah untuk menunjukkan bahwa sperma mengalami persaingan untuk membuahi betina.
Selama beberapa generasi, poligami memastikan tikus betina memilih untuk bereproduksi dengan tikus yang memiliki sperma lebih banyak dengan pergerakan sperma yang lebih lincah.
Setelah menjalani poligami atau monogami selama 12 generasi, tikus betina dikawinkan selama dua kali berturut-turut dengan tikus jantan dari kedua kelompok. Sebesar 53% dari peranakan tikus tersebut berasal dari pejantan campuran, 33% dari peranakan berasal dari pejantan poligami, dan 14 % berasal dari pejantan monogami.
Seperti dimuat dalam jurnal BMC Evolutionary Biology, tikus jantan dari kelompok poligami memiliki sperma yang lebih unggul, terlepas dari apakah tikus tersebut baru kawin pertama kali ataupun sudah yang kedua kalinya. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kebugaran bisa berkaitan dengan persaingan dalam mendapatkan pasangan.
"Temuan ini dapat menambah wawasan mengenai kesuburan pada manusia, tetapi kebanyakan mekanismenya dilandasi oleh seleksi seksual dan kompetisi," kata Dr. Firman seperti dilansir Altpenis, Selasa (6/3/2012).
Penelitian ini menunjukkan manfaat persaingan seksual dari sudut pandang yang mendukung poligami. Makin banyak pasangan yang dimiliki akan menghasilkan keturunan yang makin subur, setidaknya untuk tikus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar