Minggu, 11 Maret 2012

Pacaran Tidak Sehat Bisa Berdampak Gangguan Seks Saat Nikah

Browser anda tidak mendukung iFrame



Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Dalam pacaran, tiap pasangan hendaknya punya perasaan saling membutuhkan. Jika salah satu terlalu takut ditinggalkan, maka hubungan yang tidak sehat itu akan memicu berbagai masalah seksual termasuk susah terangsang saat sudah menikah.

Hubungan tipe pacaran dengan risiko mengalami gangguan seksual ketika sesudah menikah baru-baru ini diteliti oleh Christina Stefanou, ilmuwan dari Deakin University. Tipe pacaran tidak sehat yang ia bandingkan adalah hubungan yang terlalu dekat dan terlalu renggang.

Hubungan yang terlalu dekat dicirikan dengan perasaan selalu takut ditinggalkan atau dicampakkan oleh salah satu pasangan. Sedangkan hubungan yang terlalu renggang tandanya masing-masing selalu risih jika terlalu mesra apalagi saat berada di depan umum.

Pengamatan awal terhadap 127 pasangan muda menunjukkan, tipe pacaran yang terlalu dekat bisa meningkatkan risiko disfungsi atau gangguan seksual saat sudah menikah dan mulai aktif berhubungan seks. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh laki-laki melainkan juga pada perempuan.

Gangguan seksual tersebut antara lain kurang gairah, susah terangsang sehingga pelumasan tidak optimal, susah orgasme dan terkadang sama sekali tidak terpuaskan. Khusus pada laki-laki, gangguan itu juga bisa meliputi disfungsi ereksi atau lemah syahwat.

Sedangkan hasil pengamatan pada hubungan yang terlalu renggang menunjukkan, risiko mengalami gangguan seksual juga lebih tinggi dibanding pada hubungan yang sehat dalam arti antara pasangan sama-sama saling membutuhkan. Tipe gangguan seksual yang dialmai juga kurang lebih sama.

"Ternyata sama saja, orang-orang yang merasa tidak nyaman dengan kemesraan dan tidak merasa butuh terlalu dekat dengan pasangan kelak saat berhubungan seks juga akan banyak masalah," kata Stefanou seperti dikutip dari Deakin.edu.au, Minggu (11/3/2012).

Temuan ini menegaskan bahwa disfungsi atau gangguan seksual bisa dihindari sejak dini. Kelak daripada harus mengonsumsi obat-obatan yang tentunya punya efek samping, lebih baik sejak sekarang tiap pasangan mulai memperbaiki hubungan agar lebih sehat dan bisa saling membutuhkan.


(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar