Rabu, 07 Maret 2012

Kurangi Junk Food Agar Terhindar dari Kanker Kolorektal

Browser anda tidak mendukung iFrame



Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Kanker yang menyerang usus besar (kolon) dan anus (rektum) disebut kanker kolorektal. Di negara-negara barat, penderita kanker kolorektal kebanyakan berusia 50 tahun ke atas. Namun di Indonesia, beberapa pasien kanker ini berusia di bawah 50 tahun.

Kanker kolorektal sangat dipengaruhi oleh gaya hidup. Di negara barat, sebagian besar masyarakat sudah menyadari pentingnya olahraga dan pola makan sehat. Sedangkan di Indonesia, justru makin banyak mengkonsumsi makanan cepat saji atau junk food tanpa diimbangi dengan olahraga yang cukup.

"Anak-anak saat ini sudah banyak yang mengkonsumsi makanan cepat saji yang banyak mengandung lemak dan daging olahan. Ini adalah faktor risiko bagi perkembangan kanker kolorektal. Memang kanker ini membutuhkan waktu 15 tahun untuk berkembang. Tapi ketika beranjak dewasa, kanker kolorektal bisa menjadi ancaman," kata DR. dr. Noorwati Sutandyo, Sp.PD, KHOM, spesialis penyakit dalam dan konsultan hematologi onkologi medik RS Dharmais, di kantor Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Lebakbulus, Rabu (7/3/2012).

Untuk mencegah kanker kolorektal sejak dini, sebaiknya perlu banyak mengkonsumsi sayur, buah-buahan, ikan dan banyak berolahraga. Kanker kolorektal merupakan kanker yang bisa dicegah dan diobati jika masih dalam stadium rendah.

Dr. Noorwati menyarankan untuk melakukan olahraga kardio setidaknya 30 menit setiap hari. Beliau juga menghimbau untuk menghindari konsumsi daging merah yang dimasak dalam api dengan waktu yang lama dan mengurangi konsumsi.

Untuk mendeteksi kanker kolorektal, dapat digunakan metode colok dubur, tes feses dan metode kolonoskopi untuk melihat adanya tumor di dalam usus. Tumor yang membesar di saluran usus dapat menghambat aliran feses dan menimbulkan komplikasi.

"Kolonoskopi dapat dilakukan di berbagai rumah sakit pemerintah. Jadi pemeriksaan tumor ini sebenarnya mudah diakses. Namun yang paling penting adalah tindakan pencegahan sejak dini," kata Dr. Noorwati.
(pah/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar