Rabu, 06 Juli 2011

6 Sosok Sang Teladan yang Berjuang untuk Kesehatan

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, 'Sang teladan' adalah penghargaan bagi individu yang punya kepedulian dan kontribusi nyata dalam bidang kesehatan masyarakat. Dari hampir 900 orang kandidat akhirnya terpilih 6 Sang Teladan yang aktif berjuang di bidang kesehatan untuk sekitarnya.

Enam sosok Sang Teladan yang terpilih ini karena memiliki komitmen dalam kegiatan kemanusiaan, kontribusi yang besar terhadap masyarakat, nilai inspiratif dari kegiatan yang dilakukan, keberlanjutan kegiatan, ketangguhan dalam melewati halangan atau rintangan serta integritas individu.

"Dalam proses pemilihan, kami menemukan banyak orang di masyarakat yang telah memberi tanpa pamrih kepada lingkungannya. Namun, para pemenang yang telah terpilih memang memiliki kualitas yang lebih jika dibandingkan dengan kandidat yang lainnya," kata Imam Prasodjo Ph.D, Ketua Juri Program Sang Teladan yang disponsori Decolgen dalam siaran pers, Rabu (6/7/2011).

Pemilihan Sang Teladan ini melewati berbagai tahap penyaringan dan penilaian yang ketat. Dimulai dari seleksi administratif dan kontak telpon, tim lapangan mendatangi tempat tinggal para kandidat untuk menggali data lebih dalam dan memverifikasi data. Hasil verifikasi lapangan dinilai oleh para juri untuk menentukan siapa yang akan dipanggil ke Jakarta untuk interview dengan dewan juri. Dewan juri inilah yang menentukan para pemenang Sang Teladan, untuk selanjutnya dipilih juara favorit oleh masyarakat.

Untuk memilih siapa Sang Teladan paling favorit, panitia mengajak partisipasi masyarakat dalam melakukan voting di www.sangteladan.com mulai 23 Juni-15 Juli 2011. Pengumuman Sang Teladan Favorit akan dilakukan pada tanggal 15 Juli 2011.

Profil ke-6 sosok Sang Teladan dan 2 finalis dengan Penghargaan Khusus itu adalah:

1. Bidan Eulis Rosmiati
Bidan yang berinisiatif untuk menggerakkan swadana kesehatan desa di Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat. Medan yang sulit, minimnya sarana kesehatan, telah memacu Eulis menciptakan berbagai program yang penuh inovasi bagi peningkatan kesehatan desanya.

2. drg. HR. Anto Bagus, Sp.Pros
Dokter dari Mojokerto, Jawa Timur ini adalah seorang dokter gigi yang terdorong oleh keprihatinan akan masalah yang dialami penderita bibir sumbing yang kurang mampu. drg Anto berhasil memodifikasi adjustable obsturator untuk digunakan pada penderita dengan celah langit-langit mulut akibat bibir sumbing.

3. dr. Michael Leksodimulyo, MBA, M.Kes
Adalah seorang dokter sukarelawan di Yayasan Pondok Kasih, penggagas klinik keliling di Surabaya dan memfokuskan pelayanannya pada masyarakat yang terpinggirkan dengan profesi seperti pemulung, pengemis, tukang beca, pekerja seks, waria, pengamen, yang bertempat tinggal di lokasi-lokasi yang tidak layak tinggal seperti kolong jembatan, bantaran kali, pemakaman umum, dan emperan toko.

4. drg. Salvi Raini
Adalah Kepala Puskesmas di Agam, Sumatra Barat, yang berinisiatif memberikan pelayanan di bidang rehabilitasi narkoba serta berinovasi dengan menciptakan program radio kesehatan untuk masyarakat yang berhasil menjangkau 22 kecamatan. Program dilakukan dengan biaya terjangkau bagi masyarakat umum. Salvi juga memberikan pelayanan narkoba hingga ke lapas IIA Bukittinggi.

5. Widarti
Aadalah kader kesehatan di desa Klakah, Lumajang yang berinisiatif untuk memberdayakan kader kesehatan secara maksimal di daerahnya, antara lain melalui program beternak itik bagi kesejahteraan kader dan bagi dana posyandu. Di samping itu Widarti juga giat menggalakkan program jambanisasi dan Pemberantasan Sarang Nyamuk, serta tabungan ibu bersalin.

6. Tiara Savitri
Aadalah seorang penderita Lupus (SLE) yang tergerak untuk menjadi pekerja sosial di bidang lupus dan mendirikan Yayasan Lupus Indonesia didukung beberapa orang lainnya. Ia gencar melakukan sosialisasi tentang penyakit Lupus, merangkul seluruh penderita Lupus di berbagai daerah, memberikan motivasi bagi penderita, dan memperjuangkan pengobatan dan pelayanan murah bagi penderita Lupus. Sampai saat ini Yayasan Lupus Indonesia yang dipimpinnya telah beranggotakan 10,800 orang anggota.

Sedangkan dua finalis untuk penghargaan khusus adalah:

1. Non Rawung
Adalah penyedia layanan kesehatan gratis yang konsisten melakukan pemberian pengobatan gratis bagi masyarakat prasejahtera di berbagai pelosok di Indonesia, serta melakukan berbagai operasi gratis antara lain bagi penderita hernia, katarak, bibir sumbing, dll melalui Yayasan Obor Berkat Indonesia yang dipimpinnya. Setelah 12 tahun didirikan, Yayasan OBI telah berhasil memberikan pengobatan gratis pada lebih dari 1.6 juta orang pasien, mengoperasi lebih dari 12.000 orang penderita, di lebih dari 4.300 lokasi di seluruh Indonesia.

2. Dr. Aisah Dahlan
Adalah dokter yang fokus pada penanganan narkoba dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi para mantan pencandu narkoba. Mendirikan Yayasan Sahabat Rekan Sebaya, dan menerapkan Therapeutic Community dalam rehabilitasi bagi para pecandu. Kepercayaan diri dari mantan pecandu dipulihkan dengan menyediakan lapangan kerja untuk mewujudkan aktualisasi diri bagi mereka. Berhasil mengentaskan pula ratusan slankers dari ketergantungan obat terlarang.

(ir/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar