Jumat, 29 Juli 2011

Terapi untuk Tingkatkan Harapan Hidup Pasien Cangkok Ginjal

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, Pasien transplantasi ginjal memiliki risiko penolakan dari dalam tubuh. Kini studi menemukan terapi baru yang bisa meningkatkan kelangsungan hidup pasien transplantasi ginjal dengan mengurangi risiko penolakan.

Penelitian baru menemukan terapi untuk menyaring antibodi dari darah ginjal pasien sebelum melakukan transplantasi. Kondisi ini bisa meningkatkan 2 kali lipat kelangsungan hidup pasien yang sulit mendapatkan transplantasi.

Pasien-pasien ini sebagian besar adalah perempuan yang umumnya tidak memenuhi syarat untuk transplantasi, sehingga berisiko sangat tinggi mengalami penolakan organ baru. Dengan terapi ini bisa menurunkan risiko penolakan dan berpotensi meningkatkan jumlah transplantasi donor ginjal hidup.

"Diharapkan nantinya akan terjadi kenaikan transplantasi donor hidup sebesar 2.000-3.000 dalam beberapa dekade," ujar peneliti Dr Robert Montgomery, seorang profesor bedah dari The Johns Hopkins University School of Medicine, seperti dikutip dari LiveScience, Jumat (29/7/2011).

Diperkirakan sekitar 1 dari 3 pasien transplantasi ginjal sangat mungkin mengalami penolakan organ baru. Hal ini karena sebelumnya orang tersebut telah terkena jaringan benda asing yang bisa berasal dari transfusi darah, kehamilan atau transplantasi sebelumnya.

Dalam studi ini darah dari 211 pasien yang sulit mendapatkan transplantasi disaring. Pertama-tama sel darah pasien dipisahkan dari plasma darahnya, lalu pasien menerima pasokan plasma darah dan antibodi baru.

Proses ini dilakukan beberapa hari sebelum transplantasi dan bisa berlanjut selama seminggu setelah operasi. Setelah 8 tahun, sekitar 80,6 persen pasien yang menerima terapi antibodi ini masih memiliki kelangsungan hidup.

"Terapi ini akan membantu kita untuk lebih mengoptimalkan organ-organ yang sudah tersedia, sehingga bisa meningkatkan jumlah pasien yang mendapatkan transplantasi," ujar Montgomery.

Montgomery menuturkan terapi bisa hanya bisa digunakan bila pasien mendapatkan donor hidup. Hal ini karena terapi perlu dilakukan sebelum operasi tranasplantasi, sedangkan pasien dari donor meninggal hanya memiliki waktu sedikit sejak organ tersebut tersedia.

(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar