Jumat, 29 Juli 2011

Takut Ketahuan Bolos, Gadis Remaja Kena Serangan Jantung

Your browser does not support iframes.



Tabatha McElligott (dok: Dailymail)Leigh-on-Sea, Inggris, Bolos keluar kelas kerap dilakukan anak sekolah sebagai bentuk kenalan remaja. Hal ini mungkin tidak terlalu berdampak fatal bagi kebanyakan remaja, tapi bagi Tabatha McElligott, ketakutan karena bolos sekolah bisa berakibat serangan jantung.

Tabatha McElligott, remaja berusia 19 tahun asal Leigh-on-Sea, Inggris, harus menghadapi maut karena serangan jantung akibat ketakutan saat guru berteriak padanya lantaran ketahuan bolos dari sekolah.

Kejadian tersebut terjadi 2 tahun yang lalu saat usianya masih 17 tahun. McElligott tertangkap oleh guru setelah menyelinap keluar dari sekolah dengan teman-temannya untuk membeli cokelat.

Ketakutan membuat kondisi jantung McElligott tidak kuat. McElligott ternyata menderita gangguan jantung langka yang tidak terdiagnosis sebelumnya.

Setelah kejadian yang hampir merenggut nyawanya, dokter menemukan bahwa McElligott ternyata lahir dengan anomali arteri koroner kiri dari arteri paru-paru (anomalous left coronary artery from the pulmonary artery), yang bisa membunuhnya kapan saja.

Kondisi bawaan sejak lahir ini menyebabkan tubuhnya untuk memompa darah ke seluruh tubuh dengan cara yang salah.

"Saya tidak pernah membuat masalah di sekolah, jadi saya malu ketika kami diteriaki (oleh guru) dan jantung saya tidak bisa mengatasinya," kenang Tabatha McElligott, seperti dilansir Dailymail, Jumat (29/7/2011).

Saat itu, ia mengatakan bahwa kakinya terasa seperti jeli dan kemudian semuanya berubah menjadi gelap. "Saya tahun sekarang jantung saya adalah bom waktu yang berdetak menunggu meledak," jelasnya.

Ia mengaku sangat beruntung karena pada saat mengalami serangan jantung ada seseorang disana yang membantunya. Otaknya bisa saja rusal atau bahkan meninggal bila saja jantungnya berhenti terlalu lama.

Setelah menjalani operasi jantung, ia sekarang dapat menjalani hidup dengan normal, meski harus mengonsumsi beta blockers setiap hari untuk memperlambat denyut jantung dan aspirin untuk mengencerkan darahnya.

Kini setelah berusia 19 tahun, ia bahkan telah dilatih kemampuan kegawatdaruratan untuk dapat membantu orang lain.

"Sejak pulih, saya telah dilatih sebagai responder darurat, jadi saya dapat membawa defibrilator saya sendiri dan menjadi yang pertama di tempat kejadian jika keadaan darurat terjadi di dekat saya," jelas McElligott.

Kondisi yang dialami McElligott sangatlah langka. Ini terjadi pada beberapa orang yang dilahirkan dengan dimana arteri koroner kiri yang biasanya membawa darah yang kaya oksigen dari aorta ke sebagian besar dari otot jantung, terhubung ke arteri paru-paru sebagai gantinya.

Arteri pulmonalis membawa darah terdeoksigenasi, berarti sisi kiri jantung menerima lebih sedikit oksigen dari yang dibutuhkan untuk mampu berfungsi dengan baik. Ini menyebabkannya sering mengalami serangan jantung atau menyebabkan gagal jantung.

Hanya 10 persen dari penderita yang dapat bertahan hidup jika tidak terdiagnosis pada tahun pertama kelahiran.

"Kebanyakan orang dengan kondisi ini didiagnosis saat lahir, sehingga sangat langka untuk bertahan sampai masa remaja tanpa mengetahui tentang hal itu," jelas Cathy Ross, perawat jantung senior di British Heart Foundation.

(mer/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar