Selasa, 26 Juli 2011

Atlet Segagah Shaquille O'Neal Ternyata Takut Ngorok

Your browser does not support iframes.



Shaquille O\'Neal (gettyimage)Jakarta, Ngorok atau mendengkur masih dianggap wajar bagi sebagian orang. Namun pebasket kenamaan Shaquille O'Neal sangat ketakutan saat tahu dirinya mendengkur, sampai-sampai ia harus ikut terapi di Harvard Medical School untuk mengatasinya.

Semula bintang NBA yang memiliki tinggi badan 2,16 meter dan berat 147,4 kg ini tidak pernah tahu dirinya punya gangguan tidur. Ia baru sadar setelah pasangan tidurnya, Nikki Alexander baru-baru ini merasa terganggu oleh suara dengkurannya yang sebetulnya belum terlalu parah.

Atas saran Nikki, Shaq segera mendatangi Harvard Medical School untuk minta solusi kepada seorang konsultan gangguan tidur yakni Dr Atul Malhotra. Dikutip dari Sleepapneadisorder, Rabu (27/7/2011), Shaq didiagnosis mengalami henti napas saat tidur atau sleep apnea dengan tingkat keparahan menengah.

Untuk mengatasi dengkurannya, Dr Malhotra menganjurkan agar Shaq memakai Continuous Positive Airway Pressure (CPAP). Alat ini berbentuk masker khusus yang harus selalu dipakai saat tidur, untuk memberikan tekanan positif sehingga saluran napas tidak menyempit.

Kekhawatiran Shaq atas gangguan tidur yang dialaminya tidak berlebihan. Pakar kesehatan dari RS Mitra Kemayoran, dr Andreas Prasadja, RPSGT atau akrab dipanggil dr Ade mengatakan bahwa sleep apnea bisa memicu kematian mendadak meski penderitanya adalah seorang atlet yang tentunya rajin olahraga.

"Di luar negeri memang seperti itu, seseorang yang tahu kalau dirinya ngorok pasti langsung panik. Banyak atlet yang kelihatannya bugar, tahu-tahu mati mendadak hanya karena sleep apnea," ungkap dr Ade saat berbincang via telepon dengan detikHealth, Selasa (26/7/2011).

Menurutnya, sleep apnea terjadi karena saluran napas mengalami penyempitan saat tidur sehingga suplai oksigen terbatas. Selain membuat napas berhenti sewaktu-waktu ketika tidur, dalam jangka panjang kondisi ini bisa memicu komplikasi serius seperti serangan jantung dan diabetes.

Kadang-kadang risiko ini tidak disadari oleh para atlet karena mengira jika rajin olahraga maka tubuhnya sudah cukup bugar. Padahal meski jantungnya sehat, sleep apnea yang tidak terdiagnosis kadang lebih berbahaya karena jika tidak diatasi maka bisa makin memburuk.

Terkait penggunaan CPAP untuk mengatasi sleep apnea, dr Ade mengatakan bahwa alat tersebut cukup efektif asal cara pakainya benar. Ia sendiri mengaku sering mendengkur saat tidur dan sudah 4 tahun menggunakan CPAP, yang saat ini harganya masih sekitar Rp 5 juta.

(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar