Senin, 28 November 2011

Serangan Jantung Wanita Bisa Diprediksi Sejak di Kandungan

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Leiden, Belanda, Risiko perempuan terkena serangan jantung dapat mulai meningkat bahkan sejak dalam kandungan. Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan risiko perempuan terkena serangan jantung meningkat lebih dari delapan kali jika terjadi perubahan dalam gen tertentu.

Perubahan ini telah diketahui dapat disebabkan oleh stres yang dialami di dalam rahim, contohnya kekurangan nutrisi.

"Kesehatan seseorang dimulai sejak di dalam rahim," kata peneliti Bas Heijmans, pakar epidemiologi molekuler di Leiden University Medical Center di Belanda seperti dilansir myhealthnewsdaily.com, Selasa (29/11/2011).

Temuan ini mendukung gagasan bahwa kondisi sejak awal kehidupan, misalnya kebiasaan ibu selama kehamilan, ikut mempengaruhi risiko bayi terserang penyakit jantung di kemudian hari.

Para peneliti ingin menemukan gen yang bisa memberitahu kondisi seseorang sejak awal kehidupan, misalnya paparan terhadap alkohol atau asap rokok. Gen ini kemudian dapat digunakan sebagai penanda risiko penyakit di kemudian hari.

Penelitian yang dimuat dalam International Journal of Epidemiology ini melibatkan 1.654 orang peserta berusia 70-82 tahun yang tidak mengalami serangan jantung sebelum penelitian dimulai.

Setelah tiga tahun, sebanyak 122 orang mengalami serangan jantung. Para peneliti kemudian membandingkan DNA korban serangan jantung tersebut dengan 126 orang peserta penelitian yang tidak mengalami serangan jantung pada usia dan karakteristik yang serupa.

Para peneliti mencari perubahan yang terjadi dalam enam gen yang diketahui dipengaruhi oleh lingkungan rahim. Selama perubahan ini, suatu bahan kimia ditambahkan ke DNA untuk melihat gen mana saja yang mengalami perubahan.

Mereka menemukan terdapat dua gen yang berkaitan dengan peningkatan risiko serangan jantung. Perempuan yang mengalami perubahan dalam salah satu gennya 2,8 kali lebih mungkin mengalami serangan jantung dibandingkan dengan perempuan yang tidak mengalami perubahan den.

Sedangkan perempuan yang mengalami perubahan pada dua gennya 8,6 kali lebih mungkin mengalami serangan jantung.

Uniknya, hubungan antara perubahan gen dan risiko serangan jantung tidak ditemukan untuk pria. Para peneliti tidak yakin mengapa hal ini dapat terjadi. Bisa jadi pria cenderung memiliki serangan jantung pada usia lebih awal dari peserta yang masuk dalam penelitian ini.

Karena penelitian ini termasuk kecil, perkiraan peningkatan risiko pada perempuan harus dipahami dengan hati-hati. Penelitian yang lebih besar dengan cakupan kelompok yang lebih luas diperlukan untuk menentukan estimasi risiko yang lebih akurat.

(mer/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar