Minggu, 27 November 2011

Kafein Minuman Berenergi Lebih Besar Daripada yang Dicantumkan

Your browser does not support iframes.




(Foto: thinkstock)
Jakarta, Minuman energi memang dikemas dengan tampilan yang menarik. Tak ayal, banyak orang terutama pria yang tertarik meminumnya. Alih-alih menambah tenaga, jumlah kasus pasien yang masuk rumah sakit karena meminum minuman ini semakin bertambah banyak setiap tahunnya.

"Minuman energi dapat mengandung seperempat cangkir gula dan juga mengandung lebih banyak kafein dibandingkan secangkir kopi," tutur John Higgins, dari University of Texas Medical School di Houston.

Higgins menjelaskan, kandungan kafein dari minuman energi berkisar 70-200 mg per 453 gram. Sebagai perbandingan, secangkir kopi (226 gram) dapat berisi 40 sampai 150 mg kafein, tergantung cara penyeduhannya. Karena kadar kafein yang tinggi ini membuat orang yang minum minuman berenergi selalu merasa lebih bersemangat.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Substance Abuse and Mental Health Services Administration (SAMHSA) di Amerika Serikat baru-baru ini telah menunjukkan peningkatan jumlah pasien yang dirawat inap akibat minuman berenergi sebanyak sepuluh kali lipat dari tahun 2005 hingga 2009.

Laporan tersebut menyatakan jumlah pasien rawat inap akibat minuman energi naik dari 1.128 kasus pada tahun 2005 menjadi 13.114 kasus pada tahun 2009. Lonjakan jumlah sebanyak 16.055 kasus dilaporkan terjadi pada tahun 2008, jumlah itu merupakan angka rawat inap akibat minuman energi tertinggi yang pernah dicatat.

Mayoritas pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut adalah laki-laki dewasa berusia 18 hingga 39 tahun. Perempuan cenderung berakhir di rumah sakit akibat kombinasi minuman energi dan obat-obatan.

Banyak insiden yang terkait dengan minum minuman beralkohol di samping minuman energi. Sebanyak 44 persen dari kasus-kasus tersebut diakibatkan obat-obatan atau alkohol. Sebagian besar kasus di atas tidak melibatkan alkohol. Artinya, minum minuman energi saja bisa berbahaya.

"Kandungan kafein dalam minuman energi bisa lebih banyak dari yang dicantumkan pada label," kata Cecile Marczinski, PhD, asisten profesor psikologi di Universitas Northern Kentucky, Highland Heights.

Ia telah mempelajari produsen tidak harus melaporkan jumlah keseluruhan kafein yang terkandung dalam minuman, namun harus menyertakan bahan apa saja yang ditambahkan. Mungkin ada lebih banyak kafein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan stimulan.

Laki-laki dewasa muda adalah yang paling mungkin jatuh sakit karena mengkonsumsi minuman energi. Lebih dari separuh kunjungan unit gawat darurat terkait dengan minuman energi adalah pria usia 18 sampai 25 tahun dengan rincian:
1. Orang dewasa berusia 26 - 39 tahun menyumbang hampir sepertiga kunjungan.
2. Remaja berusia 12 - 17 tahun dan orang dewasa berusia 40 tahun ke atas masing-masing menyumbang 11% kunjungan.
3. Jumlah pria hampir dua-pertiga dari jumlah semua kunjungan.

Dokter unit gawat darurat yang menangani pasien tersebut mengatakan bahwa gejalanya serupa dengan overdosis kafein.

"Gejala-gejalanya termasuk denyut jantung yang lebih cepat, tekanan darah tinggi, demam, agitasi, murung, kebingungan, dan kesulitan mengontrol gerakan motorik halus," kata Tamara R. Kuittinen, MD, direktur pendidikan medis di departemen pengobatan darurat di Lenox Hill Hospital di New York City.

Efek-efek tersebut makin diperkuat jika pasien telah mengkonsumsi obat lain. Laporan menunjukkan bahwa 27% orang yang dirawat di unti gawat darurat setelah mengkonsumsi minuman energi juga meminum obat-obatan lain. Sekitar 16% dari kasus tersebut, alkohol juga menjadi faktor pendukung.

Dari 10% dari kunjungan, minuman energi tersebut juga dikombinasi dengan obat-obatan ilegal. Kafein dalam minuman energi dapat menutupi gejala keracunan.

"Kafein dalam minuman ini bisa sangat diremehkan," pungkasnya seperti dilansir HuffingtonPost.com, Minggu (27/11/2011).

Orang-orang yang menderita hipertensi tidak boleh minum minuman berenergi. Selain itu, orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit jantung juga harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi minuman berenergi.



(ir/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar