Selasa, 22 November 2011

Sengatan Listrik untuk 'Mendidihkan' Kanker Payudara

Your browser does not support iframes.




Ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Perkembangan teknologi makin banyak memberikan pilihan pengobatan untuk kanker payudara. Pilihan terbaru adalah dengan sengatan listrik di payudara, yang tujuannya adalah untuk mendidihkan sel kanker hingga mati dan tidak tumbuh lagi.

Sengatan listrik yang diberikan melalui elektroda berbentuk jarum kecil ini mampu menghasilkan panas sekitar 70-90 derajat celcius. Pada temperatur tersebut, sel-sel kanker akan mendidih lalu mati sehingga tidak perlu dioperasi maupun diobati dengan kemoterapi.

"Prinsipnya seperti merebus telur. Sel tumor dipanaskan sampat mati, sementara jaringan sehat di sekitarnya tetap aman karena tidak diapa-apakan," ungkap Dr Karin Leifland dari Karolinska Institute yang mengembangkan metode ini seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (22/11/2011).

Kelebihan lainnya adalah waktunya sangat singkat, sebab sengatan listrik tersebut hanya diberikan selama 10 menit. Segera setelah diterapi, pasien bisa langsung beraktivitas kembali dan tidak akan merasa kesakitan karena sudah diberi pereda nyeri atau anestesi lokal.

Dibandingkan operasi, metode yang disebut Preferential Radio-Frequency Ablation ini tidak meninggalkan luka selain bekas tusukan jarum elektroda. Untuk bisa pulih seperti sedia kala, waktu yang dibutuhkan jauh lebih singkat dibanding setelah operasi.

Metode yang sama sebenarnya juga sudah diterapkan untuk mengatasi pertumbuhan sel kanker di bagian lain yakni ginjal, hati dan tulang. Meski bisa dibilang bukan teknologi baru, namun selama ini belum pernah ada yang menerapkannya untuk kanker payudara.

Meski diklaim cukup efektif memberantas sel-sel kanker di jaringan payudara, Dr Leifland ,mengakui bahwa metode ini tetap memiliki sejumlah keterbatasan. Untuk bisa disembuhkan dengan metode ini, ukuran sel kanker tidak boleh lebih dari 2 cm dan terdiri dari 1 benjolan saja.

Soal keamanan, metode mendidihkan kanker payudara ini telah diujikan pada 80 perempuan pengidap kanker payudara. Dalam pengamatan selama 2 tahun setelah terapi dilakukan, pasien tetap dalam kondisi sehat belum tampak adanya tanda-tanda efek samping yang serius.

(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar