Selasa, 22 November 2011

Bandara Sebagai Pintu Masuk Harus Bisa Tangkal Penyakit

Your browser does not support iframes.




(dok: detikHealth)
Manado, Bandara adalah pintu masuk ke sebuah negara. Maraknya orang berpindah tempat menjadikan bandara sebagai tempat yang mudah menularkan penyakit. Petugas jaga di pintu masuk negara seperti di bandara dan pelabuhan harus siap terhadap segala ancaman penyakit menular yang sedang merebak di dunia.

"Oleh karena itu, perlu terobosan dan strategi untuk mencegah masuknya penyakit menular yang berpotensi pada Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Strategi ini merupakan bagian tugas terdepan penjaga garis pintu masuk negara di bidang kesehatan," jelas dr Ratna Rosita, MPH, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan dalam acara Simulasi Respons Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Global di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Selasa (22/11/2011).

Menurut dr Ratna, kegiatan simulasi respons kedaruratan kesehatan harus sering dilakukan agar petugas yang bekerja di pintu masuk negara seperti bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara siap jika ancaman penyakit menular menjadi pandemi di dunia.

"Agar kita punya kewaspadaan terhadap penyakit-penyakit menular yang masuk lewat pintu-pintu masuk negara. Jadi kita ada International Health Regulation tahun 2005 yang dianut oleh WHO agar semua negara mempunyai kewaspadaan terhadap emergency yang menjadi konsen internasional," jelas dr Ratna.

Selain itu, simulasi respons kedaruratan kesehatan masyarakat global dilakukan juga supaya terjalin koordinasi yang baik antara semua otoritas yang ada di bandara yaitu bea cukai, imigrasi, angkasa pura, kesehatan, imigrasi dan TNI.

Jenis penyakit menular yang pernah mengancam Indonesia misalnya adalah mutasi virus Influenza yaitu Avian Flu atau flu burung (H5N1) pada tahun 2007 dan Swine Flu atau flu babi (H1N1) pada tahun 2009.

Kedua penyakit ini memiliki tingkat mortalitas yang tinggi dan sempat berstatus pandemi di dunia internasional. Dari pengalaman tersebut, dibangun suatu sistem pertahanan terhadap penyakit-penyakit yang berpotensi PHEIC.

"Kita harus selalu waspada terhadap virus-virus yang berpotensi menjadi pandemi. Jadi kewaspadaan ini yang harus selalu diasah. Dulu kita pernah kena SARS, H5N1, H1N1, yang semuanya apabila tidak ditangani secara cepat maka akan menyebabkan keburukan bagi pasien. Selain itu, juga penyebaran infeksi pada orang-orang sekitarnya. Itu yang kita latih," tutup dr Ratna.


(mer/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar