Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Ilmuwan dari Forensic Genomic Consortium, Jalila Essaidi baru-baru ini sukses mengembangkan kulit manusia yang tahan peluru. Uji coba dengan senapan yang ditembakkan dengan kecepatan sekitar 165 meter perdetik menunjukkan, kulit itu tetap utuh.
Kulit modifikasi ini memang tidak menempel pada tubuh manusia, sebab masih dalam tahap pengembangan di laboratorium. Namun suatu saat, modifikasinya bisa dilakukan pada gen manusia sehingga bisa tumbuh secara alami tidak harus di laboratorium.
Modifikasi yang dilakukan Essaidi adalah mencampurkan protein tertentu dari susu kambing. Bukan susu kambing biasa melainkan yang sudah direkayasa sehingga kandungannya menyerupai protein dalam jarung laba-laba sutera yang dikenal sangat kuat.
Kekuatan jaring laba-laba sutera disebut-sebut 4 kali lebih kuat daripada kevlar, yakni semacam karbon yang dipakai untuk membuat rompi antipeluru. Beberapa penelitian sebelumnya juga membuktikan kekuatannya, namun belum pernah diaplikasikan pada kulit manusia.
Ide dasarnya adalah memodifikasi kulit dengan menghilangkan protein bernama keratin lalu menggantinya dengan protein jaring laba-laba sutera. Hasilnya kulit tetap elastis, namun memiliki kekuatan berlipat ganda untuk menangkis terjangan peluru.
"Sangat mungkin menambahkan gen penghasil sutera dari laba-laba ke dalam gen manusia, sehingga manusia bisa punya kulit antipeluru," kata Essaidi kepada New Scientist, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (1/2/2012).
Diakui oleh Essaidi, proyek ini seperti mewujudkan khayalan banyak orang di film-film fiksi ilmiah. Kemampuan menangkis tembakan tanpa rompi antipeluru selama ini hanya dimiliki tokoh-tokoh rekaan, misalnya Superman dan para superhero lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar