Minggu, 12 Februari 2012

Ini Alasan Kenapa Pasien Demam Berdarah Tak Boleh Kurang Cairan

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: thinkstock)
Jakarta, Saat terkena penyakit infeksi demam berdarah dengue, pasien biasanya dianjurkan untuk banyak mengonsumsi cairan agar kondisinya cepat membaik. Kenapa cairan sangat penting untuk pasien DBD?

"Asupan cairan ini penting untuk mengganti air dan ion yang keluar dari pembuluh darah akibat mengalami kebocoran," ujar Dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI dalam acara Pocari Sweat conference 2012 'Edukasi Masyarakat Mengenai Pentingnya Cairan dan Ion untuk Jaga Kesehatan Sehari-hari' di Hotel Le Meridien, Jakarta, Minggu (12/2/2012).

Dr Leonard menuturkan ketika nyamuk aedes aegypti menggigit maka akan timbul reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap virus tersebut. Kondisi ini membuat tubuh melepaskan zat-zat kimia seperti sitokin.

Zat-zat ini nantinya akan bermuara ke pembuluh darah kapiler yang hanya memiliki 1 lapisan sehingga ia mudah mengalami kebocoran atau keluarnya cairan karena celah-celahnya semakin lebar.

Pembuluh darah kapiler ini mengandung komposisi darah (sel darah putih, sel darah merah dan trombosit) serta plasma darah yang terdiri dari air, protein, gula dan ion. Saat mengalami kebocoran maka plasma darah akan keluar dari pembuluh darah, yang paling cepat keluar adalah air, ion dan gula.

Lama kelamaan akan menjadi lebih pekat, jika semakin pekat maka aliran darah akan melambat yang membuat suplai nutrisi dan oksigen berkurang sehingga tubuh bisa syok hingga meninggal.

"Tanda-tanda jika sudah pekat adalah hasil tes laboratorium untuk hematokritnya meningkat. Kalau sudah pekat diobatinnya dengan asupan cairan," ujar dokter yang juga menjadi konsultan tim ahli demam berdarah dengue Kementerian Kesehatan RI.

Dr Leonard menjelaskan jika melihat hasil laboratorium sebaiknya jangan hanya trombosit saja, tapi lihat juga hematokrit karena itu yang bahaya. Kalau nilainya semakin tinggi maka butuh cairan lebih banyak.

"Seberapa cepat celah di pembuluh darah ini melebar tergantung dari berapa banyak zat yang dilepaskan terutama sitokin, semakin banyak yang lepas maka makin cepat terbukanya. Kondisi ini tergantung dari faktor genetik, umumnya orang berkulit putih lebih cepat," ungkapnya.

Selain itu pada orang gemuk, kebocoran ini lebih berdampak. Hal ini karena secara umum total jumlah air dalam tubuhnya lebih sedikit dibanding orang normal. Serta pada orang gemuk kemampuan tubuh untuk menetralisir virus kurang karena reaksi kekebalan tubuhnya sudah dipakai sebagian untuk memerangi lemaknya.

Dr Leonard mengungkapkan sampai saat ini belum ada obat yang bisa membunuh virus dengue dan juga belum ada obatnya. Untuk itu pengobatan yang dilakukan adalah dengan mengobati per gejala seperti obat sakit kepala, obat penurun panas dan juga konsumsi cairan yang banyak.

"Jika pasien masih bisa makan minum dan kadar trombosit lebih dari 100.000, maka pasien bisa rawat jalan tapi harus banyak minum minimal 2 liter per hari, konsumsi obat panas dan monitor laboratorium seperti hematokrit dan trombosit," ujar Dr Leonard.

Meski begitu pada anak-anak dibutuhkan perhatian yang lebih telaten karena sistem rangsangan anak terhadap rasa haus belum sempurna sehingga kadang ia sedikit minum yang membuatnya bisa lebih kecolongan atau meninggal.




(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar