
(Foto: thinkstock)
Tanpa malu-malu, beberapa perempuan berpayudara satu berpose topless dan mengungkapkan mengapa mereka bangga dengan bekas lukanya.
Inilah pose dari perempuan-perempuan yang tetap bangga dengan tubuhnya meski hanya memiliki satu payudara karena terserang kanker payudara, seperti dilansir Dailymail, Kamis (21/6/2012):
1. Joanne Jackson (40 tahun)
Musim semi lalu, ia menemukan benjolan seukuran kacang pada payudaranya. Dokter mendiagnosis adanya kanker di payudaranya. Ia pun diminta melakukan biopsi untuk menentukan apakah perlu melakukan mastektomi (pengangkatan seluruh payudara) atau lumpektomi (pengangkatan jaringan kanker).
"Saya pulang dan mengumumkan kanker payudara di Facebook dengan segera, jadi saya tidak perlu memberitahu orang-orang secara individual. Saya juga memutuskan bahwa apa pun hasil dari biopsi, saya akan memiliki mastektomi," jelas Joanne Jackson.
Menurutnya, semakin muda usia pasien, semakin agresif kanker yang didapat, sehingga ia ingin segera mengangkat payudaranya untuk memaksimalkan peluang menyingkirkan kanker dari tubuhnya dan dapat melihat anak-anaknya tumbuh dewasa.
Beberapa minggu setelah mastektomi, seorang teman suaminya yang seorang fotografer menawari apakah Joanne bersedia untuk difoto bersama dengan bekas luka di payudaranya. Ia pun langsung menyetujuinya. Ia ingin menunjukkan bahwa wanita yang berakhir dengan mastektomi pun masih bisa tampil seksi.

2. Cheryl Kerr (40 tahun), asal Liverpool
September 2010, saat masih berusia 38 tahun Cheryl menemukan benjolan di payudara kanannya dan merasakan nyeri seperti ditembak. Ia memang memiliki kista sebelumnya, sehingga kondisi ini tak ditanggapinya dengan serius. 3 bulan kemudian ia baru menemui dokter dan didiagnosis kanker payudara.
Karena masih sangat muda, dokter bertanya apakah ia ingin menyimpan sel telurnya dan apakah ingin kemoterapi. Tapi ia menolak keduanya. Menurutnya, memanen sel telur dapat menunda pengobatan, padahal ia memiliki kanker stadium 2 yang sudah menyebar ke kelenjar getah bening. Ia pun merasa tak perlu kemoterapi karena ia tak ingin putrinya melihat ia tanpa rambut.
Ia akhirnya memutuskan mastektomi. 3 hari setelah operasi, ia merasa sangat jelek dan telah dimutilasi. Kehilangan payudara dan menjadi wanita single, menjadi ujian terbesar dalam hidupnya.
Ia bahkan pernah ingin bunuh diri saking depresinya. Namun dukanya seakaan menghilang ketika ada yang menawarinya untuk foto. Ia sangat menikmati ketika difoto. Ia ingin menunjukkan bahwa ia masih terlihat cantik.
"Saya merasa seperti Frankenstein pada awalnya. Sekarang saya ingin menunjukkan pada wanita lain, Anda dapat melalui operasi mastektomi dan masih menjadi cantik," jelas Cheryl Kerr.
Â

Â
3. Justine Thompson (49 tahun), asal Peterborough
Ia merasakan benjolan pada tahun 2001 dan 3 bulan setelah diagnosis, ia sudah siap kehilangan payudaranya. Ia lebih takut kehilangan hidup dan meninggalkan bayi perempuannya. Terlebih, payudaranya pun tak terlalu besar sehingga ia tidak merasa terlalu emosional untuk kehilangan sesuatu yang bisa membunuhnya.
Setahun kemudian, saya menjalani rekonstruksi untuk memberikan bentuk tubuh yang seimbang lagi. Tapi cerita kanker ternyata belum selesai. Pada tahun 2005, ia menemukan benjolan lain di tulang dada, tepat di tengah-tengah dada.
Ini berarti implan payudaranya harus dikeluarkan dan tulang dada harus diangkat. Dokter juga menemukan tumor di paru-parunya, yang kemudian juga harus dioperasi.
Pada tahun 2010, lagi, ia menemukan kanker di payudara kanannya. Untungnya, kali ini kanker disebabkan oleh hormon, sehingga ia hanya mengangkat ovarium untuk menghentikan produksi estrogen dan mengonsumsi Tamoxifen. Kanker pun menghilang.
"Sekarang saya tidak memiliki payudara dan saya sangat senang karena saya dalam keadaan sehat. Saya tidak keberatan orang tahu bahwa saya tidak punya payudara. Masih banyak yang harus dilakukan dalam hidup ini," tutupnya.

4. Joanna Kirkup (27 tahun)
Sebelum payudaranya diangkat Maret lalu, ia merasa sangat gugup. Ia bahkan tidak pernah menjalani operasi sebelumnya. Dan karena ia masih sangat muda, dokter pun ingin melakukan semua pengobatan padanya.
Ada bekas luka berukuran 5 inci di dadanya, tapi ia berpikir itu sangat lurus dan halus dan ia pun merasa bangga karenanya. Banyak orang yang bertanya tentang payudaranya dan dia senang memamerkannya.
Selama kemoterapi, ia kehilangan rambut, kuku, alis dan bulu mata. Menurutnya, ini jauh lebih traumatis daripada kehilangan payudara. Ia bisa menyembunyikan payudara dari dunia luar, tetapi mencukur rambut dan menggunakan penutup kepala sangat menunjukkan bahwa saya menderita kanker. Ini lebih sulit bagi Joanna.
Pada saat itu, rekonstruksi bukanlah pilihan karena radioterapi mempengaruhi jaringan-jaringan payudara. Namun karena sekarang sudah berakhir ia pun sedang mempertimbangkan beberapa jenis operasi.
"Ikut andil dalam sesi pemotretan sangat hebat. Saya sangat ingin terlibat karena ingin melakukan sedikit upaya untuk meningkatkan kesadaran. Tidak ada teman saya yang memeriksakan payudaranya sebelum saya didiagnosis, dan saya sangat beruntung sudah melakukannya," tutup Joanna.

(mer/ir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar