Selasa, 26 Juni 2012

Seks Bantu Makhluk Hidup Beradaptasi dengan Lingkungan

Browser anda tidak mendukung iFrame



ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Seks merupakan salah satu proses yang dijalani semua jenis makhluk hidup untuk berkembang biak. Tanpa seks, mungkin banyak spesies makhluk hidup yang punah karena tak adanya keturunan yang bisa melanjutkan ciri-ciri atau karakteristik tertentu dari spesies yang dimaksud.

Bahkan ilmuwan dari University of Auckland telah menemukan manfaat lain dari seks. Tim peneliti ini mengklaim telah berhasil membuat penjelasan ilmiah pertama tentang bagaimana reproduksi seksual membantu spesies beradaptasi dengan lingkungan yang menantang, bahkan memecahkan teka-teki klasik dalam biologi evolusi.

"Menurut teori evolusi klasik, reproduksi seksual seharusnya menghambat kemampuan spesies untuk beradaptasi dengan lingkungan yang kompleks dan dalam jangka waktu yang lama mencegah evolusi spesies baru," terang ketua tim peneliti Dr. Mat Goddard.

"Namun dalam dunia nyata, seks adalah strategi yang sangat sukses untuk tidak mencegah spesies baru berevolusi. Jadi apa yang kita lihat di alam sana tidak sesuai dengan teorinya. Oleh karena itu percobaan kami menyediakan penjelasan ilmiah pertama terkait hal ini dan mendukung teori evolusi alternatif."

Ketika beradaptasi dengan lingkungannya, organisme mengakumulasi perubahan genetis yang membantunya untuk bertahan hidup. Karena reproduksi seksual menghasilkan keturunan dengan campuran gen dari orangtuanya, jadi teorinya seks antarorganisme untuk beradaptasi lingkungan yang berbeda harusnya merugikan.

Proses ini seharusnya menghasilkan keturunan yang beradaptasi dengan buruk terhadap lingkungannya karena gen-gen yang bisa membantunya telah menipis dan menurut teori klasik, gen-gen yang bermanfaat ini di suatu situasi akan merugikan bagi lainnya.

Untuk menguji teori ini, peneliti mengembangkan ragi khusus yang bisa berubah dari bentuk aseksual menjadi seksual. Dua kelompok ragi ditumbuhkan di lingkungan yang berbeda dan diijinkan untuk bereproduksi secara seksual. Tujuannya untuk melihat apakah hal ini bisa memperlambat adaptasi berkelanjutan pada kedua lingkungan seperti yang diprediksi oleh teori klasik.

Faktanya, reproduksi seksual terbukti menguntungkan dan memungkinkan adaptasi yang lebih cepat untuk kedua lingkungan bahkan ketika ada perkawinan diantara kedua kelompok. Hasilnya pun konsisten dengan teori alternatif yang menyatakan bahwa gen yang memberikan keuntungan pada satu lingkungan tidak selalu merugikan pada lingkungan lain, oleh karena itu takkan merugikan keturunan dari orangtua campuran.

"Jika teori klasiknya benar, lalu setiap perkawinan yang terjadi antara sekelompok organisme untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda akan memperlambat evolusinya secara dramatis. Untuk menjelaskan bagaimana spesies baru berevolusi ini pun, para penganut teori klasik telah menyiapkan berbagai skenario yang berbelit-belit seperti munculnya 'gen ajaib' sebagai pilihan pasangan untuk mencegah reproduksi seksual diantara populasi," ujar Dr. Goddard seperti dilansir dari healthcanal, Senin (25/6/2012).

"Namun studi kami jauh lebih konsisten dengan apa yang terjadi di dalam dunia nyata. Studi ini mendukung adanya teori alternatif dimana organisme yang beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dapat hidup berdampingan satu sama lain dan sesekali akan melakukan kawin silang namun hal ini takkan membahayakan evolusi atau perkembangan spesies baru, justru seks mempercepat proses ini."

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Ecology Letters.




(ir/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar