Senin, 25 Juni 2012

Kecocokan Bau Badan Jadi Pedoman untuk Memilih Pasangan

Browser anda tidak mendukung iFrame



ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta, Tidak lama lagi, biro jodoh seperti yang ada di koran-koran atau internet bakal kelihatan kuno. Ada cara yang lebih asyik untuk memilih pasangan, yakni dengan tukar menukar kaos lalu dipilih berdasarkan bau badan yang paling disuka.

Ajang pencarian jodoh yang disebut dengan pheromone party atau pesta feromon ini sedang populer di Amerika Serikat, khususnya New York dan Los Angeles. Dasarnya adalah bahwa tiap manusia punya feromon, yakni semacam hormon yang memberi bau khas untuk memikat pasangannya.

Menurut berbagai penelitian bau badan manusia memiliki kode genetik tertentu yang bisa mengungkap kepribadian seseorang. Sedangkan jika dikaitkan dengan keberadaan feromon, maka kecocokan bau badan pada suatu pasangan bisa menunjukkan kemungkinan bahwa keduanya berjodoh.

Teknis pelaksanaan biro jodoh ala bau badan ini adalah sebagai berikut. Para peserta yang sudah mendaftar diminta mengumpulkan T-shirt atau kaos yang sudah dipakai untuk tidur semalaman, lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi nomor untuk menyamarkan identitas.

Kaos-kaos yang terkumpul kemudian diletakkan di atas sebuah meja, lalu para peserta bebas membuka kantong plastik dan mencium-cium bau badan peserta lain yang menempel di kaos yang dipilihnya. Jika sudah ketemu bau yang cocok, peserta diminta menunjukkan nomor yang dipilih lalu fotografer akan mengambil gambarnya.

Identitas pemilik nomor yang dipilih akan diumumkan setelah semua peserta memilih kaos dengan bau badan yang paling disukai. Begitu semua peserta sudah menentukan pilihan, identitas pemilik kaos segera diumumkan dan tahap selanjutnya akan dikembalikan ke peserta apakah akan dilanjutkan ke hubungan yang lebih serius atau tidak.

Salah seorang peserta, Konstantin Bakhurin (25 tahun) mengaku ikut acara ini karena penasaran saja. Laki-laki yang sedang kuliah pascasarjana jurusan ilmu saraf ini mengaki tidak terlalu yakin bahwa bau badan bisa dipakai dalam perjodohan, namun ia menilai konsep ini sangat unik.

"Saya pikir ini semacam pseudoscience (seolah-olah ilmiah padahal belum tentu demikian). Saya datang ke sini karena penasaran saja apa yang akan terjadi," kata Bakhurin seperti dikutip dari NY Dailymail, Senin (15/6/2012).

Selama tahap memilih kaos, Bakhurin mengaku punya selera sendiri meski tidak tahu persis apa artinya semua itu. Yang jelas ia sangat menghindari kaos yang bau bedak bayi atau detergen, tapi lebih memilih kaos yang maunya ia gambarkan agak 'pedas' atau spicy.

Pesrta lain yang tampaknya lebih serius memilih jodoh berdasarkan bau badan adalah Judith Prays, seorang web developer yang tinggal di Atlanta. Ia mengikuti acara tersebut karena putus asa setelah gagal terus dalam menemukan pasangan yang tepat di berbagai situs biro jodoh.



(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar