Senin, 25 Juni 2012

Tak Selamanya Buruk, Stres Juga Bikin Tubuh Kebal Penyakit

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: Thinkstock)
Jakarta, Banyak yang bilang stres itu buruk bagi Anda. Lagipula stres diduga menjadi penyebab menurunnya daya tahan tubuh, gangguan mental seperti depresi dan gangguan makan. Namun sebuah studi menemukan bahwa stres itu juga baik untuk sistem kekebalan tubuh Anda.

Stres jangka pendek, sebuah mobilisasi tubuh saat menanggapi ancaman langsung yang mendadak, ternyata mampu merangsang aktivitas kekebalan tubuh Anda. Hal ini diungkap Firdaus Dhabhar, seorang profesor psikiatri dan ilmu perilaku serta anggota Stanford University Institute for Immunity, Transplantation and Infection.

Bekerjasama dengan koleganya di Stanford dan dua universitas lainnya, Dhabhar menunjukkan bahwa tikus percobaan yang di-setting mengalami stres ringan menyebabkan adanya mobilisasi besar pada sejumlah sel-sel kekebalan kunci tikus ke dalam aliran darah lalu ke kulit dan jaringan-jaringan lainnya.

Migrasi berskala besar sel-sel kekebalan, yang membutuhkan waktu lebih dari 2 jam tersebut dapat disamakan dengan menghimpun pasukan bersenjata dalam menghadapi sebuah krisis, terang Dhabhar.

Sebelumnya, Dhabhar dan koleganya telah menunjukkan bahwa redistribusi sel imun pada pasien yang mengalami stres jangka pendek akibat operasi diprediksi mengalami pemulihan pasca operasi lebih cepat.

Peneliti juga menunjukkan bahwa redistribusi sel imun besar-besaran ke seluruh tubuh itu dimotori oleh 3 hormon yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal, dengan jumlah dan waktu yang berbeda-beda, sebagai respon dari peristiwa atau kejadian yang memicu stres. Hormon-hormon ini merupakan semacam panggilan otak untuk mengumpulkan 'angkatan bersenjata' yang ada di seluruh tubuh, terang Dhabhar.

"Kemampuan ini diberikan untuk membantu kita, bukannya membunuh kita," kata Dhabhar yang telah melakukan percobaan selama lebih dari satu dekade tentang efek hormon-hormon stres yang signifikan terhadap sistem kekebalan tersebut.

Temuan ini pun bisa menggambarkan secara jelas bagaimana pikiran manusia mempengaruhi aktivitas kekebalan tubuh. "Sistem kekebalan impala tidak tahu caranya mengetahui bahwa seekor singa tengah bersembunyi di balik rerumputan dan siap untuk menerkam, tetapi sebaliknya otak tahu itu," tambahnya seperti dilansir dari newkerala, Senin (25/6/2012).


(ir/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar