Senin, 25 Juni 2012

Pertama di Dunia, Dokter Berhasil Angkat Tumor Janin dalam Rahim

Browser anda tidak mendukung iFrame



Tumor di Mulut Janin (Foto: Guardian)
Jakarta, Tammy Gonzalez terkejut ketika mendapati janin dalam kandungannya memiliki tumor sebesar buah persik di mulutnya. Kasus ini sangat langka, hanya terjadi pada 1 dari 100.000 kehamilan. Untungnya, dokter berhasil mengangkat tumor tersebut saat janin masih dalam kandungan.

Tumor yang ada di kandungan Tammy (39 tahun) tersebut tampak seperti gelembung raksasa yang ditiup oleh mulut sang janin. Dokter mendiagnosis tumor langka ini dapat berakibat fatal. Seketika, suka cita yang sediakalanya dipersiapkan menyambut kelahiran jabang bayi berubah menjadi duka cita.

Untungnya, ahli bedah di University of Miami dan Jackson Memorial Hospital pada tahun 2010 telah berhasil mengangkat tumor ini, namun baru mengumumkan berita tentang keberhasilan operasi tersebut akhir-akhir ini. Saat ini, bayi yang bernama Leyna Gonzalez ini telah berusia 20 bulan dan tumbuh menjadi bayi yang cantik.

"Mereka adalah penyelamatnya, dia tidak akan berada di sini tanpa mereka. Ada banyak harapan, banyak doa-doa dan saya sangat berterima kasih," kata Tammy yang tinggal di Miami, Amerika Serikat ini seperti dilansir Guardian, Senin (25/6/2012).

Tammy sebelumnya telah memiliki anak berumur 7 tahun dengan suaminya Alain (38 tahun). Ia merasakan kehamilannya biasa-biasa saja sampai mencapai 17 minggu. Ketika melakukan pemeriksaan USG rutin, dokter menemukan tumor di mulut janin yang tidak ditemukan 1 - 2 minggu sebelumya. Tumor tersebut seukuran buah persik dan tampak menyerupai gelembung raksasa dalam cairan ketuban.

"Anda bisa bayangkan apa yang terjadi di dalam pikiran Saya ketika itu. Tidak ada seorangpun yang bisa memberikan jawaban karena kondisi ini sangat langka," kata Tammy.

Pilihannya adalah mengakhiri kehamilan atau menunggu bayi lahir baru kemudian mengoperasinya. Dokter memperingatkan bahwa kemungkinan kedua sangat kecil karena melihat pesatnya laju pertumbuhan tumor yang dapat meningkat menjadi 2 kg dalam dan mengakibatkan pendarahan fatal.

"Jika akhirnya dilahirkan, tidak ada jaminan dia akan menjadi normal. Dia akan menjalani tracheostomy, banyak operasi dan kemudian pasti cacat," kata Tammy.

Tammy dirujuk ke Dr Ruben Quintero, pelopor kedokteran janin di University of Miami. Dia memperingatkan bahwa operasi untuk mengangkat tumor dari dalam rahim tersebut belum pernah dicoba tapi ia bersedia melakukannya.

Bersama istrinya yang merupakan seorang ahli bedah janin, Eftichia Kontopoulos, dr Quintero melakukan operasi dengan menggunakan endoskop dipandu oleh USG. Dokter melakukan sayatan kecil di perut ibu. Dengan menggunakan laser, dokter memotong tumor di mulut bayi dengan kondisi ibu masih sadar dan menonton lewat layar monitor.

"Ketika mereka akhirnya berhasil memotong seluruh tumor dan aku melihatnya berhasil dikeluarkan, rasanya seperti beban berat ini telah diangkat dan saya akhirnya bisa melihat wajah bayi saya. Itu sempurna," kenang Tammy.

Lima bulan kemudian, Leyna lahir tanpa adanya masalah yang berarti dengan berat 3,65 kg. Satu-satunya tanda operasi yang tersisa adalah bekas luka kecil di mulutnya.

"Ini adalah kesempatan untuk memperluas bidang yang kami kembangkan, yaitu kemampuan untuk mengobati cacat lahir dalam rahim dan memberi harapan kepada ibu," kata dr Quintero.





(pah/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar