Kamis, 12 April 2012

David si 'Bubble Boy', Hidupnya yang Sebentar Buka Misteri SCID

Browser anda tidak mendukung iFrame



David Phillip Vetter (dok: CBSNews)
Texas, AS, Hampir seluruh hidup David dihabiskan di dalam sebuah gelembung ruangan steril karena ia memiliki penyakit tidak punya sistem kekebalan tubuh. Namun perjuangan David tidak sia-sia, kematiannya di usia 12 tahun berhasil membuka tabir baru mengenai penyakit langka ini.

David Phillip Vetter yang lahir di Shenandoah, Texas, Amerika Serikat dijuluki sebagai 'Bubble Boy' karena ia hidup di dalam gelembung plastik steril. David lahir dengan memiliki severe combined immunodeficiency (SCID) yaitu kondisi yang membuatnya tidak memiliki sistem kekebalan tubuh.

David lahir pada 21 September 1971 di Texas Children's Hospital, Houston. Sekitar 20 detik setelah mengenal dunia, ia terpaksa harus ditempatkan dalam gelembung isolator plastik yang sangat steril karena hasil tes menunjukkan positif untuk SCID, seperti dikutip dari CBSNews.com, Kamis (12/4/2012).

Gelembung plastik steril ini dibangun khusus sejak ia lahir sampai dengan ia meninggal pada usia 12 tahun. Gelembung ini terus diperbaharui jika sudah tidak memungkinkan bagi David untuk beraktivitas.

Ternyata David bukanlah anak pertama di keluarga tersebut yang lahir dengan SCID, karena diketahui anak laki-laki pertama dari pasangan Carol Ann dan David J Vetter ini meninggal saat baru berusia 7 bulan akibat penyakit yang sama.

Ketika Carol hamil anak keduanya dokter sudah mengatakan bahwa anak yang dikandungnya memiliki kemungkinan untuk lahir dengan SCID yang mayoritas dialami laki-laki. Saat itu Carol dan suami menolak untuk melakukan aborsi dan tetap mempertahankan kehamilannya.

Saat itu Carol tidak bisa melahirkan secara normal sehingga perlu dilakukan operasi caesar. Ketika lahir, dokter pun langsung melakukan pemeriksaan secara teliti dan ternyata diketahui ia positif memiliki SCID.

David pun harus menghabiskan waktunya di dalam gelembung tanpa bisa merasakan belaian orangtua karena takut terkena penyakit atau infeksi yang bisa menyebabkan kematian, bahkan untuk sakit ringan sekalipun tetap berbahaya.





Namun saat berusia 6 tahun, David berhasil keluar dari gelembung dan melangkah keluar berkat baju yang dirancang khusus oleh NASA (badan antariksa Amerika Serikat)sehingga ia bisa berjalan dan bermain di luar.

Untuk keluar dari ruang gelembung ini, David harus merangkak melalui sebuah terowongan yang terisolasi. Dan setiap kali David selesai menggunakan baju khusus itu, maka petugas akan melakukan serangkaian langkah untuk mensterilkannya.





Selama berada di dalam gelembung udara ini David terbebas dari berbagai penyakit, dan saat itu satu-satunya harapan bagi David untuk bisa sembug adalah mendapatkan transplantasi sumsum tulang belakang.

Setelah menunggu hingga 2 tahun, David tak kunjung mendapatkan donor sumsum tulang belakang yang cocok dengan tubuhnya, dokter pun memutuskan untuk mencoba menggunakan sumsum tulang belakang dari kakak perempuan David yang bernama Katherine.

Dokter pun menggunakan sel-sel dari sumsum tulang belakang Katherine pada Oktober 1983, kala itu David berusia 12 tahun. Keluarga dan dokter pun menanti dengan harap-harap cemas hasil dari transplantasi yang sudah dilakukan.

Tapi sayang, pada 7 Februari 1984 David terserang penyakit panas dan muntaber sehingga badannya kurus karena banyaknya cairan tubuh yang hilang. Dokter pun terpaksa mengeluarkan David dari gelembung dan menempatkannya di ruangan khusus yang sangat dijaga sterilnya agar ia bisa menerima infus.

Ketika dirawat diruang khusus itulah David akhirnya bisa merasakan belaian kasih sayang dari orangtua dan kakaknya tercinta, yang selama ini tidak didapatkannya saat berada di gelembung.

Namun kondisi yang membahagiakan itu tidak bisa berlangsung lama, karena David terkena penyakit yang lebih serius lagi dan membuatnya berada dalam kondisi kritis. Hingga suatu saat ia sudah sulit bernapas dan dokter memberinya obat tidur serta pernapasannya dibantu oleh alat.

Ia pun tersenyum pada dokter lalu menutup kedua matanya, saat itulah David meninggal dunia pada 22 Februari 1984 karena limfoma atau kanker kelenjar getah bening yang menyerangnya.

Meski David sudah meninggal, tapi kematiannya memberikan pengetahuan baru mengenai penanganan penyakit SCID. Hal ini karena dokter menemukan sesuatu yang menggembirakan yaitu menemukan sel-sel yang berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh.

Hal ini berarti ada kemungkinan transplantasi yang diterimanya telah merangsang pembentukan sistem kekebalan di dalam tubuh David. Dokter pun percaya cara ini bisa membantu menolong anak-anak yang terkena SCID.

Pasien SCID tidak mampu membuat antibodi sehingga meningkatkan kerentanannya terhadap infeksi. Namun jika transplantasi sumsum tulang dilakukan pada usia 3,5 bulan dan belum terkena infeksi maka tingkat keberhasilan untuk bertahan hidupnya meningkat hingga 94 persen.

David pun telah memberikan sumbangan terbesarnya bagi dunia kedokteran melalui kematiannya, karena dengan kematian ini dokter berhasil menemukan cakrawala baru dalam pengobatan SCID.

(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar