Rabu, 25 April 2012

Melawan Kanker Prostat dengan Makan Pizza?

Browser anda tidak mendukung iFrame



(Foto: thinkstock)
Jakarta, Pizza biasanya dikenal sebagai makanan yang tak sehat. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa salah satu bumbu pembuat pizza bisa menjadi senjata pelawan kanker prostat.

Ilmuwan telah menemukan bahwa oregano, bumbu yang biasa digunakan pada pizza dan makanan Italia lainnya, berpotensi untuk menjadi senjata yang ampuh untuk memerangi kanker prostat.

Obat yang terinspirasi dari bahan ini bisa memiliki lebih sedikit efek samping dibanding pengobatan lain yang telah ada, yang dapat menyebabkan masalah mulai dari inkontinensia (tak bisa menahan keinginan untuk buang air kecil) hingga impotensi.

Peneliti dari Long Island University, New York, mempelajari carvacrol, yaitu bahan kimia yang terkandung di dalam oregano. Saat zat ini ditambahkan pada sel-sel kanker prostat yang dikembangkan di laboratorium, maka bisa dengan cepat 'menyapu bersih' sel kanker.

"Dalam waktu empat hari, hampir semua sel terbunuh. Pengujian menunjukkan hal itu memicu sel untuk bunuh diri," jelas peneliti pada Konferensi Experimental Biology di San Diego, seperti dilansir Dailymail, Rabu (25/4/2012).

Bahan kimia oregano sekarang dapat digunakan sendiri sebagai pengobatan terhadap kanker. Namun para ahli memperingatkan, ketika oregano dimakan bisa jadi carvacrol dicerna sebelum didapat manfaatnya.

"Beberapa peneliti sebelumnya telah menunjukkan bahwa makan pizza dapat mengurangi risiko kanker. Efek ini telah banyak dikaitkan dengan lycopene, zat yang ditemukan dalam saus tomat. Tapi kami sekarang merasa bahwa bumbu oregano mungkin memainkan peran," jelas farmakolog Dr Supriya Bavadekar, yang juga terlibat dalam penelitian.

Lycopene merupakan pigmen yang memberikan warna pada tomat dan telah dikaitkan dengan sejumlah manfaat kesehatan, termasuk menangkal kanker dan mengurangi risiko penyakit jantung.

"Jika penelitian terus menunjukkan hasil positif, bumbu super ini dapat menghasilkan terapi yang sangat menjanjikan untuk pasien dengan kanker prostat," lanjut Dr Bavadekar.

Tapi penelitian ini adalah tahap yang sangat awal dan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam penggunaan di klinik.


(mer/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar