Jumat, 27 April 2012

Dirut RSCM: Kami Tak Bisa Spekulasi Soal Kesembuhan Menkes

Browser anda tidak mendukung iFrame



Menkes (detikHealth)
Jakarta, Kondisi Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih belum juga membaik sejak 3 pekan lalu dirawat. Direktur RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) tidak berani berspekulasi soal peluang kesembuhan Menkes, namun tetap mengupayakan yang terbaik.

Menkes Endang yang baru saja menyampaikan pengunduran dirinya ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat ini masih dirawat di RSCM Kencana. Menkes dalam kondisi sadar tapi memerlukan perawatan intensif karena masih butuh support cairan untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum.

"Dibandingkan minggu lalu memang tidak mengalami perbaikan yang berarti, tapi tidak mengalami kondisi yang buruk seperti yang sempat dikabarkan semalam," kata Direktur RSCM, Prof Dr Akmal Taher, SpU(K) dalam konferensi pers di RSCM, Kamis (26/4/2012).

Prof Akmal mengaku tidak bisa berspekulasi tentang kemungkinan kesembuhan Menkes, namun pihaknya tetap berupaya untuk melakukan yang terbaik. Program rehabilitasi medik dan pemberian obat untuk menopang fungsi tubuh masih terus dilanjutkan.

Saat ini, Menkes tidak sedang menjalani kemoterapi dan hanya mendapatkan support untuk kebutuhan makanan dan minuman serta fisioterapi. Prof Akmal berharap, tindakan ini bisa membantu mengembalikan daya tahan tubuh Menkes.

Kondisi secara umum saat ini dikatakan cukup stabil, sejak pagi tadi ia masih menemui sejumlah tamu termasuk Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono. Kepada tamu-tamunya, Menkes masih bisa berkomunikasi dengan baik dan berbicara seperti biasa.

Prof Akmal juga mengatakan, saat ini belum ada rencana untuk membawa Menkes berobat ke luar negeri. Menkes akan tetap ditangani oleh tim dokter yang terdiri dari 5 orang, sebagian dari RSCM dan sebagian lagi dari RS Kanker Dharmais.

Selama menjalani perawatan di RSCM, Menkes sempat pulang ke rumah pada 2 minggu yang lalu karena tidak sedang menjalani radioterapi.

"Pulihnya belum tahu kapan. Saya tidak berani berspekulasi," pungkas Prof Akmal.

(pah/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar