Kamis, 11 Agustus 2011

Waspadai Ketombe, Bisa Jadi Itu Psoriasis yang Mematikan

Your browser does not support iframes.



foto: ThinkstockJakarta, Pada stadium awal, psoriasis di kulit kepala sulit dibedakan dengan ketombe biasa. Namun jika tidak tertangani dengan baik, penyakit radang kulit yang tak bisa sembuh ini akan meluas dan menyerang persendian yang bisa memicu kematian.

Psoriasis, sejenis penyakit kulit yang menahun memang tidak selalu menyerang kulit kepala. Penyakit yang dicirikan dengan ruam kemerahan serta sisik tebal berwarna putih keperakan ini bisa muncul di mana saja terutama kulit kepala, siku, lutut dan sisi luar kulit tubuh.

Namun dari perkiraan 2-3 persen penduduk dunia yang hidup dengan psoriasis, hampir separuhnya juga mengalaminya di kulit kepala dengan gejala awal mirip ketombe. Bedanya, sisik-sisik yang berjatuhan pada psoriasis lebih lebar daripada ketombe biasa dan warnanya agak keperakan.

"Kalau ketombenya lebar-lebar dan seperti mengelupas, kita bisa curiga itu psoriasis," ungkap dr Danang T Soebaryo, SpKK, Ketua Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia (YPPI) dalam media gathering yang digelar oleh Leo Pharma di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Pusat, kamis (11/8/2011).

Psoriasis yang hingga kini tidak diketahui penyebabnya ini sebenarnya tidak mematikan, namun sangat mempengaruhi rasa percaya diri. Jika sudah muncul dalam bentuk ruam di permukaan kulit, orang-orang cenderung mengiranya sebagai penyakit menular yang menjijikkan.

Ketidaktahuan masyarakat tentang psoriasis ini sering membuat penderitanya minder lalu menarik diri dari pergaulan, apalagi hingga kini penyakti tersebut masih sulit atau bahkan tidak mungkin disembuhkan. Karena itu meski tidak mematikan secara langsung, penyakit yang tergolong gangguan autoimun ini bisa memicu suicidal tendency (kecenderungan untuk bunuh diri).

Rasa rendah diri seperti ini diakui juga oleh salah seorang penderita, Sarah yang kini berusia 27 tahun. Sejak pertama kali didiagnosis proriasis saat masih duduk di bangku SMP, ia sering dijauhi teman-teman dan sahabatnya karena takut tertular.

"Misalnya saya duduk di suatu tempat, lalu orang melihat sisik di kulit saya berjatuhan maka reaksi orang tersebut pasti menyingkir karena takut tertular," ungkap Sarah yang akhirnya bisa menemukan lagi rasa percaya dirinya dan kini justru bekerja di sebuah perusahaan yang berhubungan dengan kecantikan.

Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, dr Danang mengatakan bahwa psoriasis juga bisa mematikan dalam arti yang sebenarnya. Menurutnya, pada orang-orang tertentu psoriasis yang tidak tertangani dapat meluas hingga menyerang persendian dan memicu kondisi yang disebut psoriatic arthritis.

Kondisi ini membuat persendian mengalami kekakuan, mengalami radang dan lama-kelamaan juga menyerang jantung. Seperti halnya psoriasis di kulit, psoriasis yang menyerang persendian juga sangat sulit disembuhkan dan sering berakhir dengan kematian.

Kematian akibat komplikasi psoriatic arthritis pernah dialami salah satu pasien yang menjadi dampingan YPPI. Pasien laki-laki yang usianya masih remaja itu mengalami psoriasis parah yang menyerang sendi dan membuat jari-jarinya kaku seperti sosis (sausage finger).

Seluruh permukaan kulit pasien tersebut sudah penuh dengan sisik-sisik dan cairan, karena kebetulan jenis psoriasis yang dideritanya adalah psoriasis basah. Karena selama di rumah tidak mendapat perawatan yang memadai, radang sendinya menyebar ke mana-mana dan memicu komplikasi sakit jantung yang akhirnya merenggut nyawanya tak lama setelah dilarikan ke sebuah rumah sakit di Jakarta.


(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar