Sabtu, 20 Agustus 2011

Agar Dokter Berbicara Penuh Simpati

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Freiburg, Jerman, Selama ini dokter dikenal tidak pandai berkomunikasi dengan pasien yang kadang dinilai tidak simpatik. Namun peneliti berhasil menemukan pelatihan khusus untuk membantu dokter dalam berkomunikasi terutama dengan pasien yang sekarat sehingga bisa bicara realitis dan penuh simpati.

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa program pelatihan singkat bisa membantu dokter berkomunikasi lebih baik dengan pasien yang memiliki penyakit kanker terminal atau sekarat, memberikan dukungan emosional dan melibatkan orang lain yang penting bagi pasien.

Studi ini menemukan program pelatihan yang dirancang khusus untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dokter ketika dihadapkan pada pasien yang memiliki penyakit berakibat fatal. Hasil studinya diterbitkan dalam Journal of Clinical Oncology.

Tanja Goelz dari University Medical Center di Freiburg, Jerman dan rekan menuturkan dokter seringkali mencoba menghindari pembicaraan langsung mengenai kondisi atau kemungkinan kesembuhan pasiennya, sementara kebanyakan pasien dan keluarga ingin mendapatkan informasi yang realistis.

Untuk itu tim peneliti mengembangkan program pelatihan yang melibatkan lokakarya selama 1,5 hari untuk meningkatkan komunikasi dan sesi pelatihan untuk memperbaiki situasi yang ada selama 30 menit.

Untuk mengetahui apakah pelatihan ini berhasil atau tidak, peneliti melibatkan 41 dokter yang melakukan konsultasi dengan pasien. Secara acak sekitar setengah dokter mendapatkan pelatihan sementara yang lainnya tidak.

Setelah 5 minggu, diketahui dokter yang mendapatkan pelatihan memiliki keterampilan komunikasi yang lebih baik dalam menjelaskan kondisi pasien termasuk dengan keluarganya.

"Program pelatihan ini dijuluki dengan COM-ON-p, pelatihan ini cukup singkat tapi layak, efektif serta menarik," ujar peneliti, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/8/2011).

Diharapkan dengan adanya program pelatihan ini, dokter-dokter terutama yang berhubungan dengan penyakit fatal bisa memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik dengan pasien maupun keluarganya dalam memberikan informasi yang realistis.



(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar