Jumat, 26 Agustus 2011

Hujan & Cuaca Panas Sama-sama Bikin Orang Gampang Marah

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, Bagi sebagian orang, emosi tidak selalu bisa dikontrol sendiri. Faktor cuaca lebih dominan mempengaruhi emosi, misalnya ada yang lebih mudah marah ketika terik matahari begitu menyengat dan ada juga yang uring-uringan saat turun hujan.

Dr Tom Frijns, psikolog dari Ultrecht University mengatakan bahwa cuaca benar-benar bisa menentukan apakah seseorang akan merasa senang atau mudah tersinggung lalu marah-marah. Cuaca yang paling banyak berpengaruh adalah cuaca panas dan hujan.

Kesimpulan ini disampaikannya usai mengamati 500 remaja dengan berbagai latar belakang kepribadian. Berdasarkan hasil pengamatan, Dr Frijns mengelompokkan para partisipan menjadi 3 kategori yakni Summer Lovers, Summer Haters dan Rain Haters.

Penjelasan mengenai ketiga kategori tersebut adalah sebagai berikut, seperti dikutip dari MSNBC, Jumat (26/8/2011).

1. Summer Lovers
Kelompok yang ia sebut sebagai Summer Lovers atau pecinta cuaca panas cenderung mengalami perubahan emosi secara positif saat matahari bersinar cerah dan udara cenderung terasa panas. Remaja yang termasuk dalam kategori ini baru akan uring-uringan jika cuacanya dingin atau berawan.

Remaja yang masuk dalam kategori Summer Lovers perbandingannya relatif banyak, yakni sekitar 17 persen dari populasi di suatu komunitas.

2. Summer Haters
Berkebalikan dengan Summer Lovers, para remaja yagn masuk kategori Summer Haters atau pembenci cuaca panas akan sangat mudah tersinggung dan marah-marah saat udara terasa gerah. Saat angin berhembus membawa kesejukan, para remaja dalam kelompok ini baru akan merasa lebih bahagia.

Di dalam suatu komunitas, perbandingan kelompok Summer Haters umumnya paling tinggi yakni 27 persen.

3. Rain Haters
Hampir sama dengan Summer Lovers, para remaja yang termasuk Rain Haters atau pembenci hujan juga akan merasa senang jika matahari bersinar dan udara terasa hangat. Bedanya terletak pada lonjakan emosi negatif saat turun hujan, karena seorang Rain Haters akan benar-benar sulit mengontrol kemarahan.

Dibanding 2 kategori sebelumnya, Rain Haters jumlahnya tidak terlalu banyak yakni hanya 9 persen.

Sisanya sebanyak 47 persen remaja emosinya tidak terpenaruh oleh cuaca, dalam arti bisa senang maupun sedih dan marah-marah dalam cuaca apapun. Dr Frijns juga tidak memasukkan Rain Lovers sebagai kategori tersendiri, sebab jumlahnya tidak terlalu banyak.

Menariknya dalam penelitian ini Dr Frijns mengungkap bahwa kecenderungan ini diturunkan dari orangtua ke anaknya. Sebagai contoh, seorang ibu yang termasuk Summer Lovers akan lebih berpeluang untuk melahirkan anak yang juga masuk kategori Summer Lovers.

"Demikian juga dengan ibu-ibu yang termasuk Rain Haters, dalam penelitian ini tampak memiliki peluang 2 kali lebih besar untuk melahirkan anak yang juga masuk kategori Rain Haters," ungkap Dr Frijns.




(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar