Senin, 22 Agustus 2011

Anjing Bisa Membedakan Napas Pasien Kanker Paru atau Bukan

Your browser does not support iframes.



foto: ThinkstockJakarta, Bukan rahasia lagi bahwa anjing memiliki indera penciuman yang tajam. Anjing-anjing juga mampu membedakan manakah pasien kanker paru-paru dan mana pasien penyakit paru obstruktif kronik, serta dapat membedakan antara perokok dan bukan perokok.

Peneliti Jerman melaporkan dalam Journal European Respiratory bahwa anjing dapat dilatih untuk mendeteksi kanker paru-paru dengan mengendus napas manusia.

Ilmuwan melakukan penelitian dengan 4 anjing yaitu 2 anjing gembala Jerman, 1 anjing jenis Lab dan dan 1 anjing gembala Australia. Anjing-anjing ini mampu mengendus kanker pada 71 sampel dari 100 sampel napas pasien kanker paru-paru. Anjing-anjing ini juga mampu mengidentifikasi sampel bebas kanker dengan tingkat keakuratan 93%.

Metode ini lebih bagus daripada tes yang banyak dipakai dokter saat ini untuk mendeteksi kanker paru-paru. Seperti dilansir WebMD, Senin (22/8/2011) deteksi untuk perokok aktif untuk cek kesehatan paru-paru dengan CT scan setahun sekali. Deteksi dini ini dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker paru-paru sebesar 20%.

Namun selain cara itu, anjing-anjing juga mampu membedakan manakah pasien kanker paru-paru dan mana pasien penyakit paru obstruktif kronik, serta dapat membedakan antara perokok dan bukan perokok.

"Hasil kami mengkonfirmasi bahwa kemampuannya untuk mengendus gejala kanker paru-paru cukup stabil. Ini adalah langkah besar dalam diagnosis kanker paru-paru, tapi kita masih perlu mengidentifikasi senyawa yang dihembuskan lewat napas pasien," kata Thorsten Walles dari Rumah Sakit Schillerhoehe.

Beberapa penelitian sebelumnya telah memaparkan beberapa penyakit yang dapat diendus oleh anjing. Anjing mampu mengidentifikasi kanker kandung kemih dan kanker usus besar dengan tingkat keberhasilan 40% hingga 90%, belum lagi kemampuannya dalam mengendus kadar gula darah rendah pada penderita diabetes.

Namun masih banyak persiapan yang harus dilakukan agar anjing dapat menjadi bagian pemeriksaan klinis. Salah satunya adalah pertanyaan tentang bagaimana dan berapa lama anjing dilatih. Dalam penelitian di Jerman, Walles bekerja dengan anjing selama sembilan bulan untuk mengenali bau kanke
(ir/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar