Sabtu, 27 Agustus 2011

Pertanyaan 'Tak Penting' Bikin Perawat Rentan Salah Beri Obat

Your browser does not support iframes.




Foto: Thinkstock
London, Salah satu tugas perawat di rumah sakit adalah melayani pasien, namun bukan berarti bisa ditanyai segala macam. Saat perawat menyiapkan obat, terlalu banyak pertanyaan 'tak penting' bisa mengganggu konsentrasi dan memicu kesalahan.

Bagi para perawat yang sedang bertugas menyiapkan obat, pertanyaan-pertanyaan yang dikategorikan 'tidak penting' adalah segala hal yang di luar tugasnya seperti di mana letak toilet dan bagaimana cara menyalakan lampu kamar pasien. Ketika harus melayani pertanyaan seperti ini, mau tidak mau para perawat harus sejenak menghentikan kegiatannya.

Padahal untuk menyipkan obat, perawat manapun yang bertugas pasti butuh konsentrasi tinggi. Kesalahan sekecil apapun bisa memicu efek samping yang tidak diharapkan, terutama untuk obat-obat dengan indeks terapi sempit karena bisa memicu overdosis dan keracunan.

Di Inggris dan Amerika Serikat, kesalahan dalam pengobatan termasuk salah satu pemicu terbesar kegagalan dalam proses terapi di rumah sakit. Selain dipicu oleh ketidakpatuhan pasien, kesalahan dalam pengobatan juga bisa terjadi akibat kesalahan perawat maupun tenaga farmasi saat menyiapkan obat.

Untuk mengurangi risiko kesalahan tersebut, beberapa rumah sakit di Inggris baru-baru ini melakukan uji coba penggunaan rompi bertuliskan "Do Not Disturb. Drug Round in Progress" yang artinya kurang lebih "Jangan Ganggu. Sedang Menyiapkan Obat". Rompi ini dikenakan oleh perawat yang sedang menyiapkan obat di bangsal perawatan.

Dalam uji coba selama 5 pekan, penggunaan rompi tersebut berhasil mengurangi tingkat kesalahan dari rata-rata 6 kali kesalahan menjadi 5 kali kesalahan. Sekilas perbedaannya hanya sedikit, namun angka ini dinilai cukup signifikan jika dibandingkan dengan risiko kesalahan yang bisa dicegah dalam waktu 1 tahun.

"Saat kami merasa terganggu dengan pertanyaan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, kami tinggal membalik badan. Saya tidak perlu mengatakan apapun dan ajaibnya kata-kata di rompi ini cukup efektif mengatasi situasi yang sangat serius seperti ini," ungkap salah seorang perawat seperti dikutip dari Dailymail, Minggu (28/8/2011).

Meski begitu, tidak semua pihak mendukung hasil riset uji coba tersebut. Joyce Robins dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) perlindungan pasien, Patient Concern mengatakan bahwa perawat yang tidak mau direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan pasien adalah perawat yang tidak bisa diharapkan.

Menurut Robins, citra perawat-perawat Inggris di mata pasien sudah tidak terlalu bagus karena terkesan sok penting dan terlalu malas melayani pasien. Para pasien sering mengeluh ketika para perawat tampak tidak bersemangat membetulkan bel di tempat tidur yang dipakai untuk memanggil perawat dalam kondisi darurat.

"Kadang-kadang satu-satunya kesempatan untuk bertemu dan berbicara pada perawat hanyalah saat mereka mengantarkan obat. Dengan rompi seperti itu, mereka seolah makin menegaskan pesan 'jauhi saya' di mata para pasiennya," ungkap Robins.



(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar