Selasa, 10 April 2012

Pangkal Lidah Dipangkas Agar Tidurnya Tidak Ngorok

Browser anda tidak mendukung iFrame



Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Ngorok atau mendengkur tidak hanya mengganggu pasangan, tetapi juga membahayakan diri sendiri karena bisa memicu henti napas. Ada banyak cara untuk mengatasinya, salah satu yang paling mutakhir adalah operasi pemotongan pangkal lidah.

Bagi sebagian orang, penyebab ngorok adalah melemahnya otot-otot di sekitar pangkal lidah sehingga turun dan menyumbat saluran napas saat berbaring. Tersumbatnya saluran napas memicu getaran saat dilewati udara sehingga terjadilah dengkuran atau ngorok.

Kondisi ini bisa diatasi dengan operasi yang disebut Trans Oral Robotic untuk memotong sebagian pangkal lidah. Sesuai namanya, operasi ini dilakukan dengan menggunakan bantuan robot karena rongga di bagian tersebut terlalu sempit untuk dioperasi secara manual.

Salah seorang pasien yang pernah menjalani operasi ini, Anthony Brake asal Inggris mengaku kini bisa tidur lebih nyenyak. Sebelumnya ia sering mendengkur, lalu dokter mendiagnosisnya mengalami obstructive sleep apnea ataui henti napas saat tidur sehingga tidurnya tidak nyenyak.

"Sekarang saya bisa tidur 8 jam nonstop dan jarang merasa kelelahan. Masih mendengkur sedikit, tetapi sudah seburuk sebelumnya," kata Brake yang menjalani operasi ini 2 tahun lalu di St Mary Hospital, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (10/4/2012).

Teknik operasi yang tergolong baru ini dilakukan dalam 3 tahap, yang diawali dengan memotong bagian pangkal lidah yang disebut epiglottis. Selanjutnya permukaan pangkal lidah yang terseisa dipangkas sedikit untuk melebarkan saluran napas, lalu yang terakhir dinding atas mulut diperlebar.

Dr Bhik Kotecha yang mengoperasi Brake membenarkan bahwa operasi ini sangat mutakhir dan baru dikerjakan pada 3 pasien di Inggris. Namun diperkirakan, operasi ini akan diminati karena tidak memakan waktu lama dan bisa memberikan solusi permanen.

Meski demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam operasi ini termasuk pasien tidak boleh terlalu gemuk. Pasien yang akan dioperasi tidak boleh memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas 35 kg/m2, sebab jika lemak tubuhnya terlalu banyak maka tingkat keberhasilannya akan lebih rendah.


(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar