
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Memakai kacamata saja terkadang masih belum menyelesaikan keluhan, terutama untuk penderita mata silinder. Pada penderita mata silinder, ada salah satu sudut pada area penglihatan yang mengalami gangguan. Akibatnya, penderita mata silinder sering merasa kesulitan melihat garis atau lingkaran, baik jauh ataupun dekat.
Mata silinder dikoreksi dengan kacamata lensa silinder yang disesuaikan untuk memperbaiki sudut penglihatan yang bermasalah. Namun ketika kepala bergerak dan sudut pada kacamata tidak pas menutupi area penglihatan yang terganggu, penglihatan menjadi kabur kembali.
"Penderita mata silinder memang akan lebih baik jika menggunakan lensa kontak, sebab seberapa banyak kepala bergerak, lensa kontak akan tetap selalu menutupi area penglihatan yang kabur," kata dr Gilbert WS Simanjuntak, Sp.M(K), dokter mata dan bedah retina RS PGI Cikini dalam acara diskusi publik yang diselenggarakan radio KBR68H di kedai Tempo, Utan Kayu, Jakarta (10/4/2012).
Untuk penderita rabun jauh dan rabun dekat, dr Gilbert menuturkan bahwa gangguan penglihatan yang dialami akan selalu mengalami pertambahan. Terutama pada orang yang berusia di bawah 21 tahun dan di atas 40 tahun.
Lensa kontak juga lebih bagus dipakai oleh orang yang mengalami isometropia, yaitu apabila perbedaan gangguan penglihatan antara kedua mata berbeda cukup jauh, melebihi 3 poin. Misalnya, mata kiri mengalami minus 0,5 sedangkan mata kanan mengalami minus 5. Pada kasus seperti ini, mengenakan kaca mata dengan selisih koreksi yang tinggi seringkali menyebabkan pusing. Maka, mengenakan lensa kontak yang sudah disesuaikan akan lebih nyaman bagi penderita gangguan penglihatan.
"Keluhan pemakai lensa silinder biasanya adalah apabila lensa kontak terbawa tidur, lupa belum dilepas. Sel-sel kornea membutuhkan oksigen. Jika lensa kontak selalu menutupi kornea akan menyebabkan kerusakan," kata dr Gilbert.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar