Your browser does not support iframes.
Prof Muhadjir Darwin PhD (dtkhealth)Yogyakarta, Kawasan Asia Pasifik kini tengah menghadapi tantangan untuk mewujudkan tujuan-tujuan pembangunan millenium (Millenium Development Goals/MDGs) pada tahun 2015. Sayangnya dalam isu kesehatan reproduksi dan seksualitas, kawasan ini justru mengalami kemunduran.
Demikian disampaikan Prof. Muhadjir Darwin, PhD, peneliti dan Direktur Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada (PSKK-UGM) sekaligus guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM di gedung Masri Singarimbun, Bulaksumur, Yogyakarta, Senin (15/8/2011).
Muhadjir mengatakan, tantangan tersebut antara lain mencakup pemberian dukungan terhadap hak seksual dan reproduksi remaja, mengatasi penyebaran HIV/AIDS, serta banyak isu sensitif lain yang terkait dengan kesehatan reproduksi.
"Namun dalam isu kesehatan reproduksi dan seksualitas, kawasan ini justru mengalami kemunduran. Di Indonesia, misalnya, keluarga berencana yang pernah maju sekarang justru memudar," kata Prof. Muhadjir.
Menurutnya, Indonesia belum terbebas dari masalah kekerasan dan trafficking terhadap perempuan. Angka kematian maternal masih tinggi. Sunat perempuan yang sudah banyak ditinggalkan masyarakat karena alasan kesehatan sekarang justru dianjurkan dan dilegalkan.
"Masalah-masalah tadi tidak akan teratasi dengan baik jika hak seksual dan kesehatan reproduksi dari masyarakat, khususnya perempuan, diabaikan," ujar Prof Muhadjir.
Untuk menjawab tantangan tersebut, akan dilaksanakanlah konferensi regional Asia Pasifik bertema Kesehatan Reproduksi dan Seksual setiap dua tahun sekali. Acara yang berjudul The 6th Asia pacific Conference on Reproductive and Sexual Health and Rights ini merupakan yang ke-6 kali digelar dan mengangkat tema 'Claiming Sexual and Reproductive Rights in Asian and Pacific Societies' (Menyuarakan Hak-hak Seksual dan Reproduksi di Kalangan Masyarakat Asia-Pasifik).
Untuk konferensi ke-6 akan dilaksanakan pada tanggal 19-22 Oktober 2011 di Indonesia dan PSKK-UGM mendapatkan kehormatan menjadi pihak penyelenggara. Sebelumnya, acara serupa pernah digelar secara bergantian di negara Asia-Pasifik yakni di Manila, Filipina (2001), Bangkok, Thailand (2003), Selangor, Malaysia (2005), Hyderabad, India (2007), dan Beijing, China (2009).
Konferensi yang akan menghadirkan Menteri Kesehatan RI dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, sebagai keynote speaker ini akan dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat HR Agung Laksono. Konferensi akan dilaksanakan di gedung Grha Sabha Pramana UGM ini dan dihadiri peserta dari unsur pemerintah, LSM nasional dan internasional, praktisi kesehatan, pakar, lembaga donor, dan perwakilan kaum muda.
"Acara ini merupakan konferensi internasional yang diselenggarakan oleh masyarakat sipil. Ini merupakan forum yang tepat di mana seluruh masyarakat dari Asia Pasifik dapat bertemu dan saling berbagi informasi mengenai penanganan kesehatan reproduksi di negaranya masing-masing. Berbagai masukan yang diperoleh dari konferensi ini diharapkan dapat dilanjutkan sebagai rekomendasi kepada pemerintah di negara masing-masing untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama terhadap isu-isu kesehatan yang masih perlu dibenahi," jelas Prof Muhadjir.
Â
Youth Forum
The 6th Asia Pacific Conference on Reproductive and Sexual Health and Rights juga akan mengadakan pre-conferemce day, yakni Forum Remaja (Youth Forum) pada tanggal 19 Oktober 2011 di Gedung Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta.
Forum remaja ini didesain untuk menyediakan ruang yang lebih besar bagi remaja dari berbagai macam latar belakang dan identitas untuk mengadvokasi suara remaja terkait hak-hak kesehatan reproduksi dan seksualitas.
Rencananya, forum akan diawali dengan pidato pembukaan oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng dan diakhiri dengan malam kebudayaan yang akan menampilkan pertunjukan seni dari peserta yang berasal dari berbagai negara di Asia pasifik untuk menunjukkan keberagaman identitas budaya mereka.
"Youth Forum ini akan dihadiri oleh para remaja dari 19 negara di Asia Pasifik. Saat ini, sudah terdaftar 300-an peserta yang akan menghadiri acara ini, 30 orang di antaranya berasal dari Indonesia," ungkap Denty Piawai Nastitie, Koordinator Youth Forum kepada detikhealth di Gedung Masri Singarimbun, Bulaksumur, Yogyakarta (15/8/2011).
"Identitas remaja yang sangat beragam memerlukan pendekatan khusus dalam penanganannya. Seluruh pihak, baik pemerintah, LSM, lembaga donor, dan masyarakat umum harus bekerja sama dengan remaja untuk menyelesaikan masalah ini," pungkasnya.
(ir/ir

Prof Muhadjir Darwin PhD (dtkhealth)Yogyakarta, Kawasan Asia Pasifik kini tengah menghadapi tantangan untuk mewujudkan tujuan-tujuan pembangunan millenium (Millenium Development Goals/MDGs) pada tahun 2015. Sayangnya dalam isu kesehatan reproduksi dan seksualitas, kawasan ini justru mengalami kemunduran.
Demikian disampaikan Prof. Muhadjir Darwin, PhD, peneliti dan Direktur Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada (PSKK-UGM) sekaligus guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM di gedung Masri Singarimbun, Bulaksumur, Yogyakarta, Senin (15/8/2011).
Muhadjir mengatakan, tantangan tersebut antara lain mencakup pemberian dukungan terhadap hak seksual dan reproduksi remaja, mengatasi penyebaran HIV/AIDS, serta banyak isu sensitif lain yang terkait dengan kesehatan reproduksi.
"Namun dalam isu kesehatan reproduksi dan seksualitas, kawasan ini justru mengalami kemunduran. Di Indonesia, misalnya, keluarga berencana yang pernah maju sekarang justru memudar," kata Prof. Muhadjir.
Menurutnya, Indonesia belum terbebas dari masalah kekerasan dan trafficking terhadap perempuan. Angka kematian maternal masih tinggi. Sunat perempuan yang sudah banyak ditinggalkan masyarakat karena alasan kesehatan sekarang justru dianjurkan dan dilegalkan.
"Masalah-masalah tadi tidak akan teratasi dengan baik jika hak seksual dan kesehatan reproduksi dari masyarakat, khususnya perempuan, diabaikan," ujar Prof Muhadjir.
Untuk menjawab tantangan tersebut, akan dilaksanakanlah konferensi regional Asia Pasifik bertema Kesehatan Reproduksi dan Seksual setiap dua tahun sekali. Acara yang berjudul The 6th Asia pacific Conference on Reproductive and Sexual Health and Rights ini merupakan yang ke-6 kali digelar dan mengangkat tema 'Claiming Sexual and Reproductive Rights in Asian and Pacific Societies' (Menyuarakan Hak-hak Seksual dan Reproduksi di Kalangan Masyarakat Asia-Pasifik).
Untuk konferensi ke-6 akan dilaksanakan pada tanggal 19-22 Oktober 2011 di Indonesia dan PSKK-UGM mendapatkan kehormatan menjadi pihak penyelenggara. Sebelumnya, acara serupa pernah digelar secara bergantian di negara Asia-Pasifik yakni di Manila, Filipina (2001), Bangkok, Thailand (2003), Selangor, Malaysia (2005), Hyderabad, India (2007), dan Beijing, China (2009).
Konferensi yang akan menghadirkan Menteri Kesehatan RI dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, sebagai keynote speaker ini akan dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat HR Agung Laksono. Konferensi akan dilaksanakan di gedung Grha Sabha Pramana UGM ini dan dihadiri peserta dari unsur pemerintah, LSM nasional dan internasional, praktisi kesehatan, pakar, lembaga donor, dan perwakilan kaum muda.
"Acara ini merupakan konferensi internasional yang diselenggarakan oleh masyarakat sipil. Ini merupakan forum yang tepat di mana seluruh masyarakat dari Asia Pasifik dapat bertemu dan saling berbagi informasi mengenai penanganan kesehatan reproduksi di negaranya masing-masing. Berbagai masukan yang diperoleh dari konferensi ini diharapkan dapat dilanjutkan sebagai rekomendasi kepada pemerintah di negara masing-masing untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama terhadap isu-isu kesehatan yang masih perlu dibenahi," jelas Prof Muhadjir.
Â
Youth Forum
The 6th Asia Pacific Conference on Reproductive and Sexual Health and Rights juga akan mengadakan pre-conferemce day, yakni Forum Remaja (Youth Forum) pada tanggal 19 Oktober 2011 di Gedung Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta.
Forum remaja ini didesain untuk menyediakan ruang yang lebih besar bagi remaja dari berbagai macam latar belakang dan identitas untuk mengadvokasi suara remaja terkait hak-hak kesehatan reproduksi dan seksualitas.
Rencananya, forum akan diawali dengan pidato pembukaan oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng dan diakhiri dengan malam kebudayaan yang akan menampilkan pertunjukan seni dari peserta yang berasal dari berbagai negara di Asia pasifik untuk menunjukkan keberagaman identitas budaya mereka.
"Youth Forum ini akan dihadiri oleh para remaja dari 19 negara di Asia Pasifik. Saat ini, sudah terdaftar 300-an peserta yang akan menghadiri acara ini, 30 orang di antaranya berasal dari Indonesia," ungkap Denty Piawai Nastitie, Koordinator Youth Forum kepada detikhealth di Gedung Masri Singarimbun, Bulaksumur, Yogyakarta (15/8/2011).
"Identitas remaja yang sangat beragam memerlukan pendekatan khusus dalam penanganannya. Seluruh pihak, baik pemerintah, LSM, lembaga donor, dan masyarakat umum harus bekerja sama dengan remaja untuk menyelesaikan masalah ini," pungkasnya.
(ir/ir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar