Your browser does not support iframes.
(Foto: thinkstock)Jakarta, Pasien kanker membutuhkan istirahat yang cukup termasuk tidur. Tapi para ahli justru menemukan bahwa salah satu masalah yang paling banyak dialami oleh pasien kanker adalah mengalami insomnia dan kelelahan.
Studi baru menemukan lebih dari setengah pasien kanker kemungkinan menderita gejala insomnia selama melakukan pengobatan. Bahkan pada beberapa kasus, masalah tidur ini bertahan hingga berbulan-bulan sesudah pengobatan selesai.
"Fakta mengenai gangguan tidur termasuk gejala insomnia adalah masalah yang sangat besar pada pasien kanker," ujar Carol Enderlin yang mempelajari pola tidur pasien kanker dari University of Arkansas for Medical Sciences di Little Rock, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/8/2011).
Kebanyakan dari pasien menganggap hal tersebut adalah normal, padahal pasien harus menyadari betapa pentingnya mendapatkan tidur yang cukup sebagai salah satu cara untuk meregenerasi dan juga menjaga sistem kekebalan tubuh.
Untuk itu Enderlin berharap para pasien kanker untuk melapor ke petugas kesehatan jika mengalami perubahan dalam pola tidurnya, hal ini harus ditangani sejak dini sebelum nantinya menjadi kondisi yang kronis.
Penelitian dari Laval University Cancer Research Center di Quebec, Kanada menemukan sekitar 59 persen pasien kanker melaporkan gejala insomnia, dan sekitar setengahnya masuk ke dalam kategori sindrom insomnia yang mana membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa tidur.
Dalam studi lain yang dilaporkan pada Journal of Clinical Oncology, Julienne Bower dari University of California, Los Angeles menemukan hampir dua pertiga dari pasien kanker payudara yang dirawat menderita kelelahan dan kualitas tidur yang buruk.
"Tetap aktif selama pengobatan kanker dan tetap mempertahankan pandangan positif bisa membantu mencegah beberapa gejala-gejala yang muncul akibat pengobatan," ujar Bower.
Tim peneliti kini tengah menguji efektivitas dari yoga sebagai pengobatan untuk kelelahan dan tai chi untuk membantu mengatasi insomnia. Selain itu terapi perilaku kognitif yang diketahui bisa membantu pasien insomnia dari populasi umum, diharapkan juga bisa membantu mengatasi masalah kelelahan dan insomnia pada pasien kanker.
"Ketika seseorang mengahadapi stres dan tantangan, maka mereka akan butuh usaha lebih banyak agar bisa mendapatkan tidur nyenyak. Karenanya hal ini menjadi suatu hal yang penting untuk pasien kanker," ujar Enderlin.
(ver/ir

(Foto: thinkstock)Jakarta, Pasien kanker membutuhkan istirahat yang cukup termasuk tidur. Tapi para ahli justru menemukan bahwa salah satu masalah yang paling banyak dialami oleh pasien kanker adalah mengalami insomnia dan kelelahan.
Studi baru menemukan lebih dari setengah pasien kanker kemungkinan menderita gejala insomnia selama melakukan pengobatan. Bahkan pada beberapa kasus, masalah tidur ini bertahan hingga berbulan-bulan sesudah pengobatan selesai.
"Fakta mengenai gangguan tidur termasuk gejala insomnia adalah masalah yang sangat besar pada pasien kanker," ujar Carol Enderlin yang mempelajari pola tidur pasien kanker dari University of Arkansas for Medical Sciences di Little Rock, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/8/2011).
Kebanyakan dari pasien menganggap hal tersebut adalah normal, padahal pasien harus menyadari betapa pentingnya mendapatkan tidur yang cukup sebagai salah satu cara untuk meregenerasi dan juga menjaga sistem kekebalan tubuh.
Untuk itu Enderlin berharap para pasien kanker untuk melapor ke petugas kesehatan jika mengalami perubahan dalam pola tidurnya, hal ini harus ditangani sejak dini sebelum nantinya menjadi kondisi yang kronis.
Penelitian dari Laval University Cancer Research Center di Quebec, Kanada menemukan sekitar 59 persen pasien kanker melaporkan gejala insomnia, dan sekitar setengahnya masuk ke dalam kategori sindrom insomnia yang mana membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa tidur.
Dalam studi lain yang dilaporkan pada Journal of Clinical Oncology, Julienne Bower dari University of California, Los Angeles menemukan hampir dua pertiga dari pasien kanker payudara yang dirawat menderita kelelahan dan kualitas tidur yang buruk.
"Tetap aktif selama pengobatan kanker dan tetap mempertahankan pandangan positif bisa membantu mencegah beberapa gejala-gejala yang muncul akibat pengobatan," ujar Bower.
Tim peneliti kini tengah menguji efektivitas dari yoga sebagai pengobatan untuk kelelahan dan tai chi untuk membantu mengatasi insomnia. Selain itu terapi perilaku kognitif yang diketahui bisa membantu pasien insomnia dari populasi umum, diharapkan juga bisa membantu mengatasi masalah kelelahan dan insomnia pada pasien kanker.
"Ketika seseorang mengahadapi stres dan tantangan, maka mereka akan butuh usaha lebih banyak agar bisa mendapatkan tidur nyenyak. Karenanya hal ini menjadi suatu hal yang penting untuk pasien kanker," ujar Enderlin.
(ver/ir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar