Kamis, 10 Maret 2011

Kisah Sukses Cangkok Hati Abdul Mukri dari Donor Hati Anaknya

Your browser does not support iframes.



Abdul Mukri & anaknya (detikHealth)Jakarta, Terinspirasi dari kisah sukses transplantasi (cangkok) hati Dahlan Iskan,-- yang kini menjabat Dirut PLN, seorang bapak bernama Abdul Mukri selalu berharap bisa melakukannya di Indonesia. Harapannya terkabul dan yang membuatnya makin semangat karena donor hati itu berasal dari anaknya.

Abdul Mukri tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi pasien transplantasi hati dewasa pertama yang operasinya dilakukan Indonesia. Kini setelah lebih dari dua bulan ia merasa tubuhnya jauh lebih sehat.

"Saya pernah membaca buku Dahlan Iskan dan berpikir kapan ya saya bisa ditransplantasi hati, tapi sekarang saya sudah melakukannya dan merasa jauh lebih sehat," ujar Abdul Mukri saat ditemui disela-sela acara RSCM Serahkan Pasien Transplantasi Hati Berhasil Pertama di Indonesia Kepada PT Telkom dan DISKES TNI AL di gedung A RSCM, Kamis (10/3/2011).

Pada September 2005 ia didiagnosis menderita hepatitis B akut setelah muncul gejala perut kembung, badan lemas, mata kuning dan muntah-muntah. Saat itu ia dirawat di rumah sakit selama 2 minggu, baru 3 hari berada dirumah ia sudah harus dirawat kembali di rumah sakit karena penyakitnya kambuh dan disertai dengan perut yang membesar.

Di tahun yang sama ia juga dirawat di RS Islam Cempaka Putih dan dokter yang merawatnya menuturkan bahwa ia mengalami sirosis tahap akhir dan satu-satunya cara untuk menyembuhkannya adalah melakukan transplantasi hati. Setelah itu ia sempat beberapa kali keluar masuk rumah sakit.

"Saya pernah mencoba pengobatan alternatif dan ramuan herbal seperti ramuan temulawak, lalu saya juga pantang makanan minyak seperti gorengan dan hanya mengonsumsi makanan rebus yang dibuat sendiri oleh istri saya," ujar laki-laki kelahiran 5 Oktober 1966.

Sampai akhirnya tahun 2010 ia mengetahui ada program untuk transplantasi hati di RSCM dan ia pun mengikutinya. Pada awalnya ia mengalami kesulitan mendapatkan donor karena sampel dari adik, adik ipar dan keponakan semuanya tidak cocok dengan dirinya.

"Ternyata anak pertama saya mengajukan diri untuk menjadi donor, tapi saya menolak karena merasa tidak tega. Saat itu ia baru lulus SMA dan baru beberapa bulan kuliah," ungkapnya.

Namun sang anak berusaha terus menerus dan merengek-rengek setiap hari sampai akhirnya sang ayah menyetujuinya. Anak perempuannya pula yang membantu menguatkan Abdul Mukri dalam menjalani operasi transplantasi hati.

"Saya sedih lihat ayah keluar masuk rumah sakit, jarang ada di rumah dan bahkan pernah lebaran di rumah sakit. Saya cari tahu gimana caranya agar ayah sehat dan ternyata ini jalan yang harus saya tempuh, jadi saya pasrah saja," ujar Nisa (18 tahun) anak pertama dari Abdul Mukri.

Abdul Mukri menuturkan dari sekian banyak orang yang mendaftar ternyata ia yang terpilih dan bersama dengan anaknya ia bertekad dan pasrah dengan segala hal yang akan terjadi.

Untuk periode pertama ia harus dikarantina di rumah sakit selama seminggu lalu pada tanggal 13 Desember 2010 ia menjalani operasi transplantasi hati. Setelah operasi ia harus berada di ruang ICU selama 21 hari lalu dipindahkan ke ruang isolasi selama 3 minggu. Operasinya sendiri berlangsung kira-kira 12 jam dan setelah operasi ada perawatan lanjutan.

"Tim dokter mengungapkan bahwa peluang keberhasilannya sebesar 90 persen, keyakinan itulah yang saya pegang kuat. Sekarang saya merasa hidup kembali," ungkap ayah dari 5 orang anak ini.

Setelah berada di rumah sakit hampir 2,5 bulan, ia merasa jauh lebih sehat, lebih segar serta merasa seperti anak muda dan sambil tertawa Mukri menuturkan hal ini karena ia mendapatkan hati dari anaknya yang masih berusia 18 tahun.

"Operasi transplantasi hati yang dilakukan pada Abdul Mukri merupakan transplatasi hati dewasa pertama di Indonesia yang berhasil," ujar dr Irsan Hasan, SpPD selaku ahli liver dan tergabung dalam tim dokter RSCM.

(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar