Senin, 28 Maret 2011

Daerah Luas Tapi Berpenduduk Sedikit Tetap Penting Ikut KB

Your browser does not support iframes.



foto: ThinkstockBatam, Banyak masyarakat di daerah dengan wilayah luas masih mempertanyakan mengapa tetap harus ber-KB padahal wilayahnya masih cukup besar untuk menampung seluruh penduduk.

"Program KB (Keluarga Berencana) memiliki dua aspek, yaitu pendekatan makro dan pendekatan mikro," tuturĂ‚  tutur DR Dr Sugiri Syarief, MPA, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam jumpa pers acara Pembukaan Konsultasi Bidang Pembangunan Kependudukan dan Program Keluarga Berencana di Hotel Harmoni One, Batam, Senin (28/3/2011).

DR Sugiri menjelaskan, aspek makro misalnya seperti kaitan antara program KB dengan pembangunan, pendidikan dan pelayanan kesehatan di daerah setempat.

"Tapi selain manfaat makro, KB ini punya manfaat mikro, yaitu untuk kesehatan ibu dan kesehatan anak. Nah itulah kita yang ditanamkan," jelas DR Sugiri.

Menurut DR Sugiri, bisa dibayangkan jika seorang ibu tidak ber-KB dan harus melahirkan setiap tahun, kesehatan reproduksinya ibu bisa menurun dan keselamatan jiwanya saat persalinan bisa terancam.

"Bila ibu punya anak 10, maka nyawanya terancam 10 kali saat melahirkan, tapi kalau cuma punya anak 2, maka hanya 2 kali," jelas DR Sugiri.

Selain kesehatan ibu, kesehatan anak juga menjadi masalah. Ketika satu keluarga memiliki anak banyak, maka kasih sayang dan perhatian orangtua pun akan terbagi menjadi banyak.

DR Sugiri juga menjelaskan bahwa laju pertumbuhan penduduk dihitung secara nasional. Jika semua orang berpikiran bahwa daerahnya masih kosong, maka bila dijumlahkan penduduk Indonesia bisa membludak.

DR Sugiri menyampaikan bahwa laju pertumbuhan penduduk berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)Ă‚  mencapai angka 1,49 persen. Jumlah ini kemudian akan dihitung secara demografi.

"Jumlah penduduk Indonesia akan doubel kalau dibagi laju pertumbuhan penduduk, yaitu 70 dibagi 1,49 persen. Jadi kurang lebih akan doubel sekitar 40-50 tahun ke depan," jelas Dr Sugiri.

Bila jumlah pertumbuhan penduduk tidak diturunkan, maka diprediksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2050-2060 mencapai 450 sampai 480 juta.

(mer/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar