Selasa, 22 Maret 2011

34 Persen Orang Kota Lebih Percaya Air Kemasan

Your browser does not support iframes.



foto: ThinkstockJakarta, Kualitas air di kota-kota besar dinilai kurang meyakinkan oleh sebagian warganya, akibat pencemaran limbah industri dan rumah tangga. Tak heran, 34,3 persen di antaranya lebih memilih air kemasan atau isi ulang sebagai sumber air minum.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan kebutuhan air di kalangan warga perkotaan cukup tinggi. Sekitar 40,6 persen di antaranya mengkonsumsi lebih dari 100 liter/orang dalam sehari baik untuk minum maupun keperluan yang lain.

"Data ini menunjukkan air sebagai sesuatu yang berharga untuk kehidupan yang layak namun dengan penggunaan yang tidak hemat," ungkap Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama dalam rilis yang diterima detikHealth, Selasa (22/3/2011).

Meski kebutuhannya tinggi, kualitas air di perkotaan dinilai kurang meyakinkan oleh sebagian warganya. Oleh karena itu, 34,3 persen warga perkotaan memilih air kemasan atau isi ulang sebagai sumber air minum. Sekitar 47,9 persen di antaranya dari kelompok berpendapatan tinggi.

Sementara itu untuk merespons kebutuhan air yang demikian tinggi, pemerintah melakukan berbagai program dan inovasi. Di antaranya yang sudah dilakukan adalah upaya penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat perdesaan dan pinggir perkotaan.

"Dalam 3 tahun terakhir (2008-2010) telah dibangun Sarana Air Minum di lebih dari 4.500 desa atau kelurahan dengan penerima manfaat lebih dari 6 juta jiwa," tambah Tjandra Yoga.

Upaya lain yang dilaukan pemerintah adalah program percepatan pembangunan sanitasi permukiman (PPSP). Ditargetkan dalam kurun waktu antara tahun 2010-2011 program ini bisa terlaksana di 330 ibukota kabupaten dan kotamadya di sejumlah wilayah Indonesia.

Untuk daerah pedesaan, peningkatan perilaku higienis dan peningkatan akses sanitasi dasar (jamban keluarga) dilakukan melalui kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Dalam tahun 2011 kegiatan ini telah dilaksanakan di 2.510 desa (dari target 5.500 desa) dan menjangkau 2,9 juta jiwa.

Dengan memanfaatkan momentum hari air sedunia yang jatuh tanggal 22 Maret 2011, Tjandra Yoga mengajak masyarakat perkotaan untuk menghemat dan mendaur ulang air yang digunakan. Hal ini sejalan dengan tema hari air sedunia tahun ini yakni Water for Cities, Responding to The Urban Challenge.

(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar