Rabu, 23 Maret 2011

Jangan Sepelekan Polip Jika Tak Ingin Kena Kanker Usus Besar

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, Selama ini banyak orang yang belum terlalu peduli dengan kanker kolorektal (kanker usus besar). Tapi bagi yang memiliki polip di usus sebaiknya waspada, karena 40-60 persen kasus kanker kolorektal berasal dari polip.

"Pernah memiliki polip (kutil) di saluran cerna maka ada kemungkinan dalam waktu 5-10 tahun bisa berubah menjadi kanker kolorektal, tapi hal ini bisa dicegah dengan melakukan deteksi dini," ujar dr Paulus Simadibrata, SpPD dalam acara jumpa pers Penanggulangan Kanker Kolorektal di Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC) Siloam Semanggi, Rabu (23/3/2011).

Kanker usus besar atau kolorektal adalah kanker yang tumbuh pada usus besar atau rektum. Kanker kolorektal merupakan jenis penyakit ganas yang paling dipengaruhi oleh lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat. Diketahui bahwa kanker kolorektal menjadi penyebab kematian kedua akibat kanker.

dr Paulus menuturkan untuk kasus kanker kolorektal biasanya dari polip yang berukuran lebih dari 1 cm, termasuk dalam jenis polip adenoma serta dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan (merokok atau terkena paparan bahan kimia).

"Sekitar 40-60 persen kasus kanker kolorektal ini berawal dari polip dan biasanya orang datang sudah dalam stadium lanjut," ujar dr Paulus.

Jika polip yang ada di saluran cerna kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan kebanyakan ditemukan secara tidak sengaja, tapi jika polipnya besar biasanya disertai dengan timbul rasa nyeri.

"Seseorang yang memiliki polip lebih dari 1 cm meskipun sudah diangkat, tetap harus melakukan evaluasi secara rutin seperti melakukan kolonoskopi setiap 2-3 tahun sekali," ujarnya.

Sedangkan untuk kanker kolorektal sendiri umumnya tidak memiliki gejala yang spesifik pada stadium dini sehingga seringkali diabaikan.

Gejala-gejala kanker kolorektal yang muncul jika sudah masuk stadium lanjut adalah:

  1. Perubahan pola buang air besar (BAB). Misalnya dari normal menjadi sulit BAB atau justru diare
  2. Rasa nyeri di perut kanan bawah jika terkena pada usus besar
  3. Mengalami pendarahan di feses.

"Tingkat kesembuhan kanker kolorektal stadium dini (belum menembus dinding usus) dalam waktu 5 tahun sebesar 90 persen, tapi jika sudah stadium lanjut (sudah menembus dinding usus dan mungkin sudah menyebar) tingkat kesembuhannya dalam waktu 5 tahun hanya sebesar 10 persen," ungkapnya.

Pilihan pengobatan yang bisa dilakukan untuk menangani kanker kolorektal tergantung pada stadium, posisi dan ukurannya serta penyebarannya. Bisa menggunakan pembedahan, radiasi, kemoterapi dan juga terapi fokus sasaran (targeted theraphy).

Hingga kini belum diketahui dengan pasti apa penyebab dari kanker kolorektal, tapi kemungkinan dipengaruhi oleh konsumsi rendah serat, banyak mengonsumsi makanan dengan kadar lemak tinggi serta pengaruh lingkungan.

Untuk mendeteksi dini kanker kolorektal bisa dengan melakukan pemeriksaan darah samar tinja, jika hasilnya positif maka dilanjutkan dengan melakukan kolonoskopi untuk mengetahui apakah ada polip atau kanker.

Namun umumnya masyarakat masih enggan melakukan skrining karena merasa tidak nyaman, malu, takut, mengganggap bahwa skrining tersebut berbahaya dan harganya mahal. Padahal pemeriksaan ini tidak semenakutkan dan semahal yang dibayangkan.

dr Paulus menyarankan bagi seseorang yang pernah memiliki polip di saluran cernanya atau ada risiko kanker dalam keluarga 1 derajatnya (orangtua, anak dan saudara kandung) agar melakukan uji skrining untuk mengetahui ada polip atau kanker.

"Dengan melakukan uji skrining maka bisa menurunkan angka kesakitan dan angka mortalitas sebesar 30-40 persen," ujarnya.

(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar