Selasa, 22 Maret 2011

Alasan MER-C Membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Your browser does not support iframes.



foto: ThinkstockJakarta, Banyak cibiran dialamatkan kepada MER-C terkait rencananya membangun rumah sakit di Gaza, Palestina. Meski menyadari Indonesia sendiri masih kekurangan rumah sakit, MER-C punya alasan untuk tetap menjalankan misi kemanusiaan tersebut.

"Kami menyalurkan bantuan sesuai amanah yang diberikan. Dana untuk proyek ini adalah bantuan rakyat Indonesia untuk korban perang di Gaza," ungkap Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committe (MER-C), dr Jose Rizal Jurnalis, SpOT saat dihubungi detikHealth, Selasa (22/3/2011).

dr Jose membantah jika dikatakan MER-C tidak mengutamakan pembangunan rumah sakit di Indonesia. Tapi menurutnya, karena amanah yang diberikan pendonor memang menyebutkan daerah mana yang akan dibangun rumah sakit tersebut.

Sementara untuk membantu daerah lain di wilayah Indonesia, MER-C punya dana sendiri yang memang dibedakan dari bantuan untuk Gaza. dr Jose yang juga seorang dokter spesialis bedah tulang itu mengatakan MER-C sudah membangun sejumlah pusat layanan kesehatan di Indonesia.

Di antaranya berupa klinik rawat inap di Panga Aceh Jaya, untuk membantu korban tsunami beberapa tahun silam. MER-C juga membangun layanan serupa di daerah Piyungan, salah satu wilayah terparah saat gempa melanda Daerah Istimewa Yogyakarta serta di wilayah Galela, Halmahera Utara.

Sementara di Gaza, Jose Rizal menilai dari sisi kemanusiaan wilayah tersebut sangat membutuhkan keberadaan rumah sakit yang memadai. Ketika negara lain tidak ada yang berani menetap, 7 relawan Indonesia yang tergabung dalam MER-C hingga kini sudah tinggal selama 8 bulan untuk mengawal proyek rumah sakit yang akan ditujukan sebagai trauma center dan pusat rehabilitasi ini.

Sebagai wilayah yang rawan konflik karena berbatasan langsung dengan Israel, Gaza Utara yang berada di wilayah Palestina ini sangat membutuhkan rumah sakit yang memadai. Saat ini hanya tersedia 1 rumah sakit yakni RS Asy Syifa, yang tidak pernah mampu menampung seluruh korban jika sedang terjadi peperangan.

Meski lokasi dan perizinan sudah beres, proyek yang digagas MER-C saat ini masih terkendala kekurangan dana. Bantuan yang semula dijanjikan oleh pemerintah Indonesia dialihkan untuk membangun Indonesian Cardiac Center hasil kerjasama dengan Islamic Development Bank (IDB) yang berlokasi di RS Shifa, Gaza City.

Demi alasan kemanusiaan memang harusnya tidak ada keraguan untuk menolong sesama. Meski Indonesia bukan negara kaya bukan berarti menutup mata tidak menolong negara lain yang sedang menderita.

(up/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar