Selasa, 01 Maret 2011

Kematian Penyakit Tidak Menular Lebih Tinggi dari Penyakit Menular

Your browser does not support iframes.



(Foto: thinkstock)Jakarta, Selama ini sebagian fokus pemberantasan lebih mengarah pada penyakit menular. Tapi ternyata saat ini penyakit tidak menular lebih banyak menyebabkan kematian dibandingkan dengan penyakit menular.

"Kalau dulu jarak antara penyakit menular dengan penyakit tidak menular jauh, tapi sekarang jumlah penyakit tidak menular terus meningkat dan penyebab kematian lebih banyak akibat penyakit tidak menular," ujar Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DrPH disela-sela acara pembukaan Regional Meeting on Health and Development Challenge of Noncommunicable Disease di Hotel Gran Melia Jakarta, Selasa (1/3/2011).

Menkes menuturkan penyakit tidak menular yang utama adalah penyakit jantung termasuk kardiovaskuler, paru-paru terutama yang kronis, stroke dan kanker. Dan angka penyakit tidak menular di Indonesia terus meningkat, pada tahun 1995 kematian akibat penyakit tidak menular sebesar 41,7 persen dan tahun 2007 meningkat menjadi 59,5 persen.

Angka prevalensi untuk penyakit menular lainnya juga terbilang tinggi seperti hipertensi, penyakit tulang dan otot (muskuloskeletal), kecelakaan lalu lintas, tindakan kekerasan di rumah tangga, osteoporosis dan juga osteoarthritis.

"Ada beberapa faktor risiko bersama yang bisa memicu seperti kurangnya olahraga, merokok, minum alkohol, diet tidak seimbang, stres dan emosional disorder," ungkap Menkes.

Saat ini cakupan untuk penyakit tidak menular sudah mencapai 60 persen provinsi. Hal ini karena pada daerah-daerah tertentu masih tinggi angka penyakit menularnya, tapi tetap diperlukan beberapa upaya pencegahan agar tidak terlambat.

"Saya minta dibuat leaflet-leaflet sederhana, mengurangi asupan garam, gula dan juga gorengan," imbuhnya.

Menkes menegaskan salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah mengembangkan program intervensi berbasis masyarakat yaitu Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) dengan kegiatan melakukan skrining terhadap faktor risiko penyakit tidak menular dan juga penyuluhan terhadap pencegahannya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menuturkan dari seluruh kematian akibat penyakit menular, sekitar 22 persen terjadi di Asia Tenggara.

Faktor risiko utamanya adalah:

  1. Sekitar 8-26 persen orang dewasa tidak melakukan kegiatan fisik sesuai anjuran global
  2. Di Asia Tenggara diperkirakan ada 250 juta perokok
  3. Sekitar 80 persen penduduk tidak mendapatkan asupan sayur dan buah yang cukup
  4. Adanya obesitas pada anak dan remaja

"Penyakit tidak menular ini bisa dicegah dengan melakukan beberapa perubahan dan pola hidup," ujar Dr Samlee Plianbangchang, Direktur Regional WHO untuk Kawasan Asia Tenggara.

Sebagian besar penyakit tidak menular bisa dicegah, ditunda kedatangannya atau dihilangkan dengan mengendalikan faktor risiko serta melakukan deteksi dini, pola makan yang baik, olahraga dan juga melakukan perawatan.

Dr Samlee menuturkan penyakit tidak menular ini sangat terkait dengan peningkatan perawatan kesehatan, penurunan produktivitas serta kesulitan ekonomi bagi penderita dan keluarga.

"Sakitnya satu anggota keluarga bisa menyeret anggota keluarga lainnya ke jurang kemiskinan. Karenanya banyak negara akan mengalami kesulitan mengalokasikan dana untuk penyakit tidak menular jika mereka tidak mengubah prioritas upaya dan pendanaannya," ungkap Dr Samlee.

Pertemuan WHO

Pertemuan Regional Meeting on Health and Development Challenge of Noncommunicable Disease ini diikuti oleh 11 negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara yaitu Bangladesh, Bhutan, Korea Utara, India, Indonesia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand dan Timor Leste.

Pertemuan tahunan ini memiliki 4 prioritas utama yaitu:

  1. Berbagi (sharing) informasi dari tiap negara mengenai penyakit tidak menular
  2. Melihat dampak dari penyakit tidak menular terhadap aspek ekonomi dan sosial
  3. Mengidentifikasi apa saja masalah regional
  4. Membuat rekomendasi bersama yang nantinya akan dibahas di New York

Rekomendasi bersama ini nantinya akan dibahas dalam pertemuan High Level UN General Assembly Meeting on NCD yang akan dilaksanakan pada September 2011 di New York.

(ver/ir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar