Your browser does not support iframes.
foto: ThinkstockJakarta, Kontrasepsi darurat atau yang populer dengan sebutan morning after pill (MAP) hanya digunakan pada kondisi darurat yakni setelah berhubungan seks. Namun berdasarkan penelitian terbaru, MAP diduga aman untuk pemakaian rutin seperti pil KB.
Di beberapa negara maju termasuk Amerika Serikat, penggunaan kontrasepsi darurat untuk mencegah terjadinya kehamilan sama populernya dengan kondom. Dibandingkan pil KB, kontrasepsi darurat lebih disukai karena tidak harus dikonsumsi secara rutin meski sama-sama berisi hormon levonogestrel.
Fungsi hormon levonogestrel dalam kontrasepsi darurat adalah mencegah kehamilan dengan menghalangi proses ovulasi atau pelepasan sel telur. Umumnya dipakai oleh pasangan yang hanya sesekali saja berhubungan seks, sehingga tidak butuh efek perlindungan jangka panjang.
Agar tidak hamil, pil ini cukup diminum sekali setelah berhubungan seks tanpa pengaman. Efektivitasnya tentu tak sebaik pil KB yang harus dikonsumsi rutin setiap hari, sebab menurut penelitian tingkat kegagalan kontrasepsi darurat masih mencapai 5 persen.
Selain itu, penggunaan kontrasepsi darurat diketahui dapat memicu efek samping berupa perdarahan yang tidak teratur. Menurut beberapa penelitian yang pernah dipublikasikan, efek samping semacam ini dialami oleh sekitar 20-90 wanita yang pernah menggunakanya.
Namun penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Obstetrics and Gynecology, sebagian besar wanita menganggap efek samping tersebut masih bisa diterima. Dikutip dari Reuters, Selasa (8/3/2011), beberapa wanita di Afrika dan Asia menggunakanya secara rutin dan tidak menyebabkan efek samping yang lebih serius.
Sayangnya penelitian ini tidak mengungkap seberapa banyak wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi darurat secara rutin, jika memang ada pil KB yang lebih manjur dan aman. Terlebih dalam laporannya, para peneliti masih menyarankan adanya penelitian lebih lanjut tentang hal ini.
(up/ir
foto: ThinkstockJakarta, Kontrasepsi darurat atau yang populer dengan sebutan morning after pill (MAP) hanya digunakan pada kondisi darurat yakni setelah berhubungan seks. Namun berdasarkan penelitian terbaru, MAP diduga aman untuk pemakaian rutin seperti pil KB.
Di beberapa negara maju termasuk Amerika Serikat, penggunaan kontrasepsi darurat untuk mencegah terjadinya kehamilan sama populernya dengan kondom. Dibandingkan pil KB, kontrasepsi darurat lebih disukai karena tidak harus dikonsumsi secara rutin meski sama-sama berisi hormon levonogestrel.
Fungsi hormon levonogestrel dalam kontrasepsi darurat adalah mencegah kehamilan dengan menghalangi proses ovulasi atau pelepasan sel telur. Umumnya dipakai oleh pasangan yang hanya sesekali saja berhubungan seks, sehingga tidak butuh efek perlindungan jangka panjang.
Agar tidak hamil, pil ini cukup diminum sekali setelah berhubungan seks tanpa pengaman. Efektivitasnya tentu tak sebaik pil KB yang harus dikonsumsi rutin setiap hari, sebab menurut penelitian tingkat kegagalan kontrasepsi darurat masih mencapai 5 persen.
Selain itu, penggunaan kontrasepsi darurat diketahui dapat memicu efek samping berupa perdarahan yang tidak teratur. Menurut beberapa penelitian yang pernah dipublikasikan, efek samping semacam ini dialami oleh sekitar 20-90 wanita yang pernah menggunakanya.
Namun penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Obstetrics and Gynecology, sebagian besar wanita menganggap efek samping tersebut masih bisa diterima. Dikutip dari Reuters, Selasa (8/3/2011), beberapa wanita di Afrika dan Asia menggunakanya secara rutin dan tidak menyebabkan efek samping yang lebih serius.
Sayangnya penelitian ini tidak mengungkap seberapa banyak wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi darurat secara rutin, jika memang ada pil KB yang lebih manjur dan aman. Terlebih dalam laporannya, para peneliti masih menyarankan adanya penelitian lebih lanjut tentang hal ini.
(up/ir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar